Stasiun-Stasiun Utama Tokyo….Sendi Pariwisata Nijūsanku

Dua hari berada di Tokyo membawaku mengalami sendiri hiruk pikuk kota itu. Sedikit moral yang Saya dapatkan sebagai hasil interaksi dengan beberapa warga kota. Seakan Saya telah membuktikan cerita-cerita baik tentang sifat orang Jepang yang selama ini hanya Saya dengar dan baca dari media.

Bagaimana Saya tidak mengamini sifat baik mereka ketika tiba-tiba Bapak setengah baya berlari menghampiriku di sekitaran stasiun Nakano hanya untuk menyerahkan dompetku yang tak terasa jatuh. Juga sifat mereka dalam menghargai setiap detik waktu seolah menjadi jiwa dalam keteraturan sistem jaringan kereta mereka yang sesungguhnya sangat masif dan rumit tapi terlihat mudah seolah tinggal menjetikkan dua jari tangan.

Langkahku mengunjungi beberapa obyek pariwisata Nijusanku (sebutan lain Tokyo) lantas mengantarkanku memasuki beberapa stasiun-stasiun utama di Tokyo yang menjadi akses pariwisata mereka.

Saya pun ingin menghadirkannya sekilas kepada Kalian yang belum sempat kesana untuk menjadi gambaran pertama sebelum Kalian melihatnya sendiri suatu saat.

1. Stasiun Tokyo

IMG_20161229_125316

Momen ketika pertama kali menginjakkan kaki di Tokyo

Stasiun termegah di saentaro Tokyo yang pernah Saya lihat. Main Hub nya si cepat “Shinkansen”. Menjadi sangat strategis juga karena menjadi titik perlintasan Tokyo Metro (kereta regular bawah tanah) dan Local JR-East Line (kereta reguler diatas tanah).

Selain kereta, Stasiun Tokyo juga terkoneksi dengan jaringan bus dalam dan antar kota.

Konektivitas Stasiun Tokyo

Kiri : Konektivitas Shinkansen di stasiun Tokyo

Kanan Atas : Shinkansen Track Gate

Kanan Bawah : Kantor JR Expressway Bus

2. Stasiun Shibuya

Shibuya Station2

Kiri: Halaman depan Stasiun Shibuya

Kanan Atas : Salah satu gate di Stasiun Shibuya

Kanan Bawah: Yamanote Line track di Stasiun Shibuya

Terletak 9 km di barat daya Stasiun Tokyo. Adalah salah satu stasiun komuter tersibuk di Tokyo. Menjadi sangat vital karena mobilisasi ke dan dari kota-kota di sekitar Tokyo sangat tergantung dari keberadaan stasiun ini.

Shibuya Tourism

Kiri : Patung Hachiko

Kanan: Salah satu sisi Shibuya Crossing

Shibuya sendiri menghadirkan beberapa spot wisata gratis diantaranya Patung Hachiko -anjing yang setia menunggu tuannya hingga mati didepan stasiun- dan tentu Shibuya Crossing yang menjadi penyeberangan tersibuk di dunia yang konon mampu menyeberangkan 50.000 pejalan kaki selama 30 menit.

3. Stasiun Ueno

Ueno Station2

Kiri : Halaman depan stasiun Ueno

Kanan Atas : Salah satu gate di Stasiun Ueno

Kanan Bawah : Yamanote Line Track di Stasiun Ueno

Terletak 6 Km di Utara Stasiun Tokyo, stasiun ini pada masa keemasannya adalah stasiun utama untuk kereta jarak jauh Jepang.

Ueno Tourism

Kalian harus mendatangi Ameyoko Market jika singgah di Stasiun Ueno. Pasar serba ada dengan harga murah dan serba discount. Buat kaum traveler, kalau makan murah datanglah ke tempat ini. Bahkan para traveler Syarí, Kalian akan menemukan makanan halal disini. Saya sendiri melihat banyak penjual kebab halal. Kesan pertama memasuki pasar ini adalah bau ikan…..ya memang ada yang jualan seafood segar beserta bumbu untuk memasaknya di pasar ini.

4. Stasiun Akihabara

IMG_20161229_175716

Foto sesaat setelah turun dari kereta

Terletak 3 Km di utara Stasiun Tokyo, Stasiun ini terletak di pusat di daerah perbelanjaan barang-barang elektronik Akihabara.

Akibahara Tourism

Suasana malam di sekitar pertokoan elektronik Akihabara

Akihabara ibarat surga bagi para penggila barang-barang elektronik. Karena di  sepanjang area ini menyediakan merek-merek terkenal dengan harga murah berikut promo dan discountnya yang fantastis.

