Minibus Transfer dari Rassada Harbour ke Phuket International Airport

<—-Kisah Sebelumnya

Royal Jet Cruiser 8 merapat pelan pada salah satu dermaga Rassada Harbour di Distrik Mueang Phuket. Aku telah merampungkan pelayaran selama dua jam yang bertolak dari Ao Ton Sai Pier di Phi Phi Islands. Phi Phi Islands sendiri berjarak laut 50 Km dari Phuket.

Usai ferry bersandar sempurna, aku segera menggeret travel bag menuju bangunan pelabuhan, melangkah cepat menuju toilet, itu karena minibus menuju airport yang telah kupesan ketika hendak berlayar di Ao Ton Sai Pier telah menunggu di pelataran Rassada Harbour.

Beruntung aku telah mengetahui letak toilet karena aku telah menggunakan toilet itu tiga hari sebelum kedatanganku siang itu, yaitu ketika aku hendak berangkat menuju Phi Phi Islands.

Kemudian aku tiba di pelataran pelabuhan ketika hampir semua minibus telah dipenuhi penumpang. Kutunjukkan tiket minibus transfer kepada koordinator pemberangkatan yang ternyata adalah petugas pemeriksa tiket ketika aku hendak berangkat dari Ao Ton Sai Pier.

Follow that driver, Sir”, dia tersenyum, mungkin karena sudah mengenalku semenjak bertemu di Ao Ton Sai Pier

Okay, Sir”, aku melangkah meninggalkannya dan menuju salah satu minibus.

Yang berbaju kuning itu adalah petugas tiket ferry sekaligus koordinatoe minibus transfer.
Nah itu Abang Sopirnya yang memiliki keturunan Melayu.

Minibus itu memiliki 3 baris kursi dengan tiga penumpang di setiap barisnya. Aku sendiri duduk di baris kedua, tepat di sisi paling kiri, bersebelahan dengan seorang pelancong Eropa yang duduk bersebelahan dengan kekasih Thailandnya.

Hanya perlu lima menit menunggu semenjak aku duduk di salah satu bangku minibus hingga akhirnya pengemudi minibus menginjak gas dan memulai perjalanan.

Perlahan minibus meninggalkan Rassada Harbour, keluar dari gerbangnya dan memulai perjalanan di Tharuamai Road menuju Phuket International Airport.

Sedangkan porsi besar perjalanan minibus yang kunaiki adalah melalui Thep Krasattri Road, jalanan utama selebar 40 meter dan memiliki tiga ruas di setiap arahnya.

Perjalanan sendiri memakan waktu kurang lebih satu jam dengan menempuh jarak sekitar 40 Km. Bersyukur Thep Krasattri Road tak begitu padat siang itu sehingga aku tidak menemukan kemacetan yang berarti.

Minibus transfer seharga 200 Baht saja.
Suasana di sepanjang Thep Krasattri Road.

Pukul setengah tiga sore, minibus untuk pertama kali tiba di Phuket International Airport dengan mengantarkan beberapa penumpang di Domestik Terminal, para pelancong Eropa itu sepertinya ingin melanjutkan eksplorasi di kota-kota lain Thailand.

Do you wanna go to International Terminal, Sir?”, pengemudi minibus itu bertanya kepadaku yang ikut turun dari minibus. “This is the Domestic Terminal, just stay in the van. I will transfer you to the International Terminal”, dia menjelaskan.

Oh, Okay Sir”, aku menjawab sekenanya dan kembali memasuki minibus.

Where are you come from?”, dia kembali mengajukan pertanyaan ketika kembali menginjak pedal gas menuju International Terminal.

Indonesia, Sir….Jakarta”, Aku menjawab singkat sembari awas menatap keluar kaca minibus.

Oh, tunggu. Hanya sekejap nak sampai”, dia tetiba bercakap dalam Bahasa Melayu

Oh, Abang bisa Bahasa Melayu”, aku tertawa

Bisa, Bang, sikit”, dia tersenyum menjelaskan. “Abang kerja atau melawat?”, dia melanjutkan pertanyaan

Melawat saja, Bang”, aku sebenarnya telah paham bahwa di daerah Phi Phi Islands dan Phuket banyak terdapat warga Thailand keturunan Melayu. Oleh karenanya banyak muslim yang tinggal di kedua daerah itu.

Tak terasa, akhirnya aku tiba di International Terminal.

Drop off zone International Terminal, Phuket International Airport.
Pintu masuk International Terminal.

Aku turun dan mengucapkan terimakasih kepada pengemudi minibus. Setelah minibus itu pergi, baru aku masuk ke bangunan terminal bandara.

Saatnya terbang ke Kuala Lumpur…..

Kisah Selanjutnya—->

Ferry dari Phi Phi Islands ke Phuket: Menjemur Boots di Geladak

<—-Kisah Sebelumnya

Hari masih sangat pagi ketika aku membuka mata dan duduk terbangun di dalam capsule box Dormsin Hostel. Aku sengaja bangun lebih pagi demi mempersiapkan diri meninggalkan Phi Phi Islands. Mengingat hanya ada empat kali keberangkatan ferry menuju Phuket, yaitu jam 9, jam 11 dan jam 14:30.

Lebih baik aku ikut pelayaran jam 11 saja”, aku memutuskan.

