Sebelum benar-benar tuntas menuruni Bukit Anadu, aku terhenti pada sebuah kedai.  Kedai kelontong yang menjual beberapa snack, air mineral, juga minuman beralkohol ringan. Kedai mungil beraroma harum kopi  yang dihasilkan dari tungku roasting di sebelah kanannya.

Description: D:\BC Reports\Foto and Video\Go Abroad\15. Nepal\IMG_20180101_181723470.jpg
Somersby berkadar 5%….Terkenal di Pokhara. Aku mah air putih aja….murahhhhh.

Himalayan coffee bean”, tutur si penjual ketika aku memperhatikan caranya me-roasting kopi. Buat beberapa orang, passion memang segalanya. Seperti pria ini, dia rela melepas kewarganegaraan Jepang dan memilih berganti menjadi Nepalese demi cintanya pada kopi Himalaya.

I take it”, aku menunjuk kemasan 250 gram untuk kuseduh di Jakarta.

—-****—-

Mr. Tirtha, your country is unique. Some Nepalese faces are like Indians, sometimes I find them similar to Chinese”, ucapku ketika Mr. Tirtha mulai menginjak pedal gas taksinya menjauhi bukit.

Yess….Nepal is flanked by India in south and China in north. So some Nepalese have mixed marriages”, tutur beserta senyum ramahnya menjawab pertanyaan.

Kami bergerak ke timur laut dengan memutari Phewa Lake untuk kembali ke hotel yang berjarak 6 km. Setiba di New Pokhara Lodge, aku mengucapkan terimakasih kepada Mr. Tirtha yang sejak jam 4 pagi menemaniku dalam eksplorasi Pokhara. Kuserahkan Rp. 600.000 sebagai biaya jasanya, itu artinya aku hanya perlu mengeluarkan budget transportasi sebesar Rp. 150.000 karena aku memborongnya bersama trio backpacker sehotel.

Belum hilang juga nuansa perayaan tahun baru di Lakeside Road, aku kembali menjelajah pinggiran Phewa Lake setelah berbasuh dan meluruskan kaki. Kali ini, aku kelaparan dan harus makan besar. Masih ada janji pada diri pasca percakapan sepanjang hari dengan Mr. Tirtha. Ya….Aku akan mencicipi Nepali Thali.

Jajanan kaki lima sepertinya tak akan mampu meredam kelaparanku, aku bergegas memasuki sebuah resto. Terduduklah diriku di bagian dalam untuk mendapatkan udara hangat, lalu disambut oleh pelayan perempun berparas manis. Tak perlu lama memilih. “Nepali Vegetarian Thali and orange juice”, pintaku setelah melihat menu yang kubaca. Makanan khas Nepal seharga Rp. 40.000 dan juice seharga Rp. 23.000 menjadi penutup hariku malam itu.

Description: D:\BC Reports\Foto and Video\Go Abroad\16. India\WA\IMG-20180102-WA0004.jpg
@Bellas Garden Restaurant.

—-****—-

Malam berganti pagi, aku menyeruput teh panas dan menghabiskan menu sarapan di pelataran hotel. Kemudian kembali ke kamar dan memanggul backpack biruku untuk bersiap pamit pada Mr. Raj. Kujabat tangan keriputnya dan kutepuk berulang kali lengan atasnya.

Aku:  “Thank you Mr. Raj for your kindness and hope to see you again next time”.

Mr. Raj: “Be careful, Donny. Thank you for stopping by in New Pokhara Lodge”.

Aku tahu Mr. Raj masih memaksakan dirinya bekerja karena anak terakhirnya masih berkuliah di Kathmandu University. Karena perkerjaannya pula, dia masih terlihat bugar.

Kali ini Mr. Tirtha datang untuk terakhir kalinya memberikan jasa taksi kepadaku. Kami berdua menuju Tourist Bus Park, mengantarkanku menuju Kathmandu.

Description: D:\BC Reports\Foto and Video\Go Abroad\16. India\WA\IMG-20171231-WA0017.jpg
Bisa ga sih bertampang parlente dikit….Hadeuh, Donny!
Posted in , , ,

21 responses to “Himalayan Coffee dan Nepali Thali”

  1. jelajahlangkah Avatar

    Demi kebutuhan konten, gaya makannya pun mesti imut gitu ya, Oom? 😀 😀 😀

    Kuy lah, mau coba nyeduh kopi Himalaya!