5. Stasiun Harajuku

Harajuku Station

Suasana di depan dan di peron Stasiun Harajuku

Terletak 12 Km di sebelah barat Stasiun Tokyo. Harajuku adalah nama wilayah di timur stasiun ini. Harajuku menjadi stasiun tersibuk keenam di seluruh Tokyo.

Harajuku Station Tourism

Kiri : Takeshita Street

Kanan : Kuil Meiji-Jingu

Stasiun Harajuku adalah akses menuju spot wisata Takeshita Street yaitu jalan sepanjang 350 meter yang menjadi cermin muda-mudi Jepang dengan berbagai pakaian unik dan menarik. Sepanjang jalanan ini juga memanjakan wisatawan dengan toko-toko kuliner dan fashion.

Sementara itu 700 m di utara stasiun ini, Kalian bissa mengunjungi Kuil Meiji-Jingu. Kuil megah untuk mengabadikan Kaisar Meiji. Suasana hijau dan segar kuil ini tercermin dari lingkungan sekitar kuil yang berupa hutan yang sangat bersih dan terawat.

So.….tunggu apa lagi guys….Visit Japan.

 

Tokunai Pass….Senjata Utama para Traveler di Tokyo, Jepang

Berhasil berpindah dari Narita International Airport ke pusat kota Tokyo menggunakan moda transportasi termurah yaitu Keisei Expressway Bus seharga 1.000 Yen (Rp. 130.000) jangan membuat hati senang dahulu. Karena masalah selanjutnya muncul yaitu “Bagaimana menjelajahi kota dengan hemat?”

Jawabannya mudah. Saya harus segera mendapatkan Tokunai Pass (Tokyo Metropolitan District Pass).

Setelah turun dari Airport Bus, Saya bergegas masuk ke dalam Stasiun Tokyo untuk mendapatkan kartu pass itu. Tentu Saya harus menuju Mesin Tiket Otomatis. Pertama kali bingung mencari menu Tokunai Pass di mesin itu. Setelah segala tombol dipencet ternyata menu Tokunai Pass berada pada directory “Discount Card”. Gampang kok menggunakan mesin ini karena ada pilihan bahasa yang bisa digunakan (tentu Bahasa Inggris yang Saya gunakan).

Ticketing Tokyo n Shibuya Gate

Kiri: Mesin tiket otomatis di Stasiun Tokyo tempat Saya membeli Tokunai Pass

Kanan: Gate di Stasiun Shibuya dimana Tokunai Pass bisa digunakan sebagai akses masuk ke peron kereta.

Tokunai Pass berharga 750 Yen (Rp. 97.500) dan bisa digunakan hingga pukul 24:00.  Jadi untuk memaksimalkan keuntungan penggunaan Tokunai Pass, usahakan Kamu membelinya dari pagi hari dan menggunakannya seharian untuk keliling Tokyo.  Saya sendiri baru membelinya pada pukul 13:00 dan menggunakannya hingga pukul 21:00.

Tokunai Pass

Kiri: Tokunai Pass

Kanan: Struk pembelian Tokunai Pass.

Lalu seberapa hemat ketika Saya menggunakan Tokunai Pass ini. Begini perhitungannya:

Apabila Saya menggunakan tiket ketengan ke beberapa tempat yang Saya tuju berikut:

  1. Menuju Yadoya Guesthouse di Nakano. Tiket kereta Stasiun Tokyo – Stasiun Nakano sebesar 220 Yen
  2. Menuju patung Hachiko dan perempatan Shibuya. Dari Yadoya Guesthouse di Stasiun Nakano menuju Stasiun Shibuya 200 Yen
  3. Menuju Ameyoko Market. Dari Stasiun Shibuya ke Stasiun Ueno 190 Yen
  4. Menuju pasar elektronik. Dari Stasiun Ueno ke Stasiun Akihabara 160 Yen
  5. Menuju Harajuku Street. Dari Stasiun Akihabara ke Stasiun Harajuku 170 Yen
  6. Pulang ke Guesthouse. Dari Stasiun Harajuku ke Stasiun Nakano 220 Yen

Total Keseluruhan 1160 Yen (Rp. 150.800)

Karena Menggunakan Tokunai Pass seharga 750 Yen jadi Saya sudah berhemat 410 Yen (Rp. 53.300).

Itu baru perjalanan selama 8 jam, coba kalau Saya tiba di Tokyo lebih pagi pasti akan bisa mengunjungi banyak tempat dan bisa berhemat lebih banyak lagi.

Selama menggunakan Tokunai Pass, Saya hanya menggunakan dua jalur JR Line yaitu Yamanote Line (merupkan circle linenya Tokyo) yang merupakan jalur tersibuk di pusat kota Tokyo dan Chuo Line yang menghubungkan Tokyo di pusat kota dan Otsuki 90 km di sebelah barat Tokyo.

