Hi Gaesss…..Ini adalah kisah klasik tempoe doele ketika aku memulai karir sebagai seorang backpacker.

Bermula dari artikel ini, selanjutnya aku akan menuangkan petualangan lawasku dalam membedah negeri jiran….Yesss, Malaysia.

Malaysia adalah negara terdekat yang sering dijadikan tempat latihan termudah dan terhemat untuk mengawali karir sebagai backpacker. Selain menawarkan biaya hidup yang murah dan dekat dengan tanah air, Malaysia juga terkenal ramah dengan sistem transportasinya. Jadi, Malaysia bisa melatihmu menjadi backpacker level beginner.

Malaysia sendiri menjadi negara ketiga yang kukunjungi setelah Singapura dan Thailand pada masa-masa awal perjalananku menjadi seorang backpacker.

—-****—-

Outing kantor di Anyer baru beranjak di malam pertama. Kegelisahanku semakin menjadi-jadi ketika acara penghargaan karyawan tak kunjung selesai. Pukul 23:00 hampir terlewat, sebagai karyawan baru, aku terlihat tak tahu diri ketika memberanikan diri untuk meminta izin pulang ke Jakarta lebih awal…..Guwe kan belum packing, gaes.

Izin pun akhirnya disetujui dengan alur yang tak mudah. Tak berfikir panjang, aku bergegas menginjak gas Avanzaku dalam-dalam. Aku membelah panjangnya tol Jakarta-Serang di dini hari yang mulai berembun.

—-****—-

Memarkirkan “Si Silver” dengan tak sempurna di garasi, aku bergegas dan melompat ke kamar untuk mengepak semua perbekalanku ke dalam backpack berukuran 25 liter.

Waktu yang tak cukup lagi untuk berburu DAMRI Kampung Rambutan-SHIA, membuatku kembali menginjak gas “Si Silver” menuju Soekarno-Hatta International Airport (SHIA). Hal ini membuatku harus mengeluarkan Rp. 255.000 untuk membayar parkir inap di bandara itu selama 4 hari 3 malam.

—-****—-

Tiket pp Jakarta-Kuala Lumpur seharga Rp. 606.000 yang kudapat melalui program promo Air Asia pada 8 bulan sebelum keberangkatan akhirnya terselamatkan dari ancaman keterlambatan yang menghantuiku semenjak menit pertama kepulangan dari Anyer.

Aku tak sabar untuk segera terbang menuju Tanah Melayu itu begitu maskapai merah terlihat landing di runway Terminal 3 Soekarno-Hatta International Airport..

Terminal 3 yang lama (saat terminal 3 Ultimate belum dibangun).

Tak menunggu lama, aku dan penumpang lainnya dijemput oleh Air Asia airport coach menuju lokasi pesawat parkir.

QZ 202 yang akan mengudara pada pukul 06:25 dengan waktu tempuh 1 jam 50 menit.

Kala itu merupakan penerbangan kali keduaku bersama Air Asia (tahun 2014). Sedangkan penerbangan pertamaku bersama Air Asia mengambil rute reguler Jakarta-Bangkok pada 2013.

—-****—-

Yuhuuuu….Pendaratan perdana di negeri Mahathir Muhammad.

Pendaratanku di runway KLIA2 (Kuala Lumpur International Airport Terminal 2) disambut dengan suara pramugari berbahasa Melayu. Pertama kalinya aku mendengar Bahasa Melayu secara langsung. Terkesima dan takjub.

Hati berdetak kencang karena ini pertama kalinya aku ber-solo traveling. “Aduh, bagaimana ini?….Gile, guwe sendirian di negara orang….Ntar kalau ada apa-apa gimana ya?”. Gumamku ketika menginjakkan kaki di aerobridge.

KLIA2 yang beroperasi pada tahun 2014 menggantikan fungsi LCCT (Low Cost Carrier Terminal).
Kondisi bangunan yang masih baru.

Belajar menjadi backpacker pemula menjadikanku membawa kesana kemari botol minuman untuk selalu diisi ulang….Jadoel banget diriku waktu itu.

Water station yang membuatku girang bukan main….Ndesoooo.
Toilet wanita, nursing room dan disabled toilet di arrival hall.
Informasi Departure Flight di KLIA2 pun tersedia di koridor awal arrival hall.

Sebetulnya aku merasa belum siap untuk menuju konter imigrasi karena ketakutan yang luar biasa. Selalu terngiang cerita tentang ketatnya para petugas imigrasi Malaysia bagi para pendatang perdana. Dan kabar buruknya….Ini pertama kalinya aku masuk Malaysia.

Yuk lah….Masuk konter imigrasi….Apa yang terjadi ya terjadilah.

Berada di belakang garis kuning antrian imigrasi membuat jantungku berdetak kencang…Karena sesaat lagi aku akan memasuki satu slot di konter imigrasi. Penampilan yang tak mendukung….Jaket yang sudah sedikit memudar warnanya karena sering kupakai berkeliling Jakarta sebagai salesman, sandal gunung jepit KW yang tak begitu bonafit dan tas punggung kecil yang tak meyakinkan.

Staff imigrasi: “Kemana hendak pergi?”, mukanya ngeri beud.

Aku: “Hanya jalan-jalan Pak di Kuala Lumpur”.

Staff Imigrasi: “Di manakah destinasi?

Aku:”Batu Caves, Petronas Twin Tower, Bukit Bintang dan Genting, Pak”.

