
Lewat beberapa menit dari pukul sembilan pagi, aku mulai memasuki kabin pesawat Airbus berjenis A330-300 dari gate 4. Penerbanganku baru saja dipindahkan oleh otoritas bandara dari gate 1 yang awalnya direncanakan.
Di pintu pesawat aku disapa oleh barisan pramugari berbusana sari warna hijau dengan motif bulu merak yang merupakan seragam khas awak kabin Srilankan Airlines, flight carrier milik “Negara Permata Samudera Hindia”.
Begitu memasuki kabin, aku segera menelusuri cabin aisle untuk mencari keberadaan bangku bernomor 50G. Ternyata aku menemukannya di deretan bangku kolom tengah yang sejejar dengan emergency exit. Hal ini tentu menjadi sebuah keuntungan tersendiri karena aku akan mendapatkan ruang duduk yang cukup lega untuk menyelonjorkan kaki. Hanya satu kekurangannya, yaitu aku tidak akan mendapatkan fasilitas LCD screen untuk menonton film sepanjang penerbangan….Impas berarti….Hihihi.
Penerbangan ini akan menempuh jarak tak kurang dari lima ratus kilometer dengan waktu tempuh berkisar satu jam. Penerbangan ini sendiri akan menuju mainhub dari SriLankan Airlines yaitu Bandaranaike International Airport yang terletak di kota Colombo, ibu kota Sri Lanka.
Penerbangan ini adalah penerbangan keduaku bersama SriLankan Airlines dimana penerbangan pertama pernah kulakukan bersamanya ketika melakukan perjalanan udara dari Colombo (CMB) ke Male (MLE) pada awal tahun 2019 menggunakan penerbangan bernomor UL 103.
Pagi itu, entah kenapa ketika pesawat sedang berproses taxiing dan take-off, aku mendengar suara berisik di bagian bawah pesawat, suara yang tak seperti biasanya membuatku sedikit khawatir. Tetapi yang namanya penerbangan, tak bisa yang banyak dilakukan, ketika sudah mengudara makan langkah terbaik adalah berdo’a dan menyerahkan segalanya kepada Allah.
Dan Alhamdulillah penerbangan kali ini ternyata berjalan dengan sangat mulus dan lancar.
—-****—-
Aku sendiri mendapatkan tiket penerbangan ini di kantor perwakilan SriLankan Airlines yang berlokasi di bilangan Jalan HR Said, tepatnya di Menara Kuningan. Aku terpaksa berburu tiket ke menara tersebut disebabkan tak kunjung berhassilnya aku ketika mengeksekusi proses terakhir pemesanan online di payment gate pada laman SriLankan Airlines. Mau tidak mau, untuk segera mengamankan tiket murah tersebut, aku harus rela memburunya di kantor perwakilan SriLankan Airlines. Harga tiketnya sendiri aku tebus dengan harga Rp. 1.300.000 untuk dua kali penerbangan, yaitu penerbangan dari Kochi ke Colombo lalu dilanjutkan dengan penerbangan dari Colombo ke Dubai.
Seorang ticketing staff keturunan Arab pun sempat heran kenapa aku membeli connecting flight dari Kochi ke Dubai. Dia bahkan mengingatkanku bahwa resiko refund atas pembatalan tidak bisa dilakukan karena penerbangan ini bukan berasal dari Jakarta.
Aku hanya menegaskan bahwa aku bersiap atas resiko apapun jika gagal terbang karena memang aku terbiasa mengambil resiko demikian untuk sebuah tiket murah.
Akhirnya di akhir pembicaraan malah aku yang banyak bercerita kepadanya tentang berbagai fragmen cerita petualanganku yang menurutnya seru untuk didengarkan.
—-****—-
Hanya ada sebuah kejadian lucu dari penerbangan ini yang masih teringat hingga kiki. Yaitu ketika seorang bocah perempuan nan lucu berparas Asia Selatan tiba-tiba berlari menuju pintu darurat pesawat yang sedang mengudara dan berusaha meraih handle pintu itu. Mungkin dia tertarik dengan warnanya yang menyala. Beruntung si mbak pramugari dengan sigap menangkap dan memeluk anak itu lalu menyerahka ke mama papanya yang duduk tepat di belakangku.







Di dalam pesawat aku sendiri tidak merasa nervous sama sekali, juga sama sekali tak risau memikirkan bagaimana nanti mendarat di Bandaranaike International Airport. Semua perasaan itu bisa dengan mudah aku kuasai karena aku sendiri sudah pernah tidur di bandara tersebut seusai mendarat dari Mumbai pada awal tahun 2019. Pada waktu itu, aku berkesempatan mengeksplorasi Sri Lanka.
Menjelang tengah hari, sang pilot memberikan pengumuman untuk bersiap melakukan pendaratan di Colombo. Serentak setiap awak kabin mulai melakukan inspeksi supaya semua penumpang bersiap diri sesuai dengan prosedur pendaratan. Setelah semua dirasa aman, maka pesawat mulai menurunkan elevasi dan menyentuh runway Bandaranaike International Airport.
Aku sampai di Colombo, dan telah melakukan setengah perjalanan menuju Dubai.
Hatiku terasa girang sekali siang itu
2 thoughts on “SriLankan Airlines UL 166 dari Kochi (COK) ke Colombo (CMB): Mampir Lagi”