<—-Kisah Sebelumnya

Dalam pejaman mata, aku tahu bahwa Arsen memasuki kamar pada tengah malam. Lalu mematikan lampu yang sengaja kuhidupkan ketika beranjak tidur demi menghangatkan ruangan, menyamarkan beku udara luar yang mengintimidasi. Arsen dengan cepat mengambil ranselnya, mematikan lampu dan pergi meninggalkan kamar.

Aku yang terpejam tetap enggan membuka mata karena telah nyaman berada di balik selimut. “Mungkin Arsen mendapatkan kamar yang lebih nyaman di rumah temannya”, aku membatin dan melanjutkan tidur.

—-****—-

Pagi tiba,

Cahaya pagi menyeruak dari celah-celah yang tak tertutup tirai di sebalik jendela. Aku yang cukup tidur semalaman merasa antusias. Berasa ingin segera menikmati suasana Almaty.

Aku yang paham bahwa tak ada kamar mandi di penginapan, segera mempersiapkan diri. Mengenakan selapis long john hitam yang kumiliki semenjak berkelana ke Negeri Sakura 6 tahun sebelumnya. Kutambahkan dua helai kaos berlengan panjang kemudian untuk terakhir kali kubalut tubuhku dengan winter jacket yang kubeli di salah satu kios baju bekas di Pasar Baru. Aku juga mengenakan celana panjang berbahan katun dan kulapis dengan celana parasut berbahan dasar bulu.

Sudah hangat, saatnya berkelana menikmati kota”, aku cengar-cengir melihat ke arah jendela.

Menuruni lima tingkat tangga hingga berdiri tepat di pintu penginapan. Aku tahu bahwa suhu di luar mencapai angka -13oC, level suhu terendah yang akan segera aku rasakan.

Membuka pintu sejenak, aku berdiri tepat di bawah pintu, merentangkan kedua tangan dan merasakan dinginnya udara luar.

Sepertinya aku bisa melewati dinginnya cuaca ini seharian”, aku jumawa meremehkan keadaan, ditambah aku melihat seorang perempuan muda berjalan santai hanya dengan menggunakan kaos tipis sekeluar dari kendaraan pribadinya.

Abylai Khan Avenue

Aku pun memutuskan untuk keluar dari penginapan. Menyusuri pedestrian kecil yang memutari playground di depan penginapan dan menuju jalur utama kendaraan di Abylai Khan Avenue.

Tetapi….

Baru saja berjalan tak lebih dari 300 meter, suhu dingin mulai menyelinap tajam ke dalam tubuh yang telah tertutup empat lapis jenis pakaian berbeda dan tiga lapis jenis celana. Dalam sekejap aku menggigil hebat, aku yang sedikit panik segera memutuskan untuk kembali ke penginapan, menyusun ulang pengenaan pakaian untuk melawan dinginnya suhu udara luar.

Akhirnya aku mengenakan long john lengkap atas bawah rangkap dua, t-shirt lengan panjang rangkap tiga, celana panjang berbahan katun dirangkap dengan celana parasut musim dingin, winter jacket, syal leher dan wajah, winter cap dirangkap earmuff, sepatu boots lengkap dengan kaos kaki rangkap dua, di akhiri dengan kaos tangan rangkap dua.

Astronaut Mode.

Cara berbusana yang demikian membuatku berdiri gagah macam astronot luar angkasa yang susah sekali berjalan di jalanan umum. Aku tertawa geli dalam batin. Beruntung kejadian ini berada jauh di negeri seberang dan tak ada satupun orang yang mengenaliku, tak mengurangi rasa percaya diriku ketika banyak warga lokal merasa aneh melihat caraku berjalan dan berbusana.

Gaya berbusana teraneh Abad ini…….

Kisah Selanjutnya—->

Posted in , , , ,

4 responses to “Astronot yang Jatuh ke Bumi”

  1. KLYUCH: No English, Please… Avatar

    […] ← Тахар КонАКуй Гостиница: Terjengkang ke BelakangAstronot yang Jatuh ke Bumi → […]

    Like

  2. Unicorn Dreaming Avatar
    Unicorn Dreaming

    Lovely to see a blog after a long time, even if I can’t read it.. wishing you a happy new year ❤️

    Like

    1. travelingpersecond Avatar

      Merry Christmas & Happy New Year Fiona♥️.

      Like

Leave a reply to KLYUCH: No English, Please… Cancel reply