Tibalah aku di depan konter imigrasi….Aku tenang.
“Hi, Donny, tenanglah!.….Ini akan mudah”, aku membatin.
Maka ketika sedang mengantri di salah satu line konter imigrasi, tetiba datang serombongan jama’ah umrah yang bercakap dalam Bahasa Indonesia dengan aksen Melayu. Salah satunya, yang kutebak sebagai pemimpin rombongan tampak sibuk mencari angka yang dicocokkan dengan angka di boarding passnya.
“Kita cari konter 22 ya sesuai tiket”, ucapnya kepada setiap anggota rombongan. Semua anggota rombongan tampak patuh mengikutinya.
Aku yang seketika paham dengan pernyataan itu, bergegas mendekatinya untuk membantu.
“Nomor yang tertera di boarding pass itu nomor gate, Pak. Kalau di konter imigrasi ini, bapak bisa pakai jalur mana saja, jadi silahkan mengantri saja di antrian yang menurut bapak nyaman”, aku menjelaskan.
“Oh begitu ya, Mas”, terimakasih ya.
“Kita mengantri di sini saja, Bapak-Ibu”, dia mengarahkan jama’ahnya.
Maka setelah percakapan itu, aku menjadi akrab dengannya. Berdasarkan informasi dari pembimbing umrah itu, mereka berasal dari Pekanbaru dan pembina umrah itu baru kali itu membawa jama’ah ke tanah suci.


Karena banyak pertanyaan yang dilemparkan pembimbing umrah tersebut kepadaku, akhirnya aku bercerita perihal passion bersolo-traveling sekaligus menjadi travel blogger yang sedang ku jalani. Ketertarikannya itu, membuatnya meminta alamat blogku. Dia merasa penasaran dan ingin mengikuti setiap kisah perjalananku.
Pertemuan singkat yang menyenangkan. Akhirnya aku berpisah dengan rombongan umrah itu di salah satu aerotrain platform. Aku mengucapkan salam perpisahan sebelum kami menuju ke gate masing-masing.
Maka bergegaslah aku menuju Gate C-26. Untuk menggapai gate tersebut maka aku harus menuju East Zone – KLIA. Aku terus begerak mencari zona itu, melewati sebuah area luas dimana Information Centre Desk ditempatkan dan jam-jam klasik dengan brand OMEGA menjadi penghias di area sekitarnya.
Mengikuti signboard dengan teliti, akhirnya pada pukul setengah sebelas aku tiba di Gate C-26. Aku mengambil salah satu bangku demi menunggu boarding time yang akan berlangsung satu jam ke depan.
Terduduk di salah satu pojok selasar, aku terus menyaksikan kedatangan penumpang asal Uzbekistan setiap menitnya. Beberapa diantara mereka memakai t-shirt dengan sebuah logo brand yang aku mengenalinya. Itu adalah logo perusahaan Multilevel Marketing kenamaan asal Tiongkok, yaitu TIENS. Tampaknya mereka sedang mengadakan acara tour bersama, mungkin itu adalah bonus trip dari perusahaan mereka.
Terus menikmati situasi……
Beberapa saat kemudian rombongan pramugari, pramugara, pilot dan co-pilot Uzbekistan Airways HY 554 tiba. Mereka langsung menjalani pemeriksaan di screening gate untuk kemudian memasuki pesawat untuk mempersiapkan penerbangan.




Dan akhirnya, tepat setengah jam sebelum boarding time seluruh penumpang diizinkan masuk ke waiting room.
Aku yang antusias, segera memindai diri di screening gate untuk kemudian memasuki waiting room yang memiliki ruangan lebih nyaman dan berkarpet tebal. Selama masa menunggu, aku memanfaatkan waktu untuk memenuhi kembali daya telepon pintarku. Inilah kesempatan terakhir mengisi daya, karena aku akan tiba di Tashkent saat gelap dan sudah pasti aku akan berkejaran dengan waktu untuk menggapai pusat kota. Jadi aku memerlukan bantuan smartphoneku untuk melacak posisi dan pergerakanku.
“Smartphoneku tidak boleh mati setiba di Tashkent nanti”, aku mengingatkan diri sendiri.
Akhirnya…..panggilan boarding itu benar-benar tiba…..
Dengan hati sumringah, aku segera memasuki antrian untuk melakukan pemeriksaan terakhir boarding pass sebelum memasuki kabin pesawat melalui aerobridge.
“Tashkent, I’m coming……”, aku menyimpulkan senyum tipis ketika sudah berada di areobridge.
2 thoughts on “Konter Imigrasi Malaysia: Membantu Jama’ah Umrah”