Category: Uzbekistan

  • <—-Kisah Sebelumnya Aku duduk menatap ke jendela sisi kanan. Hamparan putih salju di pegunungan Revoljucii menjadi pemandangan utama di sejauh mata memandang. Keindahannya telah menyirap segenap penumpang untuk berebut menontonnya. Ketika penumpang di kolom tengah berdiri dan berseru-seru melihat keindahan alam itu, justru aku hanya duduk termangu menatap hal yang sama. “Ini sama tatkala aku…

  • <—-Kisah Sebelumnya Tepat satu setengah jam kemudian, para pramugari mulai sibuk berhilir mudik mempersiapkan inflight meal. Mereka sudah berganti pakaian, paduan baju lengan pendek dengan corak merah dan syal warna hijau menjadikan mereka tampak anggun bak model di sepanjang aisle. Mereka gesit membagikan makanan dan minuman kepada penumpang. Aku sendiri menerima satu set inflight meal…

  • <—-Kisah Sebelumnya Menjelang pukul dua belas siang, aku memasuki kabin Uzbekistan Airways HY 554. Melalu aisle sisi kanan, aku merangsek ke kabin kelas ekonomi. Bangku bernomor 32-J adalah tujuanku. Melewati kabin business class aku cukup mengagumi kemewahan Boeing 787-8 yang akan kutumpangi itu. Kuris kelas business hanya di set dengan dua tempat duduk di setiap…

  • <—-Kisah Sebelumnya Tibalah aku di depan konter imigrasi….Aku tenang. “Hi, Donny, tenanglah!.….Ini akan mudah”, aku membatin. Maka ketika sedang mengantri di salah satu line konter imigrasi, tetiba datang serombongan jama’ah umrah yang bercakap dalam Bahasa Indonesia dengan aksen Melayu. Salah satunya, yang kutebak sebagai pemimpin rombongan tampak sibuk mencari angka yang dicocokkan dengan angka di…

  • <—-Kisah Sebelumnya Usai menandaskan sarapan, maka aku mencari stop kontak untuk mengisi daya telepon pintarku. Sejak malam sebelumnya, aku menghabiskan dayanya. Beberapa stop kontak di dinding bangunan bandara tampaknya tak berfungsi dengan baik. Hingga akhirnya, aku menemukan sebuah stop kontak di salah satu sisi selasar. Tetapi aku harus berbagi dengan dua pelancong India yang sedang…

  • <—-Kisah Sebelumnya Sudah lewat jam sebelas malam….. Pusat perbelanjaan yang terintegrasi dengan bandar udara itu tampak sepi di banyak titik, tak sedikit toko yang telah menutup pintunya rapat-rapat. Hanya beberapa minimarket yang masih membuka diri bagi para pengunjung bandara. “Hmmhhh, senyap sekali….Lebih baik aku langsung saja menuju ke Terminal 1 dan mencari spot yang bisa…

  • <—-Kisah Sebelumnya Hanya dalam sekejap, Air Asia QZ 206 genap menyelesaikan taxiing di sepanjang landas pacu demi menggapai di salah satu sisi apron. Sambutan aerobridge menyusul dengan terjulur perlahan belalainya hingga menempel di pintu pesawat. Beberapa saat kemudian, pesawat mulai mengalirkan penumpangnya menuju bangunan terminal. Aku yang keluar dari pintu pesawat di antrian depan, langsung…

  • <—-Kisah Sebelumnya Usai menunaikan ibadah shalat dengan menjamak Maghrib dan Isya di sebuah mushola milik Terminal 3 Existing, aku menuju Gate 3 dan memutuskan untuk menunggu penerbangan di salah satu bangku sembari mengisi daya telepon pintarku. “A, ini tujuan Kuala Lumpur, ya?”, seorang perempuan paruh baya tetiba bertanya dan duduk di sebelahku. “Iya, Ibu….Boleh lihat…

  • <—-Kisah Sebelumnya Tak berapa lama usai menyantap seporsi makanan cepat saji itu, aku bergegas menuju check-in zone. Maka aku mendapati check-in desk sudah mulai dibuka. Aku pun memutuskan untuk mengantri demi mendapatkan boarding pass. Mataku awas mengamati para pengantri. Kuperhatikan banyak sekali warga Malaysia dalam baris antrian. Paspor merah hati itu begitu kukenal dengan baik.…

  • Merunut kembali sejarah diri, akhirnya aku tersadar bahwa terakhir kali melakukan perjalanan ke luar negeri dengan cara bertolak dari kantor tempatku bekerja adalah ketika melanglang buana ke Yangoon, ibu kota Myanmar pada medio 2015. Maka aku akan mengulangi cara tersebut pada kisah perjalanan ini. Perjalanan kali ini dimulai dari kesibukan diriku menjalani aktivitas kantor. Karenanya…