Mengulang Lagi Kasturi Walk di Central Market

<—-Kisah Sebelumnya

Usai menyesap serbuk oat, aku beranjak pergi dari tepian Jalan Tun Sambanthan. Menyeberanginya untuk mencapai pelataran Central Market.

Di pelatarannya, aku berdiri mematung, menatap segenap bangunan pasar yang gemerlap dengan pelita. Inilah salah satu landmark di Kuala Lumpur yang telah berusia lebih dari 130 tahun.

Hhmmhhh….Central Market, harus bertindak bagaimana di kunjungan keempat kali ini?”, aku membatin.

“Ohh…Lebih baik membedah hingga ke setiap sudutnya malam ini”, aku memutuskan.

Dari depan halaman Central Market aku bergeser ke sisi timur bangunan. Adalah Kasturi Walk, jalur sepanjang 75 meter yang dipenuhi kedai perniagaan pakaian, buah-buahan, makanan lokal (kacang putih Ipoh salah satunya), mainan anak-anak, kerajinan tangan dan souvenir lainnya.

Kasturi Walk adalah bagian Central Market yang tersemat keunikan karena sepanjang jalurnya ternaungi atap dimana pada pangkal atap disematkan desain layang-layang khas Malaysia. Kasturi Walk sendiri, hanya mengambil sedikit bagian dari Jalan Hang Kasturi yang membentang sepanjang hampir setengah kilometer.

Kasturi Walk.
Kios-kios di Kasturi Walk.
Kios minuman di Kasturi Walk.
Kios minuman dan makanan khas Malaysia di Kasturi Walk.
Cafe di Kasturi Walk.

Perlu diketahui, jika Central Market adalah raja pasar basah masa lalu maka Jalan Hang Kasturi terkenal sebagai pasar keringnya.

Aku sungguh terlena menikmati keramaian di sepanjang jalur itu walaupun tak ada satupun item yang terbeli. Tak lain, karena niatku hanya untuk menyempurnakan eksplorasi Central Market.

Purna menjelejah hingga ke tiap ujung Kasturi Walk, aku segera masuk ke dalam bangunan Central Market. Aku pernah pula memasukinya pada 2014 silam ketika berbelanja t-shirt dan gantungan kunci teruntuk beberapa kolega di Jakarta. Tapi kini, aku hanya akan melintasnya sudut demi sudut, lantai demi lantai, kemudian mengetahui isinya lebih mendalam.

Memasuki melalui pintu timur, aku dihadapkan pada deretan kios yang terbelah selasar panjang. Deretan kios itu menawarkan pernak-pernik souvenir, kilauan batu permata, dry fruits, berbagai macam aroma terapi, batik, alat-alat komunikasi dan dagangan lainnya.

Berada di pusat ruangan, papan ucapan selamat datang dalam berbagai bahasa bangsa tergantung di langit-langit pasar demi menyambut segenap pengunjung.  Sedangkan tempat favorit para pengunjung di lantai satu adalah outlet kenamaan….Old Town White Coffee.

Aku menaiki tangga menuju lantai dua usai menuntaskan eksplorasi di lantai pertama. Tampak di lantai dua, tersedia pojok-pojok promosi pariwisata dan budaya Negeri Jiran. Inilah keunggulan penting dari Central Market, selain menjadi pusat perbelanjaan juga berfungsi sebagai muka pariwisata dan budaya Malaysia.

Usai mengunjungi pojok budaya, setidaknya aku memahami bahwa Central Market rutin menyelenggarakan Cultural Dance yang dihelat di outdoor stage (pelataran Central Market). Dari pojok budaya itu, aku juga mendapat informasi bahwa di daerah Serawak, Malaysia memiliki bagian dari etnis Dayak yang bernama Laki Iban.  Di pojok itu diperkenalkan pula pakaian khas mereka yang berjuluk Kelambi dan  Sirat.

Selebihnya lantai dua tampak ramai dengan keberadaan Central Market Food Court. Medan selera*1) itu dihuni oleh berbagai macam kedai. Selain aneka sup khas Malaysia dan masakan khas dari Penang atau Ipoh, tak ketinggalan pula cita rasa khas Thailand. Sedangkan Kopitiam akan memfasilitasi penikmati kopi dengan cara lain.

Sebagai gambaran, harga makanan di Central Market Food Court pun bervariasi dan bisa mengakomodasi pengunjung dengan berbagai ketebalan dompet. Bermula dari 1,9 Ringgit untuk harga sepotong Telur Mata hingga 24,9 Ringgit untuk menebus seporsi Grilled Lamb Chop.

Selain medan selera,  sebagian lantai dua juga dimeriahkan oleh deretan kedai pakaian, batik menjadi idola di lantai ini. Aku melanjutkan langkah dengan menikmati pola-pola khas batik Malaysia.

Central Market Lantai 1.
Central Market Lantai 1.
Central Market Lantai 1 (foto diambil dari Lantai 2).
Central Market Lantai 2.
Kedai-kedai makanan di Central Market Food Court Lantai 2.
Kedai-kedai makanan di Central Market Food Court Lantai 2.
Kios batik di Central Market Lantai 2.
Kios pakaian di Central Market Lantai 2.

Akhirnya genap satu jam aku berkeliling dan mengamati aktivitas pengunjung di Central Market hingga sentra perbelanjaan itu mulai sepi karena tertelan malam. Aku pun perlahan mulai menuruni anak tangga untuk tiba di lantai bawah dan bersiap pulang menuju penginapan.

Aku harus berbasuh dan beristirahat karena esok hari aku akan menelusuri beberapa spot wisata di Kuala Lumpur hingga tengah hari.

Thank you Central Market.

Keterangan:

Medan selera *1) = food court

Kisah Selanjutnya—->