Tokunai Pass bisa di beli di mesin tiket otomatis di seluruh stasiun JR Line. Dan Pass ini bisa digunakan untuk seluruh jaringan kereta JR Line lokal (dalam kota Tokyo) yang relnya terletak di atas permukaan tanah layaknya komuter Jabodetabek.

Selamat mencoba menggunakan Tokunai Pass kalau Kamu sudah tiba di Tokyo, guys…..

 

 

 

 

 

 

Makanan Murah untuk Backpacker di Jepang.

Jepang memang sudah saya setting menjadi destinasi puncak di kawasan Asia Timur, setelah setahun sebelumnya berhasil menapakkan kaki di Hong Kong, Macao dan Shenzen.

Buat seorang backpacker yang concern dengan budget seperti saya, Jepang menjadi tempat mahal yang perlu banyak disiasati walau hanya sekedar 4 hari menjelajahi daya magis Jepang yang membuat para traveler terkesima akan negeri itu.

Masalah hotel sudah tersiasati dengan menginap gratis semalam di Kansai International Airport dan mendapatkan dormitory murah di Yadoya Guesthouse (di daerah Nakano) dan Kaga Hotel (di kota Osaka).

Masalah transportasi juga tersiasati dengan kartu ajaib Tokunai Pass di Tokyo dan One Day Pass di Osaka.

Nah, kali ini saya akan membahas bagaimana mensiasti cara makan di Jepang yang pernah saya lakukan untuk menghemat budget. Saya sengaja melakukan ini karena harus banyak berhemat dan banyak menabung demi niat mengunjungi berbagai belahan dunia dalam jangka Panjang misi backpacker saya.

Menu Makan Siang

Ketika tiba di Narita International Airport pukul 11:15 maka lunch adalah sesuatu yang tidak bisa ditunda lagi. Sudah tidak memungkinkan menunggu lunch hingga ke tengah kota Tokyo. Setelah keliling Arrival Hall Narita, melihat beragam harga yang begitu mahal di food court setempat, akhirnya Saya mendorong langkah kaki untuk masuk ke Lawson. Memang banyak beberapa pilihan murah onigiri, tetapi satu buah onigiri tentu tidak mampu membendung porsi wajar makan siangku. Akhirnya inilah pilihan terbaik yang Saya ambil untuk menu siang kala itu:

Lunch at Narita

Dua onigiri beserta menu pendamping seharga 248 Yen atau sekitar Rp 32.240 cukup membuat kenyang perut siang itu.

Menu Makan Malam

Cara berfikir saya sederhana ketika sedang backpackeran. Saya akan makan tepat waktu untuk menghindari sakit selama perjalanan. Dan dimanapun saat itu berada dan ketika waktu makan tiba maka Saya akan berusaha mencari makan terhemat disekitar tempat itu. Tidak perlu kembali lagi ke tempat tertentu untuk menyantap sebuah makanan….keburu lapar…hahaha

Makan malam ini terjadi ketika Saya sedang menikmati keriuhan Ameyoko (Ameya Yokocho) Market di dekat stasiun Ueno. Ketika lapar sudah tak tebendung akhirnya Saya mulai menyisir menu di sekitar pasar ini. Banyak orang Turki yang membuka kedai kebab di daerah ini, tetapi sepertinya kurang nendang kalau hanya sekedar makan kebab.

Dinner di suhu 4 derajat Celcius akan lebih enak jika makan mie berkuah panas seperti ini:

Dinner at Yokoco

Cukup merogoh kocek 398 Yen atau sekitar Rp. 51.740 dapat bonus air es seteko yang akhirnya Saya habiskan….bisa membuat tidur malam itu begitu nyenyak…hahaha

Menu Sarapan

Sarapan ini Saya beli di sekitar Yadoya Guesthouse di Nakano, tempat dimana Saya menginap selama di Tokyo. Berjalan di sekitar restoran rumahan Tokyo yang menawarkan menu relatif mahal buat kantongku. Akhirnya Saya menemukan Family Mart di dalam perkampungan. 10 slice onigiri inilah yang menjadi menu pagi itu

Breakfast Nakano

Cukup membayar 298 Yen atau sekitar Rp. 38.740. Cukup buat modal keliling Tokyo di hari kedua selama 6 jam kedepan.

Menu di Amerikamura, Osaka

Sehari setelahnya, menginjakkan kaki siang itu di Amerikamura mengharuskan Saya membeli makan siang sebelum meninggalkan kawasan itu untuk menuju Namba Parks.

Begitu susah mencari makan murah disini, tetapi akhirnya Saya mengambil jalan tengah untuk mengambil menu di rumah makan rumahan warga Jepang yang menjual menu makanan khas Thailand.

Inilah pilihan saya :

Lunch Amerikamura

Sedikit mahal karena harus mengeluarkan 680 Yen atau sekitar Rp. 88.400. Karena tidak ada pilihan murah yang lain. Tapi ini porsinya sangat banyak untuk ukuran orang Indonesia…..Saya sampai tidak bisa bernafas karena kekenyangan.