Staff Imigrasi: “Cobe adakah anda menunjuk tiket balik?”.

Aku: Menurunkan backpack, membuka dan mencarinya, “Ini pak tiket pulang saya pakai Air Asia tanggal 18 Nov 2014 jam 09:50”.

Staff Imigrasi: “Di manakah tempahan hotel?”.

Aku: “Saya belum pesan hotel pak”, mulai tegang.

Staff Imigrasi: “Bagaimana tak ade tempahan hotel, di mana anda mahu tinggal?”, mukanya judes banget.

Aku: “Saya mendapatkan referensi hotel ini pak (sambil menunjukkan sebuah kartu nama hotel yang kudapat dari bosku yang sering rekreasi ke Kuala Lumpur)”. Tapi sebetulnya aku tak akan menginap di hotel itu.

Staff Imigrasi: “Masa depan mesti ada tempahan hotel, kali ini saya dibenarkan masuk”. Masih terlihat senewen sambil menuliskan tanggal kepulanganku di bawah stempel free visa di pasporku. Pertanda bahwa dia mencurigai aku.

Tetapi pada kunjungan-kunjunganku berikutnya, setiap petugas imigrasi yang kulewati tidak pernah menuliskan tanggal kepulanganku di passport. Aku sudah bisa melenggang bebas di seantero Malaysia hingga kini.

Lihat penampakanku, sungguh mencurigakan sebagai seorang wisatawan.

Ikuti terus kisahku tentang Malaysia di artikel-artikel berikutnya.

Kisah Selanjutnya—->

Posted in , , ,

22 responses to “Anyer, Arrival Hall KLIA 2 dan Imigrasi Malaysia”

  1. sondang Saragih Avatar

    Ha ha ha, sangat mencurigakan ya…

    Like

    1. travelingpersecond Avatar

      Mereka tuh parnoan ama orang Indonesia yg masuk ke Malaysia… Dikira mau jadi pekerja ilegal di kebon kelapa sawit kali…. Hahaha.

      Like

  2. sondang Saragih Avatar
    1. travelingpersecond Avatar

      Iyo…. Waktu aku kesana, banyak warga kita ditolak masuk.. Kasian mereka.

      Like

  3. […] via Anyer, Arrival Hall KLIA 2 dan Imigrasi Malaysia — […]

    Like

  4. jelajahlangkah Avatar

    Foto sambil jongkoknya itu lho… O mai gat! 😀

    Like

    1. travelingpersecond Avatar

      Waktu itu narsis…. Pokoknya harus ada gambarku di photo….saiki wes insap, sadar muka pas pasan…..

      Like

      1. jelajahlangkah Avatar

        Hahahaha… Jaman itu travelling masih menjadi sebuah status eksistensi yaa, oom 😂

        Like

      2. travelingpersecond Avatar

        Yoi biar dianggap orang kaya…. Padahal…. Hadeuh

        Like

  5. morishige Avatar

    Pertama keluar dari Soekarno-Hatta, saya malah dicurigai imigrasi Indonesia. Di nggak percaya orang buluk mau traveling 2 minggu bwahahaha….

    Like

    1. travelingpersecond Avatar

      Hahahaha….Ngakak mas aku…..yayaya….Dunia emang ga adil buat gembeler macam kita……Persepsinya buruk terus…wkwkwk

      Like

      1. morishige Avatar

        Itulah, Mas… tantangannya jadi dobel-dobel hahaha… digempur dari sana-sini 😀

        Like

      2. travelingpersecond Avatar

        Belum lagi pas balik diledekin teman….piknik kok ke Laos, Cambodia…..negara miskin kok dikunjungi…kurang kerjaan.
        Cuman bisa nyengir aja pas dibully gituh….hahaha

        Like

      3. morishige Avatar

        Tapi ujung-ujungnya bakal minta bocoran itinerary tuh Mas 😀

        Like

      4. travelingpersecond Avatar

        Hahahha….bayar mas….selembar maratus rebu……hahaha
        Beres mas….itinerary dijabanin. Mau Southeast, east, sout Asia or Middle East…..ada semua…..ajib kan.

        Like

      5. morishige Avatar

        Laku beberapa lembar aja lumayan tuh Mas buat berkeliaran lagi 😀

        Like

      6. travelingpersecond Avatar

        Nah itu…..buset, travel maniac kita.
        Untung bukan woman maniac…wedeewww.
        Btw, ini gelo , tiket Turki ke jakarta udah di tangan….tapi bingung mau berangkat kemana….hahahha.
        Asal ada angka murah aja langsung issued….geblek aing mah….hahaha

        Like

      7. morishige Avatar

        Wah. Hajar, Mas. Selalu ditunggu notif postingan ceritanya di reader. 😀

        Like

      8. travelingpersecond Avatar

        Kayaknya mau cari sekretaris pribadi yg bisa ketikin ceritaku…..cerita ama waktu kebanyakan ceritanya….puyeng.
        Tapi alhamdulillah masih konsisten nulis tiap minggu…..wihhh. tunggu aja mas!

        Like

      9. morishige Avatar

        Hahaha. Buka lamaran di LinkedIn aja, Mas. Meski akeh sing minat 😀

        Like

      10. travelingpersecond Avatar

        Wahahahha…..abis ngrekut….ga kuat nggaji….syem.

        Like

      11. morishige Avatar

        Hahahaha.. nggerusss

        Like

Leave a reply to travelingpersecond Cancel reply