
Selepas pemeriksaan di konter imigrasi, aku turun satu lantai untuk kemudian melangkah ke arah barat menyusuri panjangnya travelator di Departure Hall Terminal 3 Ultimate.
Dalam lima belas menit aku tiba di Terminal 3 Existing. Sementara rona gelap mulai tampak dari kaca bandara. Hanya satu yang terbesit dalam fikiranku…..Shalat Jama’ Maghrib dan Isya’. Aku sudah hafal Terminal 3 Existing sejak 2013, jadi aku tahu dimana letak mushollanya, yaitu tak jauh dari tikungan akhir Terminal 3 Ultimate sisi barat.
Usai menjalankan shalat, aku sempat mendudukkan diri untuk menikmati serbuk oatmel yang kutuang di mini foldable lunch box, beruntung ada free water station yang menyediakan air hangat untuk menyeduh makanan serbuk itu. Itulah makan malam pertama dalam petualanganku menyisir Kuala Terengganu, India dan Timur Tengah.
Usai menyantap dinner sederhana itu, aku bergegas menuju gate 4 demi mempersiapkan diri menjelang boarding. Baru beberapa menit duduk di waiting room, pengumuman memenuhi langit-langit bandara…..Yupz, delay.
Waktu delay yang diprediksi berlangsung selama satu jam membuatku harus melakukan aktifitas lain demi menghindari kejenuhan. Aku memutuskan untuk mencharge ulang smartphoneku yang sudah kehabisan daya. Sementara pandangan mata kulempar jauh keluar bangunan bandara untuk menyaksikan aktifitas loading yang sibuk dilakukan di kaki-kaki raksasa Boeing 747 milik Japan Airlines, Airbus 330 milik Turkish Airlines dan Korean Air di sisi timur Terminal 3 Existing.
Keisengan lain yang kulakukan untuk mengusir kejenuhan itu adalah menguping percakapan wanita cantik Indonesia yang sedang khusyu’melakukan video WhatsApp call dengan kekasih bulenya yang berada di Eropa….Hhmmhhh, kekasih bule….Duhhh.
Aku juga menyempatkan bercakap dengan warga asli Tiongkok yang membuka restoran di area Industri Cikarang. Menurut tuturnya, dia untuk sementara akan kembali ke Tiongkok setelah hampir setahun tak mudik. Kesulitan berbahasa Indonesia maupun Inggris membuat kami berjibaku dalam bercakap dengan imbuhan bahasa isyarat dan bahasa tubuh kami masing-masing….Hmmmmhhh, pengusaha asli Tiongkok.


Akhirnya, pukul 20:15, boarding time pun tiba……
Aku segera memasuki kolom antrian sisi kanan untuk pemeriksaan paspor dan boarding pass oleh ground staff. Usai pemeriksaan aku pun menyusuri aerobridge untuk memasuki kabin pesawat Malaysia Airlines yang merupakan anggota dari aliansi penerbangan besar dunia “Oneworld”….Yes, aku menemukan bangkuku di kabin tengah, tepat di window seat sisi kiri bernomor 26F.
Malaysian Airline MH 724 merupakan penerbangan selama 1 jam 34 menit menggunakan pesawat Boeing 737-800 dan menempuh jarak sejauh 1.216 km. Dan ini adalah kali kedua aku menikmati penerbangan bersama Malaysia Airlines. Satu setengah tahun sebelumnya aku pernah mencicipi penerbangan pagi Malaysia Airlines MH 726 dengan tujuan yang sama.
Aku beruntung sekali bisa menangkap penerbangan premium Negeri Jiran ini pada promo yang berlangsung sepuluh bulan sebelum penerbangan. Dan tujuan utamanya bukanlah Kuala Lumpur, tetapi Kuala Terengganu.
Usai melakukan proses boarding dan demo prosedur keselamatan penerbangan oleh para awak kabin, pesawaat pun bersiap di ujung runway untuk melakukan take-off. Tak lama kemudian, setelah mendapatkan izin dari Air Traffic Controller (ATC) pesawat pun melakukan take-off dan mendekati pukul sembilan malam, pesawat pun airborne.
Ketika pesawat telah memasuki tahap cruising, para pramugari mulai membagikan inflight meal. Sajian Low Lactose Meal (NLML) yang kupesan jauh-jauh hari sebelum penerbangan pun tiba.


Karena ini penerbangan pendek, usai makan malam aku berusaha untuk memanfaatkan waktu dengan menjelah wisata Negeri Jiran melalui inflight magazine milik Malaysia Airlines yaitu “Going Places” dan sesekali membolak balik Temptations e-cataloque untuk sedikit mengintip harga souvenir– souvenir milik Malaysia Airlines….Hmmh, tentu aku tak akan membelinya.
Kehabisan ide maka di sisa penerbangan aku berusaha untuk memejamkan mata sejenak karena malam ini pasti aku tak akan nyenyak tidur di Kuala Lumpur International Airport demi menunggu pagi. Tak benar-benar lelap aku tertidur di sisa penerbangan, hingga akhirnya pilot mengumumkan bahwa pesawat akan segera mendarat sembari menginformasikan cuaca yang bagus di Kuala Lumpur.
Malaysia Airlines MH 724 pun bersiap mendarat, mengambil posisi lurus menuju runway dan perlahan menurunkan roda-roda besarnya untuk menapaki landasan dan membantu pilot untuk menghentikan laju pesawat.

Selamat datang KLIA….Selamat datang Malaysia.
Untuk mendapatkan tiket penerbangan dari Jakarta ke Kuala Lumpur, Kamu bisa mencarinya di 12go Asia dengan link sebagai berikut: https://12go.asia/?z=3283832
2 thoughts on “Malaysia Airlines MH 724 dari Jakarta (CGK) ke Kuala Lumpur (KUL)”