Terjebak Barongsai di Bukit Bintang

<—-Kisah Sebelumnya

Lewat seperempat dari pukul sepuluh….

Kuputuskan meninggalkan pelataran KL Tower. Kakiku melangkah mengikuti kontur jalanan yang meliak-liuk menuruni bukit. Seperempat jam kemudian aku sudah berada di pangkal selatan Jalan Puncak, tepat berpotongan dengan Jalan P. Ramlee.

Berdiri di sebuah trotoar, aku masih berfikir, “Apakah baiknya menuju ke halte bus THE WELD untuk menuju Bukit Bintang?”.

Tetapi baru saja kaki melangkah, sebuah Go KL City Bus Blue Line melintas cepat di depanku untuk kemudian berhenti seratus meter di utara demi menaik turunkan penumpang. Aku cepat memutuskan, “Tak ada salahnya berkeliling kota menggunakan jalur biru, dengan begitu aku bisa menjelajah sisi utara kota sebelum tiba di Bukit Bintang

Melangkahlah kakiku menuju halte bus itu dan dalam lima menit aku sampai. Inilah halte bus Menara Hap Seng, salah satu halte yang menjadi pemberhentian Go KL City Bus Blue Line. Sedangkan Menara Hap Seng sendiri adalah sebuah gedung perkantoran 22 lantai yang terletak persis di seberang halte.

Halte bus Menara Hap Seng dengan sponsor MSIG (brand asuransi kenamaan asal Jepang).
Interior Go KL City Bus Blue Line.

Tak lama kemudian, bus tiba dan aku menaikinya dari pintu depan. Aku sudah bersiap menjelajah utara kota menggunakan bus gratisan ini. Atas jasa bus tersebut, akhirnya aku berkesempatan menjelajah jalanan di daerah Bukit Nanas dan Dang Wangi untuk kemudian tiba di Terminal Transit Antar Bandar (IUTT) Terminal Jalan Tun Razak.

Ini adalah Terminal Hub untuk Go KL City Bus Blue Line yang terletak di daerah Titiwangsa. Bus yang kunaiki rupanya harus beristirahat sejenak dan aku diarahkan pengemudi untuk berpindah ke bus depan yang sudah siap berangkat untuk menyusuri rute Blue Line.

Aku pun turun dan berpindah ke Go KL City Bus Blue Line terdepan yang sudah standby dengan melangsamkan mesin dan memenuhi setiap bangku dengan penumpang. Beruntung masih tersedia bangku untukku. Tak lama setelah aku naik, bus pun perlahan berjalan meninggalkan IUTT Terminal Jalan Tun Razak.

Kini bus menuju selatan menyusuri jalanan di daerah Kampung Baru dan setelahnya bus mulai memasuki daerah yang kutuju, yaitu kawasan Bukit Bintang. Aku sudah familiar dengan jalanan di kawasan ini karena ini adalah kali keempat aku berada di pusat perbelanjaan dan hiburan terkenal di Kuala Lumpur tersebut.

Sesuai dugaan, bus perlahan mulai tersendat di kemacetan. Sementara aku mulai bergeser ke bangku dekat pintu. Aku akan turun di halte bus Pavilion. Pavilion sendiri adalah pusat perbelanjaan yang terintegrasi dengan gedung perkantoran, apartemen dan hotel. Konsisten merangsek di kemacetan, Go KL City Bus pun akhirnya tiba di tempat yang kutuju.

Aku menuruninya dan bergegas menyeberangi Jalan Bukit Bintang untuk kemudian tiba di pelataran Pavilion.

Ada sesuatu yang sangat berbeda, jika biasanya pelataran ini diramaikan oleh lalu lalang para pengunjung mall, kini keramaian itu berubah menjadi sebuah panggung pertunjukan barongsai. Rupanya saat itu sedang berlangsung event World Dragon & Lion Dance Extravaganza. Tak tanggung-tanggung, acara itu ternyata dihadiri oleh YB Tuan Haji Khalid Bin Abdul Samad, Sang Minister of Federal Territories Negeri Jiran….Rupanya pertunjukan itu adalah acara besar dan aku bersyukur secara tak sengaja bisa menikmati pertunjukan tersebut.

Hari itu, pelataran Pavilion dimerahkan dengan warna khas etnis Tionghoa yang juga menjadi warna khas dari barongsai. Banyak anggota kelompok pertunjukan sibuk di sekitar Pavilion demi mempersiapkan diri untuk tampil di panggung.

Anak itu kuat sekali berdiri berlama-lama pada sebuah tiang.
Kemeriahan penonton yang berbaur dengan para penampil.
Para penampil cilik.
Melihat pertunjukan lewat lensa kamera.

Sementara itu irama tabuhan gendang yang sedang dimainkan salah satu kelompok membuat adrenalin siapapun akan naik jika mendengarnya. Aku yang sedari tadi merasa penasaran, tak kunjung bisa merangsek ke bagian depan. Area depan sudah dipenuhi para penonton yang pastinya sudah tiba sedari awal.

Aku yang tak bisa menyaksikan pertunjukan dengan mata kepala secara langsung hanya bisa mengangkat kamera tinggi-tinggi dan merekam pertunjukan itu, sehingga nantinya aku bisa menikmati ulang pertunjukan tersebut dari layar kamera.

Lewat setengah jam aku berusaha menikmati pertunjukan. Sementara udara semakin menaikkan suhunya, waktu merambat pelan menuju pukul dua belas.

Tak tahan dengan sengatan matahari, aku pun memutuskan undur diri dan kembali melangkah menuju halte bus Pavilion.

Aku pergi……

Kisah Selanjutnya—->

2 thoughts on “Terjebak Barongsai di Bukit Bintang

Leave a Reply