
Makan malam….Akhirnya kucicipi ramen kesayangan itu setelah genap dua minggu berpetualang meninggalkan kampung halaman. Membuat mood perjalananku kembali ke puncak….Hahaha.
Di keesokan harinya, menjelang siang tetapi masih saja dingin menusuk, pukul sepuluh pagi, aku memulai petualangan hari kedua di Qatar. Menaiki Karwa Bus langganan bernomor 12, kutuju Al Ghanim Bus Station. Untuk ketigakalinya, aku akan menaiki Karwa Bus dengan nomor berbeda.

Sepuluh menit kemudian, aku meluncur menuju West Bay melalui Al Corniche Street. Karena ini adalah circular service, aku membiarkan diri mengalir mengikuti alur Karwa Bus itu. Aku tak turun ketika bus mulai memasuki area West Bay, bus berbelok di Al Fundug Street, berlanjut di Omar Al Mukhtar Street, beralih ke Conference Center Street, lalu menutup rute melingkarnya di Al Corniche Street untuk kembali menuju ke Al Ghanim Bus Station.
Aku turun tepat di permulaan area West Bay yaitu di dekat bangunan pencakar langit paling tersohor di Qatar yaitu Burj Doha. Bangunan berbentuk peluru yang pernah menjadi Best Tall Building Worldwide delapan tahun silam.


Aku memilih berjalan di sisi corniche untuk merasakan sensasi berjalan di bawah perkasanya gedung pencakar langit di sisi kiri dan birunya Teluk Persia di sisi kanan. Pemandangan yang sungguh luar biasa tak terkira dan masih terekam di ingatanku hingga kini.

Aku mulai masuk lebih dalam ke area West Bay, kini aku melewati jalanan di sebelah kiri Burj Doha dan aku benar-benar tenggelam dalam julangan jajaran pencakar langit kota Doha.

Aku sampai di Al Funduq Street, jalanan begitu padat. Mobil berjalan sangat pelan karena bahu jalan digunakan sebagai tempat parkir kendaraan. Sepertinya parkir masih menjadi masalah di area West Bay…..Mirip Jakarta ya….Hahaha.


Sebentar kemudian, aku sudah berada di jantung area West Bay. Berada di ujung Al Funduq Street yang kemudian arus kendaraan dialirkan oleh jalur protokol negara itu, yaitu Majlis Al Ta’awon Street dan Omar Al Mukhtar Street.



Matahari berada di titik tertinggi ketika aku memasuki pusat West Bay. Aktivitas di area itu juga mulai ramai. Jalan protokol dengan lima jalur di setiap ruas mulai padat dengan kendaraan. Perlahan aku mendekati DECC (Doha Exhibition & Convention Center) yang merupakan main event venue di kota Doha.
Perlu kamu ketahui, selain karwa Bus bernomor 76, West Bay adalah distrik bisnis yang bisa diakses dengan Doha Metro Red Line. Setidaknya terdapat dua stasiun MRT di area ini yaitu West Bay QIC Station dan DECC Station.

Sebelum meninggalkan area West Bay, aku akan mengunjungi sejenak salah satu pusat perbelanjaan di area itu yang menyediakan fasilitas ice rink.
Yukss….Lihat bentar.
Artikel yang sangat menarik. Semoga pandemi segera berlalu sehingga bisa jalan-jalan lagi
Terimakasih Mas Ferry😁😀. Semoga, Amin.
Makan siangmu apa iku, Oom? Kok sajak melas banget sih 😀 😀
Gembel emang mas…..Hahahaha.
Eh masih mending itu, ga ada yg ngliatin. Pernah makan di trotoar di Kuala Lumpur, cuma nyesepin serbuk oats, diliatin orang lewat….hahaha. parah emang……
Ya… Yaa… Itulah seninya pergi backpackeran yes; sudah menjelajah separuh bumi tapi tetap ya… Ndlosor karo makan ora isin 😀 😀
Gedung tingginya bagus-bagus semua, Mas Donny. Tapi tak lihat-lihat di fotonya Mas Donny, masih banyak juga ya gedung-gedung lawas yang dipertahankan?
Kalau saya fikir fikir….Pemerintah Qatar ini banyak melakukan proyek mercusuar mase….Membangun sesuatu ga mau sembarangan, lha wong duite turah turah…..yg lebih geli, bangun sepur tapi ra ono penumpange….kanggo opo coba….Hahaha
Gedung-gedung tingginya bagus-bagus, Mas Donny. Tapi tak lihat di foto, masih banyak juga ya gedung-gedung lawas yang masih dipertahankan? Lanskap kotanya jadi unik gitu.