Qoori Qoori Coffee Shop: Americano Penutup Eksplorasi

<—-Kisah Sebelumnya

Aku menyegerakan langkah di tengah gerimis ringan.

Kalau menunggu hingga hujan berhenti, aku akan berada di atas bukit ini hingga malam”, aku sebetulnya mulai terbesit rasa khawatir mengingat para pelancong sudah meninggalkan bukit beberapa menit sebelum hujan turun.

Sudah hampir pukul empat sore ketika aku menuruni bukit dan kembali terjebak hujan. Hal itu memaksaku untuk berteduh di bawah pohon besar yang rimbun. Untuk beberapa waktu aku merasa aman di bawah naungan pohon itu.

Hingga akhirnya dedaunan pohon tak mampu lagi menahan air hujan yang turun terlalu lama. Rintik hujan mulai menembus dedaunan dan lambat laun jatuh mengguyur badan. Mataku awas mengamati sekitar demi mencari tempat perlindungan lain.

Sepertinya ruang di bawah batu itu cukup aman”, aku menemukannya cepat.

Ada sebuah ruang pendek di bawah tebing batu. Kontan aku berlari menujunya dan memasuki lubang itu. Aku harus berjongkok cukup rendah untuk masuk ke lubang. Untuk sementara waktu aku aman bersembunyi di bawah batu tebing.

Pegal juga rasanya berjongkok cukup lama. Beruntung hujan segera berhenti. Aku memutuskan keluar dari lubang dan melanjutkan perjalanan, melangkah cepat karena khawatir hujan turun lagi.

Akan tetapi, baru saja melangkah seratus meter, hujan turun kembali. Aku yang berada di tempat terbuka kembali memperhatikan sekitar. Tidak menemukan tempat perlindungan, aku coba mengingat sesuatu.

Seingatku di dekat menara BTS tadi ada sherler kecil beratap”, aku menjetikkan jari tenang walau dihajar hujan yang mulai melebat.

Aku berlari sekencang mungkin menuju shelter kecil dalam ingatan. Beruntung aku segera menemukannya. Sayangnya lebar shelter itu tak seberapa dengan bentuk memanjang dan memiliki atap. Otomatis aku harus terpaksa berdiri di bawah atapnya suapaya tidak kehujanan, bentuk shelter seperti itu membuat sepatu boots yang kukenakan terguyur hujan dan membuatnya basah kuyup.

Empat puluh lima menit lamanya, aku berdiri di shelter tepat di bawah menara BTS menunggu hingga hujan benar-benar reda. Usai hujan reda, aku pun melangkah cepat menuruni bukit, mengingat hari sudah beranjak gelap dan waktu sudah menunjukkan lewat dari pukul lima sore.

Beruntung aku sudah mencapai pusat keramaian Phi Phi Islands ketika hujan turun kembali untuk kesekian kali dan memaksaku untuk kembali berteduh tepat di depan sebuah ruko.

Hujan pamungkas yang tak berlangsung lama hingga akhirnya aku bisa segera mendekat ke arah penginapan. Tetapi sebelum benar-benar sampai di penginapan, aku yang kelaparan karena hanya menyantap seporsi cup noodle saat makan siang di atas bukit, memutuskan untuk singgah sejenak di sebuah kedai makan sederhana serta sekaligus memutuskan untuk mempercepat makan malam.

Menu makan malam itu hanya berupa nasi, sayur, ikan dan sayap ayam seharga 120 Baht. Harga semurah itu juga membuatku masih mendapatkan satu potong hati-ampela goreng untuk dibawa pulang. Kebetulan di kedai itu hanya ada aku dan seorang pelancong asal Jepang yang menyantap makanannya di kursi belakang.

Lalapan gratis itu ludes pada akhirnya…..

Meninggalkan kedai makan, aku menyempatkan mampir di sebuah minimarket untuk membeli sekaleng minuman berkarbonasi. Memang begitulah kebiasaanku yang selalu menikmati malam dengan bersantai menyeruput minuman kemasan di atas tempat tidur saja.

Namun nyatanya fakta berkata lain, entah mengapa malam terakhirku di Phi Phi Islands agak berbeda, karena aku justru memilih keluar dari penginapan dan menghabiskan malam untuk menyeruput secangkir Americano panas seharga 89 Baht di sebuah coffee shop yang terletak di tepian Phi Phi Beach. Pantai itu terletak kurang lebih satu kilometer di selatan penginapan.

Qoori Qoori Coffee Shop adalah nama kedai kopi yang kumaksud. Dijaga oleh dua wanita muda yang cantik, ramah dan penuh senyum. Aku menjadi tamu tunggal mereka di malam minggu itu. Aku sendiri baru beranjak meninggalkan coffee shop itu tepat lima menit sebelum tutup. Pukul sepuluh malam adalah jam tutup operasional kedai kopi itu.

Santai sejenak di Phi Phi Islands.
As always….Americano

Malam itu akhirnya menjadi penutup serangkaian petualanganku selama tiga hari di Phi Phi Islands.

Kisah Selanjutnya—->

5 thoughts on “Qoori Qoori Coffee Shop: Americano Penutup Eksplorasi

Leave a Reply