    Like

    1. travelingpersecond Avatar

      Sebetulnya bukan imut….itu lagi mikirin cara nelannya pripun…lha wong rasane anyep piye ngono mas….wes dibayar, eman eman ndak dimakan…hahaha

      Like

      1. jelajahlangkah Avatar

        Hahaha… Mungkin karena judulnya ada label vegetarian makanya rasanya anyep? Luwih gurih nasi liwet Sunda lah yes kalau begitu 😀

        Like

      2. travelingpersecond Avatar

        Jos gandos sundaan ama lalapan mah…hahhaa. bar mangan trus ngopi…beuhh

        Like

  2. morishige Avatar

    Kadang-kadang lihat tulisan Java-Himalayan Coffee, Mas… Ngekek jadinya. Udah jauh-jauh ketemunya varian Java juga 😀

    Kalau saya terjebak di mik tea, Mas. Tiap hari, tiap makan, minumnya milk tea. Hahaha…

    Like

    1. travelingpersecond Avatar

      Berarti kopi jowo ditandur ning himalaya po piye yo mas…hahaha.
      Iyo bener Chiya nya mereka yahutttt emang

      Like

      1. morishige Avatar

        Koyoke kopine transmigrasi, Mas. Hehehehe… Madang teh susu karo samosa wae saben ndino ketoke wes cukup yo, Mas Donny? Hahahaha….

        Like

      2. travelingpersecond Avatar

        Samosane padet yo mas….nendang. 1 porsi nasi gorenge cukup buat makan 2x. Sakjane nggowo rantang wae….hahaha

        Like

      3. morishige Avatar

        Samosa 2 plus kari plus milk tea wes wareg yo an. D

        Porsine luar biasa. Koyo porsi nasi kandar neng Malaysia. Hahaha… Aku nggowo tupperware, Mas Donny hahahaha…. Tapi akhire ora dinggo bungkus, soale wes ntek disik. 😀

        Like

      4. travelingpersecond Avatar

        Hahaha…masalahnya nasi kandar depan masjid kapitan Keling itu enak masss…Otentik.

        Like

      5. morishige Avatar

        Wah nasi kandar neng kono joss Mas? Terakhir mrono aku gur liwat thok soale bar madang hahahaha…

        Like

      6. travelingpersecond Avatar

        Aku ngobrol sama seorang ibu tua di Penang pas makan di depanku. Kandar itu katanya pikulan. Awalnya nasi pikulan yg dijual orang India ke buruh tambang di Penang……terkenal sampai skrg. Makanya porsi banyak, orang awalnya makanan kuli tambang mas😁😁

        Like

      7. morishige Avatar

        Wah, makanya nasi kandar itu portugal (porsi tukang gali) ya Mas Donny? Hahahaha… Dirimu jago banget ini ngorek-ngorek informasi 🙂

        Like

      8. travelingpersecond Avatar

        Dodo mentoke jian gede tenan yo mas……
        Yo podo karo kowe mas, senenge ngobrol sama orang yg belom dikenal..hahahaha

        Like

      9. morishige Avatar

        Kabeh porsine iso nggo mangan ping pindo, Mas. Favoritku yo dal bhat. Iso nambah nganti wareg reg… Hahahaha…

        Like

      10. travelingpersecond Avatar

        Sak loyang kuat ngentekke yo mas….manteb sampeyan😁

        Like

      11. morishige Avatar

        Cocok untuk memulihkan tenaga, Mas Donny. Mangan sedino pindo wae wes cukup banget (nanduke yo pindo) Hahahaha.

        Like

      12. travelingpersecond Avatar

        Ra sah isin, mas. Sing penting wareg…hahaha

        Like

      13. morishige Avatar

        Iyo mas.. lha gur mampir e, ra ono sing kenal hahaha

        Like

  3. https://gonutify.com/ Avatar

    ah… perjalanan kuliner yang keren banget kak, jadi ingin tau rasanya himalayan coffe dari tempatnya langsung

    Like

    1. travelingpersecond Avatar

      Pengalaman Kuliner selalu membuat siapa saja ketagihan mendatangi tempat tempat baru ya😁😁😁

      Like

Leave a comment