MIA Park, Penutup Hari Pertama di Qatar

<—-Kisah Sebelumnya

Area West Bay di kejauhan.

Aku meninggalkan kesibukan Dhow Harbour untuk menuju ke destinasi berikutnya.  Sepintas aku melewati deretan ferry jenis Catamaran yang bersandar di salah satu sisi dengan penjagaan ketat para security bertubuh besar. Yang kupahami sekilas adalah itulah pelayaran menuju Banana Islands Resort Doha yang terkenal itu. Mainan para wisatawan kaya raya yang harus menghambur tujuh setengah juta rupiah untuk sekedar menginap semalam saja di pulau buatan berbentuk pisang di Teluk Persia.

Aku terus menelusuri corniche promenade. Jalur terlarang untuk para pengendara sepeda yang membuat setiap turis dapat menikmati pemandangan corniche dengan sangat leluasa di lebarnya bentangan promenade.

Aku tiba di sebuah permulaan taman kota yang sangat luas. Terparkirnya Doha Hop On Hop Off Bus menunjukkan bahwa spot ini adalah salah satu tujuan utama wisata tour keliling kota itu. Tepat di sebelah shelter, terletaklah gerbang depan spot tersebut yang ditandai dengan sebuah kolam melingkar. Spot itu adalah Museum of Islamic Art.

Gerbang depan Museum of Islamic Art.

Secara bersamaan aku berada di sebuah taman luas bernama MIA Park. MIA adalah singkatan dari Museum of Islamic Art. Sesuai nama, sebelum mendatanginya, semua orang sudah bisa dipastikan faham bahwa taman ini terletak tepat di depan Museum of Islamic Art.

Permulaan taman di sisi selatan.

Taman seluas kurang lebih tiga puluh hektar ini mengorbit pada sebuah corniche berbentuk setengah lingkaran. Dan MIA Park ini mengelilinginya di sisi utara, timur dan selatan. Lima puluh persen dari seluruh taman adalah kawasan hijau sedangkan separuhnya lagi dimanfaatkan sebagai plaza, promenade, area parkir dan fasilitas umum lainnya.

Corniche setengah lingkaran dengan bukaan menuju ke laut di sebelah barat.
Free water station di sekitar corniche.

Taman ini sering menjadi venue resmi negara pada perayaan hari libur nasional, selain itu juga sering dipakai sebagai tempat berlangsungnya pertunjukan musik, kegiatan bazaar ataupun konser-konser regular lainnya. Taman juga menyediakan beberapa food & cafe truck untuk para pengunjung di beberapa titik. Sedangkan khusus di hari Selasa dan dimulai pada pukul 17:00, taman ini menjadi area publik khusus kaum Hawa yang biasanya dipimpin oleh personal trainer dalam latihan kardio dan senam kebugaran.

Lokasi untuk MIA Bazaar.
Dareen Sweets…..Cafe truck di area taman.

Di area timur taman tersedia plaza yang cukup panjang, dibatasi dengan pepohonan rindang di kedua sisi dan di tengahnya dibuat kolam sepanjang plaza. Menciptakan kondisi yang sejuk ketika panas menyengat kota. Sementara di sebelah plaza timur ini terdapat kids playgrounds yang sangat luas untuk ukuran sebuah taman.

Plaza timur MIA Park.

Menginjak taman di sisi utara, aku disuguhkan bentuk taman yang menyerupai bukit, menanjak dari sisi selatan dan menurun tajam menuju ke laut di sisi utaranya. Duduk di kemiringan dengan pemandangan area West Bay yang tampak terlihat lebih dekat di pandangan mata adalah sebuah kepuasan tersendiri. Untuk memanjakan para pengunjung dalam menikmati pemandangan sekumpulan pencakar langit itu, disediakan area coffee shop yang cukup luas di sisi utara taman ini.

MIA Park Coffee Shop.

Kembali ke arah semula menuju pulang, aku melewati promenade yang berbeda dari arah datang. Kini aku melewati promenade paling selatan yang berbatasan langsung dengan Al Corniche Street. Tampak pemandangan jalanan di sisi kiri dengan gedung-gedung berarsitektur modern. Tampak juga Qatar Museum Gallery dan area MIA Parking yang sangat luas.

QNB Head Office dan “The Fountain” yang terpisahkan oleh Al Corniche Street tepat di barat daya taman.

Dengan berakhirnya kunjunganku ke MIA Park ini maka eksplorasi hari pertamaku di Qatar telah usai. Aku akan memulai perjalanan hari keduaku esok hari.

Kemana ya enaknya?….Hihihi.

Kisah Selanjutnya—->

3 thoughts on “MIA Park, Penutup Hari Pertama di Qatar

  • Menyenangkan sekali ya nek di tengah kota ada taman-taman seluas itu; enak buat ngglongsor ya, Oom 😉

    ” Yang kupahami sekilas adalah itulah pelayaran menuju Banana Islands Resort Doha yang terkenal itu. Mainan para wisatawan kaya raya yang harus menghambur tujuh setengah juta rupiah untuk sekedar menginap semalam saja di pulau buatan berbentuk pisang di Teluk Persia” — Lha dirimu nggak ikutan menghamburkan uang kah? Hahaha

Leave a Reply