Mencari Souvenir di Grand Souq Deira

<—-Kisah Sebelumnya

Melewati Utensils Market.

Suhu udara mulai panas ketika aku keluar dari Museum of the Poet Al-Oqaili. “Pantas saja….Ini hampir tengah hari”, aku membatin kecut sembari menengadahkan muka ke langit. Surya sedang memamerkan terik yang teramat sangat siang itu.

Aku bergegas mencari perlindungan di gang-gang sempit beratap di selatan museum. Aku pun segera tersadar bahwa langkah kaki itu tepat berada di kompleks pasar yang cukup ramai dengan pedagang-pedagang dengan wajah khas Asia Selatan, kebanyakan Pakistan menurutku.

Pada langkah selanjutnya aku telah berada di salah satu koridor “Perfume Market”, kuperhatikan koridor pasar itu terletak bersebelahan dengan “Utensils Market” yang jelas menawarkan barang dagangan berupa perkakas-perkakas rumah tangga.

Melewati dua penjaga yang berbeda kios, aku mulai merasakan atmosfer perniagaan di salah satu sisi Kawasan Al-Ras, tepatnya di tepian Dubai Creek.

Dengan cepat aku melewatkan perniagaan di “Utensils Market” dan mulai melangkah di harumnya koridor “Perfume Market”. Kuperhatikan di beberapa kios, para pedagang menyediakan parfum merek internasional. Selain itu pasar ini menjual beberapa merek lokal yang aku sendiri cukup familiar dengan salah satu nama brandnya, yaitu “Oud” yang merupakan parfum khas Jazirah Arab yang diproduksi dengan cara mengekstraksi kayu Oud. Di Indonesia, mungkin kayu Oud ini masih sebangsa dengan kayu Gaharu.

Aku terus menikmati paparan masif aroma amber, melati atau musk. Hingga akhirnya tak terasa langkahku tiba di Al Abra Steet.

Aku terus saja melangkahkan kaki ke selatan. Benar saja seperti dugaanku, aku menemukan jenis pasar lain tepat di sisi utara Dubai Creek. Grand Souq Deira adalah nama pasar yang tepat berada di depan pandanganku.

Aku tak segera memasuki pasar, melainkan memilih mengamati sekitar pasar terlebih dahulu. Menengok ke arah kanan, langkahku kini telah terbatasi oleh Baniyas Steet. “Aku sudah berada di ujung selatan kawasan Al- Ras”, aku berseru girang pertanda akan segera mencari destinasi baru ketika keluar dari kawasan tersebut nantinya.

Sedangkan sebuah area parkir lebar berhasil memisahkan jalan utama tersebut dengan pasar di sisi utaranya.

Grand Souq Deira nyatanya terletak di dekat Kawasan Pelabuhan. Adapun pasarnya terletak memanjang di sisi utara Baniyas Road, dibatasi Al Abra Street di sisi barat dan Old Baladiya Street di sisi timur. Pasar ini diposisikan tepat di sebuah koridor sepanjang kurang lebih 150 meter.

Berikutnya aku tanpa ragu mulai memasuki ujung koridor sisi barat Grand Souq Deira. Perlahan aku mengamati barang dagangan yang ditawarkan di sepanjang kios. Tampak kios-kios itu menawarkan  barang dagangan seperti mainan, barang-barang rumah tangga, dan berbagai hadiah serta souvenir.

Aku segera beride untuk mencari souvenir buat diri-sendiri. Tanpa kesusahan yang berarti, akhirnya aku masuk ke salah satu kios. Dengan cepat aku mencari sebuah fridge magnet berbahan logam yang dipajang di etalase gantung, mengambilnya satu buah dan membayarnya kepada sang penjual.

Gerbang barat Grand Souq Deira.
Rempah dan obat.
Koridor Grand Souq Deira,
Rempah dan obat.
Gerbang timur Grand Souq Deira.
Bersama Mr. Mousa.

“How much is it, Sir?”

“15 Dirham”

“Can me buy it for 10 Dirham, Sir?”, aku mulai meawar.

“It’s Okay, no matter….Why do you buy one only?”, pertanyaan pembuka sang pemilik toko untuk melakukan  penjualan berantai.

“Oh, it’s just for myself to memorizing my trip, Sir….What is your name, Sir?” jawabku singkat sembari mengajak berkenalan.

“I’m Mousa from Kabul, Sir”. Jawabnya sambil tersenyum.

“Call me Donny, I’m Indonesian”, aku menutup pertanyaan.

Usai membayar aku pun bergegas untuk meninggalkan pasar berusia 172 tahun tersebut.

Selamat tinggal Grand Souq Deira…..

Kisah Selanjutnya—->

5 thoughts on “Mencari Souvenir di Grand Souq Deira

Leave a Reply