Nah buat kalian yang mempunyai budget minim tidak perlu khawatir mengunjungi negeri matahari terbit ini. Selalu ada solusi asalkan jeli melihat kondisi di tempat tujuan.

Mari Kunjungi Jepang, teman……

Bus dari Narita International Airport ke Pusat KotaTokyo – Jepang

29 Desember 2016 pukul 11:15, Vanilla Air mendarat mulus di Narita International Airport terminal 3.

Pertama kali mengunjungi Jepang membuat petugas imigrasi meluangkan banyak waktu untuk menanyakan itinerary selama berada di Tokyo dan Osaka. Kelengkapan itinerary memudahkanku melewati konter imigrasi.

Petugas di bandara Narita memang sangat santun memeriksa tamu untuk negerinya. Untuk melakukan pemeriksaan fisik saja mereka meminta izin dengan menjelaskan sesuai prosedur yang terpampang dengan rapi pada file yang dia tunjukkan ke saya.

Satu yang saya ingat setelah pemeriksaan fisik itu ada senyuman hangat petugas sambil berujar : “Are you sure Sir? entering Tokyo just use t-shirt like it?“….Saya berusaha ramah membalas: “No Sir, I will use my jacket after get out from airport“.

Setelah menyantap onigiri sebagai menu lunch siang itu, saya segera beranjak untuk menuju area konter transportasi. Berusaha memahami dengan cepat segala informasi yang ada di area tersebut.

Yang jelas, saya tentu tidak akan menggunakan Narita Sky Access untuk menuju pusat kota Tokyo. Konon hanya butuh 36 menit menuju pusat kota yang berjarak 75km menggunakan kereta ini tetapi tentu butuh kocek lebih….sekitar 1.400 yen untuk dewasa dan 700 yen untuk anak-anak….bye bye Narita Sky Access.

Berfikir dua kali juga jika akan menggunakan Narita Express. Butuh 3.020 yen menggunakan kereta jenis ini menuju Tokyo dalam 1 jam durasi.

Dan walaupun Keisei Main Line, lebih murah dari 2 kereta jenis lain. Sebetulnya hanya perlu merogoh kocek 1.190 yen menuju Tokyo. Kereta ini mirip dengan kereta komuter Jabodetabek. Tetap saja saya memilih moda transportasi terhemat yaitu bus.

perbandingan harga

Harga Narita Sky Access Line Vs Keisei Main Line

A. Bus dari Bandara Narita menuju Pusat Kota Tokyo.

Pilihan terhemat tentu menggunakan bus. Tiketnya berharga 1.000 yen. Hanya perlu menuju konter penjualan tiket bus di bandara Narita kemudian petugas akan memberikan tiket ini:

Tiket

Setelah mendapatkan tiket, Saya segera menuju ke titik pengambilan penumpang. Cukup mudah untuk menemukannya karena petunjuk di bandara Narita sangat informatif.

Bus akan sampai ke pusat kota Tokyo dalam waktu 1 jam dan sebagian besar melewati ruas jalan tol.

Berikut beberapa view selama perjalanan menuju pusat kota Tokyo:

View at expressway

Penumpang akan di turunkan di pemberhentian bus dekat dengan stasiun Tokyo:

Stasiun Tokyo Dropping Point

Kiri: Dropping point

Kanan: Halaman depan stasiun Tokyo

Untuk melanjutkan tujuan menuju ke hostel atau tempat wisata lainnya dari Stasiun Tokyo, saya menggunakan Tokunai Pass yang sebagian besar menggunakan jaringan kereta yang berjalan diatas tanah. Jadi saya tidak pernah menggunakan jaringan kereta bawah tanah selama di Tokyo.

B. Bus dari Pusat Kota Tokyo menuju Bandara Narita.

Nah ketika akan melakukan perjalanan sebaliknya dari pusat kota Tokyo menuju Bandara Narita, bus juga akan berangkat dari Stasiun Tokyo tetapi berbeda dengan tempat dropping ketika saya memasuki kota Tokyo dari Bandara Narita.

Lokasi pengambilan penumpang expressway bus ini bisa ditemukan dari petunjuk yang terpampang jelas di dalam stasiun Tokyo

Bus Gate Stasiun Tokyo

Yaesu Central Side Gate di Stasiun Tokyo

Keluar dari Stasiun Tokyo di Yaesu Central Side Gate lalu berbelok ke kanan maka saya menemukan kantor beserta shelter Expressway Bus:

JR Expressway

Kiri: Kantor expressway bus 

Kanan: Expressway Bus tujuan bandara Narita

dari sinilah bus akan bertolak menuju Bandara Narita.

Okay guys…selamat mencoba.