Bus dari Singapura ke Johor Bahru

Sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga….Dasar Donny si tupai.

Yesss….malam itu guwe di usir dari terminal 2 Changi International Airport….Aseeeeekkkkkkkk….pasport ditandai….yuhuuuu.

Sejak 2014, selalu kucing-kucingan dengan polisi bandara Singapura. Kini si kucing ketangkep basah sedang tidur di balik sebuah kursi tunggu di terminal 2 Changi International Airport….Memalukan.

4 jam sebelum kejadian….

Maskapai “abu-abu bintang orange” dengan nomor penerbangan 3K206 mengantarkanku ke Terminal 1 Changi International Airport pada 00:30.

Karena stasiun MRT Changi Airport berada di Terminal 2 dan baru akan beroperasi pada jam 5:30, maka kuputuskan untuk berpindah ke Terminal 2.

Akhirnya bersembahyang dan sekaligus beristirahat di dalam prayer room hingga pukul 02:00. Tapi dinginnya AC memaksaku berpindah ke deretan kursi di depan ruang tunggu penumpang. Asumsiku bahwa polisi sudah selesai menyisir area itu ternyata salah besar.

Ditengah mimpi, airport security berpengawal dua polisi belia bersenjata laras panjang membangunkanku. Ahhhh….guwe faham….Njiirrr, ketangkep juga setelah 4 tahun kucing-kucingan perihal beginian .

Airport security: “Helo Sir, Can me see your passport and ticket?”

Guwe: (sambil menyerahkan passport)  “Good night Sir, I’m sorry before. I am waiting for first train to downtown. I just arrived 3 hours ago.”

Airport security: “Sorry, How long do you will stay in Singapore?”.

Guwe: “3 Days 2 Night, Sir”.

Airport security: “This hall is only for transit passengers. You can’t wait the train here. Let me take you to immigration counter”….(Cekrek….Syem, passportku difoto. Dikirim pula ke boss nya via wa….Hmmh, Aku sudah ditandai di Changi….ketengkep sekali lagi pasti masalah….hahaha).

Karena diantar tentara, petugas imigrasi wanita keturunan India itu pun menjadi judes dan marah-marah kepadaku ketika mengecap passport….semakin marah wajahnya makin seksi kek Kajol….hihihi.

2 jam ga bisa merem….lah iya, lantai setelah konter imigrasi kan tak berkarpet. Mana mungkin tidur sambil duduk di bangku keras kek gitu.

Di tengah kantuk yang sangat (itu karena siang hari sebelum berangkat, Aku kerja full di Bandung dan sorenya langsung ke Soekarno Hatta International Airport….gile ye, rumah di Jakarta, siang kerja di Bandung besoknya sudah ngelayap aja di Singapura….hahaha), kuputuskan untuk menyantap mie bersertifikat halal di kedai ini:

Terletak tepat di exit gate setelah konter imigrasi terminal 2.
Murah….Cuma Rp. 47.500.

Halah….malah nulis ga keruan.

—-****—-

Yuk ah fokus ke tema….

Tujuan akhir kedatanganku yang ke-7 di Singapura kali ini adalah Johor Bahru, Malaysia. Kenapa lewat “Negeri Singa”?….ya tentu akan lebih murah costnya.

Selepas menyantap mie pagi itu, Aku bergegas menuju platform MRT di Changi Station. Dengan membeli tiket seharga Rp. 26.000 di mesin otomatis, Aku menuju Stasiun Jurong East dengan waktu tempuh 70 menit.

Kenapa Stasiun Jurong East?….Karena disinilah letak shelter bus CW3/CW4 tujuan Johor Bahru via Tuas Checkpoint yang merupakan perbatasan darat di selatan Singapura dan Malaysia.

Terpaksa menahan pipis karena bau pesing toilet dibalik keramaian Stasiun Jurong East. Maklum stasiun ini terintegrasi dengan terminal bus menuju berbagai daerah di Singapura dan bahkan keluar Singapura.

Setelah membeli tiket bus di konter, Aku segera memasuki jalur antrian dan menunggu kedatangan bus. Dan akhirnya Aku kebagian bus CW3 yang datang 5 menit kemudian.

Tiket bus CW3 seharga Rp. 26.000.
Tertib mengantri sesuai jalur.

Aku memilih bangku paling belakang supaya leluasa mengambil foto selama perjalanan.

AC busnya mantab.

Bus terus bergerak menuju Tuas Checkpoint melalui AYE Toll Road. Lancarnya jalanan Singapura,  membuat bus tiba di Tuas Checkpoint hanya dalam waktu 30 menit.

Aku sengaja memilih jalur antrian yang dijaga petugas wanita keturunan Melayu untuk memudahkan pemeriksaan imigrasi. Alhasil proses perpindahan antar negara di perbatasan menjadi lancar.

Ngantri di Tuas Checkpoint.

Setelah melewati konter imigrasi, Aku segera menuju ke tempat menunggu bus yang akan mengantarkanku ke CIQ (Customs Immigration Quarantine) Sultan Abu Bakar Tanjung Kupang yang merupakan bangunan imigrasi milik Malaysia.

Aku tak perlu mencari bus yang kutumpangi sebelumnya karena selama tiket masih tersimpan, Aku bisa meneruskan perjalanan dengan bus CW yang lain dengan tujuan yang sama.

Pemandangan laut sepanjang Second Link Expressway yang merupakan penghubung Singapura dan Johor Bahru, Malaysia.

Perjalanan selanjutnya pun dimulai. Kondisi Second Link Expressway dari arah Johor Bahru menuju Tuas Checkpoint macet parah di jam berangkat kerja kala itu. Sebaliknya, jalanan yang meninggalkan Tuas Checkpoint menuju CIQ Sultan Abu Bakar Tanjung Kupang kosong melompong.

Kosong di jalurku vs penuh di jalur sebelah.

Dan hanya dalam 15 menit, Aku tiba di CIQ Sultan Abu Bakar Tanjung Kupang. Tak ada pemeriksaan serius selama proses imigrasi dan akhirnya Aku bisa dengan cepat melewatinya.

Selepas mengecap passport, berarti  perjalanan lanjutan menggunakan bus CW3 sudah selesai.

Stempel masuk Malaysia via Imigrasi CIQ Sultan Abu Bakar Tanjung Kupang dan stempel keluar Malaysia via Imigrasi Bangunan Sultan Iskandar.

Aku pun perlu mencari bus dari CIQ Sultan Abu Bakar Tanjung Kupang menuju Legoland. Beruntung banyak pengendara bus keturunan India yang menanyakan tujuanku. Sehingga Aku ditunjukkan bus CW7 yang melewati Legoland dalam rute resminya.

Main lego di Legoland????……kek guweh.

Sampai Legoland juga akhirnya.

Mudah mendapatkan tiket bus dari Singapura ke Johor Bahru atau sebaliknya?. Cobain aja pesan via e-commerce perjalanan 12Go atau https://12go.asia/?z=3283832