Merekayasa Berat Bagasi di Phuket International Airport

<—-Kisah Sebelumnya

Sekitar pukul setengah tiga sore aku sudah memasuki bangunan bandara. Sedangkan penerbanganku ke Kuala Lumpur telah terjadwal pada pukul sebelas malam. Itu artinya aku harus berada di Phuket International Airport selama 8 jam lamanya.

Aku yang baru saja tiba di bandara, langsung berinisiatif untuk mencari keberadaan Flight Information Display System (FIDS) demi memastikan status penerbangan. Aku akan melakukan penerbangan malam menggunakan Maskapai Air Asia dengan nomor penerbangan AK 823.

Beruntung, nomor penerbangan yang kucari sudah tertera di layar FIDS dan bersyukur pula karena tidak ada perubahan jadwal lagi setelah dua hari sebelumnya aku mendapat pemberitahuan lewat surel bahwa penerbangan diundur satu jam dari rencana awal.

Menurut informasi yang kudapatkan di layar FIDS bahwa proses check-in penerbanganku akan diurus di konter pada barisan D.

Tiba di International Terminal.
Check-in Desk Zone.
International Terminal, Phuket International Airport.
Area parkir sisi utara Phuket International Airport.

Langkah berikutnya yang harus aku lakukan adalah memastikan berat travel bag supaya tidak melebihi berat standar yaitu 7 kg.

Untuk itulah, aku melangkah menuju salah satu konter luggage wrapping untuk menimbang travel bag. Beruntung aku punya koin 10 Baht untuk menggunakan timbangan digital yang mereka punya.

Aku lama terdiam melihat hasil timbangan karena aku tahu akan disibukkan untuk mencari cara supaya travel bagku bisa berbobot lebih ringan lagi, karena hasil pada timbangan digital menampilkan angka 8,6 kg.

Kalau aku tak kurangi bebannya, aku akan kena denda 960.000 rupiah”, aku berpikir kecut.

Aku menepi di salah satu pojok utara bangunan terminal, duduk berpikir sembari menatap area parkir dari dinding kaca. Aku mulai membuka travel bag, lalu mulai beraksi untuk merekayasa bobotnya.

Aku mengeluarkan dan mengenakan sepatu pantofel yang berbobot lebih berat dari sepatu boots yang kukenakan, aku berencana membuang saja sepatu boots itu. Lalu aku juga membuang semua jenis kopi dan teh kemasan yang kuambil dari Renaissance Phuket Resort & Spa -tempatku menghadiri konferensi seminggu sebelumnya-, membuang sebungkus masker dan menyisakan dua lembar saja untuk perjalanan pulang, membuang wadah pomade dan memindahkan isinya pada sebuah plastik obat karena berat wadah pomade bisa mencapai 220 gram sendiri, merobek dan membuang semua dokumen yang sudah tak terpakai beserta map plastiknya, dan membuang semua faktur transaksi setelah memfotonya.

Itu hanya e-ticket pesawat, konfirmasi pemesanan hotel dan beberapa nota-nota transaksi yang bisa dilaporkan melalui foto”, aku senyam-senyum sendirian.

Aku juga berencana akan mengenakan jas, menaruh power bank dan charger laptop di kedua saku, lalu memindahkan laptop ke folding bag.

Usai mensimulasi rekayasa itu, kemudian aku kembali ke konter luggage wrapping untuk menimbang ulang travel bag. Aku tertawa pelan ketika melihat angka pada skala digital.

Enam koma tiga kilogram….Cerdas kamu, Donny”, aku membanggakan diri sendiri.

Sebelum melakukan proses check-in, aku menunaikan shalat berjama’ah di musholla bandara bersama para staff bandara. Lantas, usai shalat aku meninggalkan sepatu boots di rak sepatu.

Benar saja sesuai dugaan…..

Tak ada masalah berarti ketika aku menjalani proses check-in. Sudah pasti, aku lolos dengan mudah dari penimbangan bagasi.

Sudah pukul tujuh malam ketika aku mendapatkan boarding pass…..

Sangat mengejutkan, karena aku bertemu dengan salah satu peserta konferensi, Syam namanya. Entah apa saja yang dia lakukan selama extend. Kami tidak bisa bercakap lama karena dia tampak terburu-buru mengejar keberangkatan Singapore Airlines menuju Negeri Singa.

Pasca pertemuan singkat itu, aku memutuskan untuk mencari makan malam.

Aku menemukan Thai Street Food by Kin restaurant di sisi Selatan bangunan terminal.

Demi menghemati waktu, aku segera memesan Tom Yum Shrimp Set yang disajikan dalam dua bagian yaitu semangkuk Tom Yum Goong  dan sepiring Jasmine Rice dengan topping omlette di atasnya. Tak lupa, aku juga memesan secangkir jasmine tea untuk menghangatkan badan yang kedinginan karena pendingin ruangan bandara. Untuk semua menu yang kupesan itu, aku harus menebusnya dengan harga 374 Baht.

Thai Street Food by Kin.
Tom Yum Goong with Jasmine Rice and Omlette.
Mau langsung seperti aku?….Olah raga dunk😁.

Usai makan malam, aku segera menuju ke konter imigrasi untuk mendapatkan izin keluar dari Thailand. Menuju konter imigrasi, aku mulai iseng dengan kembali menuju musholla, mengambil sepatu boots yang awalnya akan kutinggal dan memasukkannya kembali ke dalam travel bag.

Tak akan ada pemeriksaan bobot bagasi lagi setelah konter imigrasi”, aku membatin jahat.

Waiting Hall setelah konter imigrasi.
Waiting Hall.
Tenant makanan di waiting hall.
Tenant lainnya.
Deretan tenant makanan.
Gate tempat aku akan boarding jam 11 malam.

Selanjutnya, aku melewati konter imigrasi dengan mudah untuk kemudian tiba di waiting hall dan bersiap terbang bersama Air Asia AK 823 dalam satu setengah jam ke depan.

Kisah Selanjutnya—->

8 thoughts on “Merekayasa Berat Bagasi di Phuket International Airport

Leave a Reply