Menemui Sepi di Takeshita Street

<—-Kisah Sebelumnya

Takeshita Exit Stasiun Harajuku.

Aku beringsut-ingsut meninggalkan Kanda River, memotong sebuah tikungan Chuo-dori Avenue, dan berbelok ke kanan melintasi Maidreamin, melintas cepat di jalanan selebar enam meter untuk segera tiba di Electronic Town South Exit milik Stasiun Akihabara.

Sampai jumpa lagi Akiba….

Sejenak aku menarik nafas panjang di dalam bangunan stasiun, membiarkan telapak tangan dan mukaku sedikit menghangat. Aku membiarkan arus penumpang yang terus mengalir di depanku, menepi pada sebuah dinding.

Sepuluh menit sudah aku bersembunyi di dalam stasiun dan tubuhku mulai menghangat. Waktu sudah menunjukkan pukul 18:30. Aku bergegas menuju platform dan bersiap mengikuti kereta Yamanote Line melingkari Tokyo. Circle line ini akan menuju selatan sejauh sebelas kilometer, memasuki Distrik Shinagawa, tapi hanya melintasnya, untuk kemudian menekuk ke barat laut sejauh tujuh kilometer dan hinggap di Distrik Shibuya.

Ada Kuil Meiji Jingu dan Yoyogi Park di daerah itu. Tetapi tidak, ini sudah malam, aku akan mengunjungi salah satu venuenya esok hari. Kini aku menuju Takeshita Street, yaitu gang sepanjang tiga ratus lima puluh meter yang menjadi cermin muda-mudi Jepang dengan berbagai pakaian unik dan menarik. Sepanjang jalanan ini juga memanjakan wisatawan dengan spot-spot kuliner dan gerai-gerai fashion.

Tiga puluh lima menit semenjak aku meninggalkan Stasiun Akihabara, kini aku berdiri di Takeshita Exit milik Stasiun Harajuku. Dan tepat di seberang jalan adalah gerbang dengan nameboard bertajuk Takeshita Street dengan Jam LCD besar dibawahnya.

Sudah mulai sepi”, aku membatin. Aku bahkan telah telah terlambat satu jam semenjak Takeshita Street mulai menutup diri. Tapi tak mengapa….Lebih baik aku segera memasuki sisa keramaian dan menikmati apa yang tersisa di dalam gang selebar lima meter itu.

Gerai Santa Monica Crepes.
Hayuu….Siapa mau makan crepes yang terkenal ituh?
Gerbang timur Takeshita Street.

Aku melintas gerai besar Mc Donald’s yang pengunjung di dalamnya sudah mulai meninggalkan meja dan beranjak keluar. Aku terus melawan arus para pengunjung yang sudah beranjak meninggalkan Takeshita Street. Hanya ada sedikit keramaian yang kutemukan di gerai Santa Monica Crepes. Beberapa turis dan warga lokal tampak masih mengantri untuk mendapatkan kuliner paling terkenal di sepanjang Takeshita Street itu. Pengen tahu harga Crepes di sana? Terlihat dari sample Crepes yang dipajang, harganya berkisar antara 400-670 Yen per potong (itu sekitar  Rp. 55.000- 91.000). Apakah aku membelinya????.

Aku terus menyusuri gang itu, melewati gerai penjual pernak-pernik “Sanrio Vivitix Harajuku”, gerai fashion “PINK-latte Harajuku” dan “WEGO”, bahkan aku menemukan thrift sore “Premium King” di salah satu sisi gang. Aku menghabiskan langkah hingga ke gerbang timur Takeshita Street yang berbatasan langsung dengan Meiji-dori Avenue.

Tak lama, hanya setengah jam saja aku mengunjungi Takeshita Street karena sebagian besar pemilik gerai sudah mulai membereskan barang dagangan dan akan segera menarik rolling doornya. Aku kembali menyisir kembali sepanjang gang itu untuk menuju gerbang barat Takeshita Street.

Menuju gerbang barat Takeshita Street.
Salah satu platform sederhana di Stasiun Harajuku.
Taat mengantri, bersih dan membuang sampah pada tempatnya.

Kali ini aku berniat untuk pulang ke Yadoya Guesthouse. Sudah hampir empat puluh jam aku tak tidur dengan sempurna. Hawa Tokyo sudah beku dan badanku juga minta istirahat. Lebih baik kusudahkan saja eksplorasi hari pertama di Tokyo. Aku akan segera menuju Nakano untuk mandi air hangat dan tidur.

Kisah Selanjutnya—->

Stasiun-Stasiun Utama Tokyo….Sendi Pariwisata Nijūsanku

Dua hari berada di Tokyo membawaku mengalami sendiri hiruk pikuk kota itu. Sedikit moral yang Saya dapatkan sebagai hasil interaksi dengan beberapa warga kota. Seakan Saya telah membuktikan cerita-cerita baik tentang sifat orang Jepang yang selama ini hanya Saya dengar dan baca dari media.

