
Penanda waktu menunjukkan setengah sebelas malam ketika Malaysia Airlines MH 724 merapat di Kuala Lumpur International Airport. Aku menghela nafas panjang ketika pesawat telah terparkir sempurna di apron, itu karena connecting flight Malaysia Airlines MH 1326 baru akan mengudara menuju Kuala Terengganu pada pukul 07:25 esok hari. Artinya, selama sembilan jam ke depan aku harus bermalam di KLIA.
Bermalam di KLIA2….Pernah kah?….Yes, dua belas kali sudah, aku mencicipi “kasur keras” KLIA Terminal 2
Bermalam di KLIA?….Pernah juga kah?….Nup, kali ini pertama kalinya aku menginap di KLIA Terminal 1.
Sembari berjalan di arrival hall, aku mengambil boarding pass yang sudah kudapat dari check-in desk Soetta. Setelah kuamati, boarding pass yang kupegang belum mencantumkan nomor gate. Oleh karenanya, aku berusaha mencari informasi status penerbangan di Flight Information Display System (FIDS) yang terletak di arrival hall….Akhirnya, aku mendapatkan nomor gate….Yupz,A5.

Supaya esok pagi aku tak keteteran mencari gate, aku pun berniat melakukan rehearsel untuk mencari jalan menuju gate yang dimaksud. Dari International Concourse di level 4, aku turun satu level menuju Domestic Concourse.Perlu diketahui bahwa domestic flight di KLIA diterbangkan dari gate A dan gate B, sedangkan international flight diterbangkan dari gate C, gate G dan gate H.
RehearseI yang kulakukan pun terpaksa usai di depan gerbang konter imigrasi, tetapi setidaknya aku telah memahami bagaimana aku harus melangkah menuju gate esok pagi.

Dari depan konter imigrasi, aku terpaksa naik kembali ke International Concourse untuk mencari tempat demi memejamkan mata.
Sementara itu, beberapa menit lagi memasuki tengah malam, aku duduk di salah satu bangku International Concourse ketika sepasang turis setengah umur mendekat dan menduduki kursi kosong di sebelah kiriku.
“Helloo, Sir, where are you come from?”, aku memberanikan menyapa.
“Hi, I’m from Algeria”.
“Oh I know, it’s a country in north of Afrika”, aku mencoba membuat percakapan lebih hangat.
“Ohhhh….yeaaa….yeaaaa, you know that. I will go home tomorrow and will transit in Doha”, dia mulai bercerita tentang rencana perjalanannya.
“Oh, Doha will be last destination in my traveling this time”, aku mulai mengaitkan perjalananku dengan perjalanannya supaya terjadi percakapan yang lebih intens.
“Oh, good. What is your traveling for?….Business?”
“Oh, no. it’s just for tourism. I’m Donny from Indonesia and Oh yeaaa, what is your name, Sir?”
“Oh, I’m Younes and she is my wife”
“Hi, Donny, nice to meet you”, istri pak Younes turut menyapaku
“Hi, mam. Nice to meet you too”
“Donny, let’s we dinner together!”, pak Younes mengeluarkan empat potong burger dari kantong kertas yang sedari tadi dibawa istrinya.
“Thank you, Sir. I had have dinner since from Jakarta”, aku menolak lembut
“No No No…. It’s different, It’s for accompany us while talk about our traveling”, dia memaksaku untuk menerima sodoran sepotong burger yang masih hangat.
Alhasil kami bertiga pun saling berbincang sambil menikmati burger bersama. Dan ketika kita usai menyantap hidangan sederhana itu, mereka pun berpamitan untuk menuju ke gate.
Tapiiii…..Sebelum mereka berdua meninggalkan kursi, tetiba istri pak Younes menyodorkan satu potong burger terakhir kepadaku.
“It’s for you, Donny. Just take it, we are moslems, we are family”
“It’s really, I think you more need it in your journey, mam”, aku menolak halus.
“No, Donny, It’s for you”, dia semakin dekat menjulurkan burger itu di depanku
“Thank you, mam. Allah is always with you”, akhirnya aku tak kuasa menolaknya.
“Amiin, Good night, Donny, Assalamu’alaikum”.
“Wa’alaikumsalam”
Pertemuan yang sangat menyenangkan di dini hari. Aku memasukkan burger hangat itu di dalam backpack. Lebih baik aku menyimpannya untuk sarapan esok hari.
Usai pertemuan itu, aku memutuskan berpindah tempat untuk mencari deret bangku kosong untuk tidur sembari meluruskan badan sehingga aku bisa memejamkan mata dengan nyaman.

2 thoughts on “Burger Hangat di Kuala Lumpur International Airport”