Palm Jumeirah: Isi Dompetku Tak Akan Cukup

<—-Kisah Sebelumnya

Palm Jumeirah dilihat dari ujung pulau terluar.

Hampir setengah lima sore ketika aku berhasil keluar dari Nakheel Mall melalui pintu bagian belakang. Jika pengunjung mall paham, pintu itu bisa mengoneksikan pengunjung dengan jalanan menuju ke area residensial di Palm Jumeirah.

Menuruni tangga, aku berhasil menginjakkan kaki di jalan utama sisi utara Nakheel Mall. Aku hanya perlu menyeberangi jalan utama itu untuk bisa mengeksplorasi salah satu kawasan residensial di sebuah area berbentuk daun palem di pulau reklamasi Palm Jumeirah.

Perlu diketahui bahwa Palm Jumeirah merupakan pulau buatan terbesar di dunia yang dibangun di pesisir Laut Arab dengan bentuk pohon palem. Bentuk detailnya terdiri dari area berbentuk batang pohon palem dimana Al Ittihad Park dan Nakheel Mall yang sempat kukunjungi berada, sebuah area berwujud mahkota dengan 16 area berbentuk daun palem dimana kompleks-kompleks perumahan mewah di tempatkan,dan kemudian tiga pulau yang membentuk bulan sabit dibuat mengelilingi kesemua area pulau dimana hotel-hotel mewah didirikan. Luas keseluruhan Palm Jumeirah adalah tak kurang dari 800 kali luasan lapangan sepak bola standar internasional.

Di tengah arus kendaraan yang melaju kencang, dengan penuh kehati-hatian, akhirnya aku tiba di seberang jalan utama. Urusan menyeberang jalan memang selalu menjadi perhatian serius bagiku setelah kejadian hampir tersambar mobil di Bandar Seri Begawan dan Phnom Penh beberapa tahun silam. Sejak itu, aku tak mau main-main ketika berada di jalanan negeri orang. Siapa yang akan menolongku jika sampai terjadi sesuatu di jalanan ketika sendirian berada di negeri orang.

Di seberang jalan, aku berdiri tepat di depan Palm View East, sebuah apartemen lima lantai yang dibangun memanjang di tepian jalan utama dan sebuah kondominuim 17 lantai terletak di sisi barat apartemen tersebut, Marina Residence 4 adalah nama kondominiun itu.

Aku berusaha mencari gang masuk menuju boat parking place yag berlokasi tepat di belakang apartemen Palm View East. Bukan…..Aku tidak bermaksud menaiki yacht-yacht mewah yang terparkir di dermaga, tentu aku tak memiliki anggaran untuk melakukan itu.

Aku hanya perlu untuk mengintip salah satu daun pulau yang berisi deretan perumahan mewah milik penduduk Palm Jumeirah.

Aku menemukan sebuah gang kecil beralaskan pavling block menuju ke dermaga. Tanpa ragu aku menyusuri gang itu hingga tepat berada di bibir perairan.

Wooowwwww…..Woooowwww….Woooowww

Kini aku dihadapkan pada sebuah pemandangan epik. Di sebelah kananku adalah sebuah dermaga dengan deretan kapal-kapal mewah, sedangkan di sisi kiriku adalah deretan perumahan-perumahan mewah berukuran besar memanjang mengikuti kontur area berbentuk daun dari Palm Jumeirah.

Mungkin hanya inilah cara terbaik bagiku untuk mengintip deretan perumahan itu. Jika aku harus memasuki gerbang perumahan pastilah aku akam memiliki kemungkinan kecil untuk bisa menembus penjagaan pos security yang super ketat.

Suasana jalanan utama di dekat Nakheel Mall.
Apartemen Palm East View (kiri) dan Marina Residence 4 (kanan).
Dermaga di belakang apartemen Palm East View.
Deretan perumahan mewah di Frond A (area berbentuk daun pertama di Palm Jumeirah). Area ini berjuluk berjuluk Al Fardh.

Usai puas memandangi perumahan mewah dan indah tersebut, aku kembali ke jalan utama. Aku berhenti sejenak, memandang penampakan mewah nan lamat di kejauhan. Di depan sana adalah area Palm Jumeirah yang berupa tiga pulau yang membentuk bulan sabit. Di sanalah jenis wisata mewah ditempatkan dan hotel-hotel kelas atas diisi oleh para wisatawan berduit.

Ada dua cara menuju ke sana, yaitu melalui terowongan bawah laut jika menggunakan kendaraan roda empat atau menaiki monorail dan turun di Atlantis Aquaventure Station.

Tidak….Aku tidak akan  ke sana….Isi dompetku tak akan cukup”, aku membatin kecut sembari dengan berat hati harus mengucapkan selamat tinggal kepada Palm Jumeirah. Inilah waktu terakhirku mengeksplorasi Palm Jumeirah. Karena dalam waktu yang tak akan lama lagi, aku akan kembali menuju ke hotel.

Gerbang di kejauhan itu adalah hotel bintang lima yang bernama Hotel Atlantis yang sekaligus menjadi gerbang taman rekreasi air terkenal di Dubai, Aquaventure.

Sebentar lagi gelap, aku arus mengamankan diri dengan berdiam diri dan beristirahat di hotel.

Kisah Selanjutnya—->

One thought on “Palm Jumeirah: Isi Dompetku Tak Akan Cukup

Leave a Reply