
Kuserahkan Rp. 264.000 kepada staff perempuan penjaga reception desk Hong Kong Taiwan Hotel. Membasuh tubuh pada jam ke-32 sejak mandi terakhir di Manila adalah hal pertama yang Kulakukan setelah membuka pintu kamar….Daki seberapa tebal?….Beuh, tak perlu ditanya juga sudah bisa diduga….Pufftttt.
Kedai nasi goreng halal ala India di lantai 1 menyelamatkanku dari kelaparan setelah setengah hari penuh menjelajah Tian Tan Buddha dan Hong Kong Disneyland di Lantau Island.
Berjalan sedikit cepat menuju Tsim Sha Tsui Station dan perlahan meninggalkan Chungking Mansions Building yang menjadi lokasi hostelku. Menggunakan MTR Tsuen Wan Line dan berpindah ke MTR Kwun Tong Line di stasiun Mong Kok akhirnya Aku tiba di Lok Fu Station.
Perjalanan kereta selama 16 menit yang mengurangi saldo Octopus Card ku sebesar Rp. 15.000. Hari pun semakin gelap ketika Aku keluar dari Lok Fu Station di gate B. Sial, Aku terjebak malam menuju Kowloon Walled City Park.
Tak mau berlama-lama menetapkan arah, Aku bertanya kepada seorang ibu karyawan kantoran yang sedang bergegas menaiki Kowloon Green Minibus (Kowloon GMB) yang merupakan transportasi andalan di Distrik Kowloon City.
Aku: “Excuse me, mam!. Sorry for disturbing you. Can me know, which way towards Kowloon Walled City Park?”.
Dia: “Just walk straight through that street, You can find it in 1 km or you can use this GMB to go there”.
Aku: “Oh, thank you mam. I prefer to walk towards there”. (bukan kamusku naik bus untuk jarak segitu)
Menyusuri Junction Road, Aku mulai sedikit curiga karena jalanan terlihat sepi dan sedikit gelap. Tapi Aku tak pernah berniat membatalkan pencarianku. Setelah berjalan selama 15 menit tibalah Aku di Kowloon Walled City Park. Benar dugaanku, taman sangat sepi dan tersamar gelap. Keberadaan beberapa lampu taman tak lantas membuatnya terang saking luasnya taman tersebut.
Aku hanya memandangi taman itu dari pelataran depan saja. Tak memungkinkan untuk masuk ke area yang lebih dalam, membuatku segera meninggalkan taman ini.

Aku kembali menuju Lok Fu Station dengan berjalan kaki. Aku berniat menuju ke Ladies Market sebagai penutup trip hari pertamaku di Hong Kong.
Kamu tahu kan Ladies Market?
Maap ini bukan pasar jualan perempuan ya……
Ladies Market merupakan street market sepanjang 1 km yang mayoritas kiosnya menjual barang dan pernak-pernik wanita seperti jam tangan, kosmetik, souvenir, baju bahkan ada juga yang jualan celana dalam.
Naik MTR Kwun Tong Line. Aku menuju Mong Kok Station yang merupakan pemberhentian terdekat dengan Ladies Market. Hanya 9 menit dan Rp. 10.000 kok.
Keluar dari Gate E2 Mong Kok Station dan dilanjutkan dengan menyusuri Nelson Street.

Diperempatan kedua berbelok ke kanan. Akhirnya Aku disambut dengan wajah Tung Choi Street yang sangat ramai. Penuh dengan billboard di setiap sisi jalan.

“Wah, ini ya Ladies Market, gileee….rame bangeeettttt”, batinku. Waduh, bisa-bisa kebablasan hingga larut malam kalau lepas kendali.

“Ayoo, dibeli….100 Dolar dapat 3”, sayup-sayup kudengar bahasa negeriku. Penasaran berat yang membuatku mencari si empunya suara hingga bener-bener ketemu batang hidungnya. Oalah, si penjual adalah seorang ibu warga negara Hong Kong yang sepertinya memang fasih berbahasa Indonesia.
“Ayo beli buat oleh-oleh ke Indonesia, pak”, sahutnya. Aku pun tersenyum lebar. Entah bagaimana Dia membujukku, hingga 100 dolar bisa keluar dari dompetku untuk kemudian dikemasnya 6 pieces t-shirt bertajuk “I Love HK”….Hadeuuh, emak-emak dimanapun tetap juara dah…..Jago nawar ya guweh….Hahaha.
Kemudian, sisa waktu lebih kugunakan untuk menikmati jajanan pinggir jalan dan menikmati sekaleng softdrink di sebuah bangku trotoar. Mata yang sebetulnya lelah tak terkalahkan oleh kantuk karena keramaian Ladies Market. Hanya saja, waktu yang kemudian mendesakku untuk segera menuju hostel dan menutup malam itu dengan kesan tak terkira tentang Hong Kong.
Selama 7 menit, MTR Tsuen Wan Line pun mengantarkanku hingga Tsim Sha Tsui Station dimana hostelku berada. Ongkosnya Cuma Rp. 10.000, ya….
Selamat malam HK, see you tommorow.
….Zzzzzzz….