Al Bait AlĀ Qadeem Restaurant and Cafe: Khas di Jantung Distrik Deira

<—-Kisah Sebelumnya

Aku meninggalkan kawasan Gold Souk dari Gate 1. Gerbang itu tepat berada di pertigaan dari dua jalan utama yaitu Old Baladiya Street yang dipotong oleh ruas Al Ras Road di pertengahannya.

Aku menyusuri satu ruas aktif di Old Baladiya Street sedangkan satu ruas lainnya dimatikan sebagi baris parkir kendaraan yang pemiliknya berkunjung ke kawasan bisnis tersebut. Menyelinap diantara jalan-jalan sempit yang diapit padatnya pertokoan, aku berusaha menghindar laju lalu lintas manusia dari arah berlawanan. Kali ini nuansa pertokoan sudah berubah, yang awalnya kental dengan perdagangan emas dan perhiasan di sepanjang Gold Souk, maka di sepanjang Old Baladiya Street pertokoan lebih banyak yang menjual pakaian-pakaian khas Timur Tengah.

Aku terus melangkah sembari membuat rute kunjungan di tempat istimewa itu. Aku terus mengamati foto peta yang kuambil dari papan informasi di depan gate Gold Souk beberapa menit lalu. Aku sendiri berencana untuk mengekslorasi kawasan istimewa tersebut hingga tengah hari. Tujuan istimewa kali ini adalah beberapa spot Heritage yang tersebar di Kawasan Old Dubai, tepatnya di Distrik Bisnis Deira.

Old Baladiya Street: Tempat sampah aja dipagerin lho di Dubai….Wkwkwk.

Demi mencapai heritage spot pertama maka aku memutuskan untuk berbelok di Al Ahmadiya Street.

Tak jauh, hanya berjarak setengah kilometer dari Gold Souk, maka aku mampu menemukan satu peninggalan sejarah berupa bangunan rumah tempat tinggal dari masa lalu.

Rumah khas Dubai berwarna krem itu berasal dari masa 113 tahun lalu, Rumah ini dimiliki oleh Abdulla Bin Jamaan yang pada masanya adalah seorang saudagar kaya yang memiliki kapal-kapal pencari mutiara. Mutiara kala itu diambil dari dasar laut oleh para penyelam-penyelam tangguh yang bekerja di bisnis perburuan mutiara. Sesuai dengan nama pemilik awalnya maka rumah ini terkenal dengan sebutan Bin Jamaan House.

Berlokasi di daerah berjuluk Al Ras, secara otomatis rumah ini tepat berada di jantung Distrik Deira. Perkembangan sejarah dan dunia modern menjadikan rumah tersebut dialihfungsikan sebagai sebuah restoran dan cafe.

Lokasinya yang tepat berada di episentrum wisata Old Dubai menjadikan restoran ini cukup terkenal di khalayak umum. Al Bait Al Qadeem adalah nama dari restoran dan cafe tersebut.

Aku sudah pasti bisa memastikan bahwa harga menu di restoran itu cukuplah mahal menurut versiku. Bagaimana tidak mahal bagi kantongku jika seporsi Emirati Chicken Stew di banderol dengan harga 35 Dirham, apalagi itu adalah menu termurah di Al Bait Al Qadeem Restaurant and Cafe. Selain hidangan khas Arab, restoran itu juga menyediakan menu khas Yaman, Persia dan India.

Belum buka, Boy….
Sepiiii nian….

Walaupun terbilang cukup mahal, tetapi setidaknya aku masih sanggup untuk mencicipi kopi sambil menikmati suasana di restoran. Tapi rupanya aku harus mengurungkan niat karena pintu restoran masih tertutup rapat, padahal sangkala telah merapat di setengah sepuluh pagi.

Lebih baik aku segera pergi dan menuju ke destnasi lainnya saja.

Kisah Selanjutnya—->