Menjelang pukul dua belas siang, aku memasuki kabin Uzbekistan Airways HY 554. Melalu aisle sisi kanan, aku merangsek ke kabin kelas ekonomi. Bangku bernomor 32-J adalah tujuanku.
Melewati kabin business class aku cukup mengagumi kemewahan Boeing 787-8 yang akan kutumpangi itu. Kuris kelas business hanya di set dengan dua tempat duduk di setiap kolomnya. Total ada tiga kolom bangku dalam pesawat yang kutumpangi.
Aku akhirnya menemukan kursiku, dan kursi itu adalah aisle seat. Aku duduk bersebelahan dengan wanita paruh baya asal Uzbekistan yang mengakuisisi window seat, sedangkan kursi di bagian tengah dibiarkan kosong. Hal ini membuat tempat dudukku menjadi cukup lega selama perjalanan di dalam pesawat double aisle itu.




Genap melakukan boarding, maka setiap penumpang sudah bersiap di tempat duduknya masing-masing. Dan usai awak kabin memastikan keamanan setiap penumpang maka peragaan prosedur keselamatan penerbangan diberikan melalui tayangan video yang tertampil pada setiap layar LCD di kursi penumpang.
Ada yang unik dengan video peragaan prosedur keselamatan penerbangan tersebut dimana para aktor peraganya mengenakan jubah dan pakaian perang zaman Timurid Empire. Peragaan yang unik dan kreatif. Mampu membuatku tertawa ringan di balik kursi penumpang.
Aku menahan senyum ketika pesawat berbadan besar itu mulai didorong ke belakang dengan pushback tractor menuju taxiway.
Satu sisi aku sangat antusias dengan kesempatan menikmati penerbangan Uzbekistan Airways untuk pertama kalinya, di sisi lain aku tak bisa menyembunyikan rasa bahagia karena sebentar lagi aku akan jauh melanglang buana. Aku seakan menemukan passion yang telah lama hilang terenggut pandemi.
Mesin jet mulai menderu nyaring demi mendorong besarnya badan pesawat di sepanjang landas pacu, untuk beberapa saat pesawat meluncur di runway, pemandangan di luar jendela mulai berubah menjadi garis-garis cepat yang tertarik ke belakang. Akhirnya di ujung landas pacu, pesawat dengan lembut memasuki fase airborne. Dan pasti, para pengunjung bandara akan melihat roda-roda raksasa pesawat yang kutunggangi mulai terlipat ke dalam lambungnya.
Sejenak pemandangan ciamik Kuala Lumpur International Airport tertampil di ketinggian, untuk kemudian sang pilot merubah haluan pesawat ke arah barat. Maka moncong fuselage telah mengarah ke tujuan akhir….Kota Tashkent.
Satu hal yang kulakukan ketika pesawat sudah memasuki cruising phase adalah mengambil inflight magazine dari bagasi tempat duduk dan mulai berselancar mencari informasi perihal Uzbekistan di setiap artikelnya. Itulah kebiasaan yang kulakukan sebelum mendarat di tujuan. Membaca inflight magazine adalah cara terbaik untuk mencari informasi terkini tentang tempat yang sedang kita tuju.


Aku yang penasaran dengan rute penerbangan kemudian mencari tahu rute penerbangan dari layar LCD. Dari situ aku baru mengerti bahwa rute penerbangan Uzbekistan Airways HY 554 akan melewati Laut Andaman, Teluk Benggala, Negara Bagian Bihar di India, sebagian wilayah Nepal, Tibet, Pakistan, Afganistan, Tajikistan dan Kirgistan….Wah, keren juga ya perjalananku.
Untuk sejenak aku bisa menikmati awal penerbangan itu.
2 thoughts on “Airborne yang Sempurna”