
Yeaaaa….Aku mendapatkan business trip akhir pekan. Seperti biasa, aku selalu mensiasati tugas kantor untuk tetap bisa menyalurkan hobby andalan….Yes, eksplorasi. Tugas pelatihan Jum’at dan Sabtu, akan kusambung dengan extend hingga Ahad dalam perjalanan gratisan ini.
SEMARANG….
Itulah kota tujuanku kali ini. Halim Perdanakusuma International Airport menjadi titik tolak dan Ahmad Yani International Airport menjadi titik mendaratku.
Bos : “Don, saya belum dapat orang untuk menghandle training di Semarang. Kamu bisa ga ya, kalau akhir pekan ini pergi ke Semarang?. Mendadak sih Don, sorry sebelumnya”.
Aku: “Hhmmhh (pura-pura mikir), boleh lah pak (sok jual mahal, padahal mau bingiiitttzzzz)”
Bos: “Kamu berangkat Kamis sore, pulang Sabtu sore, nanti biar tiket diurus orang Marketing Support”.
Aku: “Siap, Pak”.
Setelah pembicaraan selesai, secepat kilat kutelpon staff Marketing Support yang dimaksud. Aku minta kepulanganku di extend hingga Ahad sore. “Biar akomodasi hari Ahad aku yang tanggung, tapi tiket pulang tetap kantor yang bayar”, seruku padanya yang disusul dengan konfirmasi “OK, Pak Donny”.
Wah senangnya hatiku….Jalan-jalan lageeeeee.
Pagi itu, aku masih bekerja seperti biasa hingga tengah hari. Setelah menaruh beat pop hitam kesayangan di rumah, aku berangkat menuju Halim. Tak jauh, hanya 25 menit dari landmark tempat tinggalku, Terminal Bus Kampung Rambutan.
Aku tiba di bandara sangat mepet dengan boarding time, membuatku berfokus pada memotong panjangnya antrian di konter check-in. Entah mengapa, para calon penumpang yang mengantri di depanku selalu memanggil teman-temannya ketika sudah berada di depan konter, membuat jengkel karena banyak penumpang yang mengantri dibelakangku bisa otomatis menyodok antrian….Parah.
Aku mendapatkan tiket tepat sepuluh menit sebelum boarding time. Itulah….Aku tak lagi berfikir mendokumentasikan setiap sesi di Halim Perdanakusuma

Aku memasuki gate 6 dengan nafas cepat karena khawatir tertinggal penerbangan. Tak sempat mendinginkan keringat, panggilan penerbangan itu tiba. Tanpa sempat duduk, aku segera bersiap diri menuju Semarang sore itu.


Citilink menjadi daftar maskapai ke-12 dari 28 maskapai yang pernah kunaiki. Bangga bisa menikmati penerbangan maskapai berwarna korporat hijau itu. Warna yang melambangkan tiga makna yaitu young-fun-dynamic. Inilah anak dari maskapai kenamaan Garuda Indonesia. Dan yang lebih membanggakan adalah terpilihnya Citilink dalam daftar The 20 Best Budget Airline for 2019 versi Skytrax.



Seharusnya aku duduk di bangku 23A, persis di window seat.
Seorang Ibu: “Mas, bangkunya tuker ya. Saya pusing kalau tidak dekat jendela”.
Aku: “ Oh silahkan Ibu, tidak apa-apa”, hmmmh perlahan kumasukkan Canon EOS M10 ku, tak ada gunanya kupegang, aku tak bakalan bisa meng-capture indahnya bumi dari bangku bernomor 23C.


Perjalanan menempuh jarak 400 km ini ditempuh dalam waktu 50 menit. Jadi ini adalah penerbangan singkat yang sangat tanggung untuk dibuat tidur. Lebih baik, aku menyusun itinerary dadakan dari beberapa referensi yang kudapat serta menyusun anggaran perjalanan.
Sore itu perjalanan sungguh berat karena sepanjang pantai utara Jawa penuh dengan awan yang membuat penerbangan penuh turbulensi. Kufikir semua penumpang terdiam karena memikirkan hal yang sama….Hahaha. Sementara seorang pramugara terus berpegangan pada bagasi kabin untuk menahannya terlempar karena turbulensi. Senang tapi menegangkan. Aku sendiri selalu berserah diri kepada Yang Maha Kuasa ketika melakukan penerbangan.
Begitu leganya, ketika suara lembut pramugari mengarahkan segenap penumpang untuk bersiap mendarat. Memasuki kota Semarang, cuaca berubah cerah dan pesawat mulai langsir dengan lembut dan akhirnya….Touchdown Semarang.


Pelatihan yang ditugaskan oleh kantor masih berlangsung esok hari dan rehearsel pelatihan sudah diwakilkan oleh rekanku yang datang dari kantor cabang Surabaya sejak pagi tadi. Dia memilih menggunakan kereta dari Surabaya menuju Semarang. Jadi, aku tak perlu terburu waktu menuju ke hotel setelah mendarat.

Kuy lah….
Si Ibu persis kek aku. Suka tukar tempat biar dekat jendela 🤭
Nah ituh….suka ga tegaan ama ibu2….. jadinya lebih baik mengalah saja, yang penting si ibunya bahagia…betul kan, bu Sondang?
Anak baik😂
Hahahaha……yang penting ikhlas, jangan ngedumel setelah nyerahin bangku….wkwkwk
November 2018… Wis nggak ada namaku lagi di Linkers 🙁
Wis dadi budak korporasi di Magelang zaman sakmono hahaha
Lha iyo tho…kalau baca linkers aku tuh bolak balik, penasaran cari namamu yang tersohor itu jee mas….pengen tau rasa auranya kalau baca namamu di jajaran redaksi….. Hihihi. Btw, ke “Nepal” ga iso melu aku mas. Nuwun sewu ya…
Yaaah… Namaku terakhir terpampang di Linkers edisi Oktober 2018, Oom; isih ono 1 artikel terakhir di sana 🙂
Yaaah, nggak seru nih ora bisa ke “Nepal” bareng
Wah kacek sesasi…hahhaa.
…
Ahh aku yakin, kamu tuh orange banyak ide untuk membuat perjalanan lebih hidup dan bermakna…peramu kopi biasanya super kreatif mas…