Aku bergerak pelan menuruni capsule box supaya tak meninggalkan suara karena aku tahu bahwa penginap lain masih terlelap tidur di capsule boxnya masing-masing. Para pelancong asal Inggris, Irlandia, Jerman, Swiss dan Australia itu baru pulang tengah malam dari bar, pantas jika mereka belum bangun pagi itu.

Aku berjinjit ke arah shared bathroom untuk mandi, menyikat gigi, memakai gel rambut, dan memakai deodorant. Seusainya, aku membongkar tom yam kemasan yang tak termakan semenjak kubeli dari Phuket seminggu sebelumnya. Aku meremukkan mie di dalam kemasan, menaburinya dengan bumbu yang tersedia dan menyantapnya sebagai menu sarapan sederhana pagi itu.

Aku yang telah mengemas segenap barang bawaan sedari malam sebelumnya, akhirnya beranjak keluar kamar dan menyerahkan kunci kepada si pemilik hostel sebagai syarat untuk mengambil uang deposit senilai 100 Baht.

Berhasil menuntaskan urusan itu, aku pun akhirnya meninggalkan Dormsin Hostel, berjalan di sepanjang pantai sisi selatan menuju Ao Ton Sai Pier.

Sepuluh menit melangkah aku pun tiba….

Kali ini petugas pelabuhan tak lagi menarik uang retribusi senilai 20 Baht seperti saat kedatanganku di Phi Phi Islands. Mungkin tarif retribusi ini memang hanya dikenakan sekali saja kepada setiap turis yang berkunjung, yaitu saat mereka datang untuk pertama kali melalui pelabuhan.

Saat mengurus tiket, aku baru sadar jika salah mengantri ketika petugas pemeriksa mengembalikan tiket yang kuserahkan.

This queue is for ferry towards Krabi. Phuket’s Ferry is over there”, dia jelas menunjukkan jarinya ke dermaga sisi barat.

Tanpa pikir panjang aku menuju ke arah yang dia tunjuk. Beruntung, belum terbentuk antrian di depan ferry menuju Phuket. Aku disambut ticket checker di sebuah meja inspeksi tiket.

Hi, Do you want to go to Phuket?”, petugas pria muda itu mendahului bertanya

Yes, Sir”, aku jelas menjawab.

Setelah merobek tiket, dia memberikan sticker penanda penumpang di dadaku.

Do you want to be transferred to the airport, we have a taxi for it. Only 200 Baht”, dia menawarkan jasa lain.

Oh, Okay. Nice price, I take it”, aku memutuskan mengambil jasa transfer ke Phuket International Airport dari Rassada Harbour.

Where are you come from?”, dia bertanya hal lain

Indonesia, Sir

Ohhhhh, Indonesia….Nice….I am from Myanmar”, dia ramah bercakap-cakap denganku

Oh surprise….Burmese can work in Phi Phi Islands”, aku tersenyum lebar.

Surely, Sir….Yes, now, you can enter the ferry”, dia mempersilahkan aku menuju tititan masuk ke pintu ferry.

Aku bergegas memasuki ferry dan ternyata belum ada satu penumpang pun yang memasuki ruang penumpang. Maka, sembari menunggu waktu keberangkatan yang masih satu jam lagi, aku memutuskan untuk berkeliling ke setiap bagian ferry. Ferry itu terbagi menjadi dua lantai dan memiliki ruang First Class di lantai bawah, tetapi penumpang harus membayar sebesar 300 Baht sekali jalan jika ingin duduk di ruang itu. Sedangkan lantai atas hanya digunakan sebagai Premium Class dimana penumpang yang ingin duduk di ruangan itu perlu menambah biaya perjalanan sebesar 500 Baht sekali jalan.

Usai berkeliling aku pun kembali jenuh menunggu hingga akhirnya ferry berlayar satu jam semenjak aku menaiki ferry….

Ini dia ferryku menuju Phuket.
Ruang penumpang Lantai 1.
First Class di Lantai 1.
Ruang penumpang lantai 2 (Premium Class).
Duduk di geladak belakang.
Tiba di Rassada Harbour, Phuket lewat jam 1 siang.

Aku yang kemudian tidak merasa nyaman karena sepatu boots yang kukenakan masih basah akibat terkena hujan pada sore hari sebelumnya, memutuskan untuk keluar dari ruang penumpang dan memilih duduk di geladak belakang yang tak beratap. Aku melepas sepatu boots dan menjemurnya di geladak selama pelayaran. Sedangkan aku sendiri akhirnya harus duduk menunggu di dekat pintu ruang penumpang yang masih sedikit ternaungi oleh atap. Untuk melawan panasnya udara laut yang menerpa geladak, aku akhirnya membeli satu minuman kaleng berkarbonasi seharga 40 Baht.

Aku duduk dan terus menatap ke arah lautan lepas di belakang ferry. Tampak ferry meninggalkan Phi Phi Islands melalu sebuah celah antar dua pulau menjulang. Bak meninggalkan sebuah gerbang besar di tengah laut.

Aku terus menikmati keindahan pantai Selatan Thailand selama dua jam pelayaran dengan konsisten duduk di geladak belakang. Alhasil, sepatu bootsku pun berhasil kering ketika tiba di Rassada Harbour.

Alternatif untuk membeli tiket ferry atau speedboat dari Ao Ton Sai Pier (Phi Phi Islands) ke Rassada Harbour (Phuket) bisa dicari di 12Go atau link berikut: https://12go.asia/?z=3283832

Kisah Selanjutnya—->