Bagaimana Saya tidak mengamini sifat baik mereka ketika tiba-tiba Bapak setengah baya berlari menghampiriku di sekitaran stasiun Nakano hanya untuk menyerahkan dompetku yang tak terasa jatuh. Juga sifat mereka dalam menghargai setiap detik waktu seolah menjadi jiwa dalam keteraturan sistem jaringan kereta mereka yang sesungguhnya sangat masif dan rumit tapi terlihat mudah seolah tinggal menjetikkan dua jari tangan.

Langkahku mengunjungi beberapa obyek pariwisata Nijusanku (sebutan lain Tokyo) lantas mengantarkanku memasuki beberapa stasiun-stasiun utama di Tokyo yang menjadi akses pariwisata mereka.

Saya pun ingin menghadirkannya sekilas kepada Kalian yang belum sempat kesana untuk menjadi gambaran pertama sebelum Kalian melihatnya sendiri suatu saat.

1. Stasiun Tokyo

IMG_20161229_125316

Momen ketika pertama kali menginjakkan kaki di Tokyo

Stasiun termegah di saentaro Tokyo yang pernah Saya lihat. Main Hub nya si cepat “Shinkansen”. Menjadi sangat strategis juga karena menjadi titik perlintasan Tokyo Metro (kereta regular bawah tanah) dan Local JR-East Line (kereta reguler diatas tanah).

Selain kereta, Stasiun Tokyo juga terkoneksi dengan jaringan bus dalam dan antar kota.

Konektivitas Stasiun Tokyo

Kiri : Konektivitas Shinkansen di stasiun Tokyo

Kanan Atas : Shinkansen Track Gate

Kanan Bawah : Kantor JR Expressway Bus

2. Stasiun Shibuya

Shibuya Station2

Kiri: Halaman depan Stasiun Shibuya

Kanan Atas : Salah satu gate di Stasiun Shibuya

Kanan Bawah: Yamanote Line track di Stasiun Shibuya

Terletak 9 km di barat daya Stasiun Tokyo. Adalah salah satu stasiun komuter tersibuk di Tokyo. Menjadi sangat vital karena mobilisasi ke dan dari kota-kota di sekitar Tokyo sangat tergantung dari keberadaan stasiun ini.

Shibuya Tourism

Kiri : Patung Hachiko

Kanan: Salah satu sisi Shibuya Crossing

Shibuya sendiri menghadirkan beberapa spot wisata gratis diantaranya Patung Hachiko -anjing yang setia menunggu tuannya hingga mati didepan stasiun- dan tentu Shibuya Crossing yang menjadi penyeberangan tersibuk di dunia yang konon mampu menyeberangkan 50.000 pejalan kaki selama 30 menit.

3. Stasiun Ueno

Ueno Station2

Kiri : Halaman depan stasiun Ueno

Kanan Atas : Salah satu gate di Stasiun Ueno

Kanan Bawah : Yamanote Line Track di Stasiun Ueno

Terletak 6 Km di Utara Stasiun Tokyo, stasiun ini pada masa keemasannya adalah stasiun utama untuk kereta jarak jauh Jepang.

Ueno Tourism

Kalian harus mendatangi Ameyoko Market jika singgah di Stasiun Ueno. Pasar serba ada dengan harga murah dan serba discount. Buat kaum traveler, kalau makan murah datanglah ke tempat ini. Bahkan para traveler Syarí, Kalian akan menemukan makanan halal disini. Saya sendiri melihat banyak penjual kebab halal. Kesan pertama memasuki pasar ini adalah bau ikan…..ya memang ada yang jualan seafood segar beserta bumbu untuk memasaknya di pasar ini.

4. Stasiun Akihabara

IMG_20161229_175716

Foto sesaat setelah turun dari kereta

Terletak 3 Km di utara Stasiun Tokyo, Stasiun ini terletak di pusat di daerah perbelanjaan barang-barang elektronik Akihabara.

Akibahara Tourism

Suasana malam di sekitar pertokoan elektronik Akihabara

Akihabara ibarat surga bagi para penggila barang-barang elektronik. Karena di  sepanjang area ini menyediakan merek-merek terkenal dengan harga murah berikut promo dan discountnya yang fantastis.

5. Stasiun Harajuku

Harajuku Station

Suasana di depan dan di peron Stasiun Harajuku

Terletak 12 Km di sebelah barat Stasiun Tokyo. Harajuku adalah nama wilayah di timur stasiun ini. Harajuku menjadi stasiun tersibuk keenam di seluruh Tokyo.

Harajuku Station Tourism

Kiri : Takeshita Street

Kanan : Kuil Meiji-Jingu

Stasiun Harajuku adalah akses menuju spot wisata Takeshita Street yaitu jalan sepanjang 350 meter yang menjadi cermin muda-mudi Jepang dengan berbagai pakaian unik dan menarik. Sepanjang jalanan ini juga memanjakan wisatawan dengan toko-toko kuliner dan fashion.

Sementara itu 700 m di utara stasiun ini, Kalian bissa mengunjungi Kuil Meiji-Jingu. Kuil megah untuk mengabadikan Kaisar Meiji. Suasana hijau dan segar kuil ini tercermin dari lingkungan sekitar kuil yang berupa hutan yang sangat bersih dan terawat.

So.….tunggu apa lagi guys….Visit Japan.