“Kopi pahit tiba-tiba menjadi manis….Duh, indahnya”.
Setelah 1,5 jam menikmati The Hong Kong Observation Wheel dan AIA Vitality Park di sekitar Central Ferry Pier, akhirnya Aku mulai menyeberangi Connaught Road Central menuju Bank of China Tower (BOC Tower).

Tak sulit menemukan tower kenamaan tersebut karena dari jauh pun gedung dengan frame segitiga yang khas itu sudah kelihatan. Kan bangunan tertinggi ke-empat di Hong Kong.

Walah….Kok yang keluar masuk bangunan itu berparas tampan, cantik, modis dengan jas berdasi dan bergaya metrosexual….Aku sejenak berhenti ragu dan mengamati pintu utama gedung dari kejauhan. Buseettt….kagak ada satupun tampang backpacker atau turis yang masuk kedalamnya.
Raguuuu….Maluuuu….Deg-degaaaan
Masuk gak ya?….
Masuk ah….Melangkah maju.
Eh ga jadi dink….stop balik badan.
Pergi ah….Mulai melangkah untuk menjauh.
Eh ntar….Berhenti melangkah….Nunduk mikir….Garuk-garuk pala #terkesandramatis.
“Yah cemen banget Lo, Don….Jauh-jauh kemari, nyampai tujuan malah kabur….Malu tuh ama jargon”, hati berbisik ke otak.
“Malu bro….Kaos kucel, celana dekil gak ganti 4 hari, sepatu murahan ala trotoar Cijantung, mana pangkal shoulder strap tasku sobek lagi….Kirain akan banyak turis disitu….Ternyata kagak”, otakku membela.
“Iye sih Don….Apa kita langsung ke Victoria Park aja?….Kan banyak tetangga kita ngumpul disana”, hati confirm mengalah.
“Nah bener kan, apa guwe bilang….Yuk lah ke Victoria Park, mumpung belum sore….Nggak usah ngoyo gitu”, otak mulai bersekutu dengan hati.
Akhirnya,
”Guwe kan salesman, masak iya kemaluan masih dibawa-bawa”, mulutku mulai menyingkirkan hati dan otakku.
Orang-orang sipit berdasi dan beberapa ekspatriat berambut pirang menatapku aneh ketika memasuki pintu gedung. Senyum semanis mungkin, berharap ada yang tertarik dengan kulit hitam eksotisku….Hahaha.

—-****—-
Beberapa langkah memasuki gedung, Aku berhenti dan menatap seisi ruangan….Sok PeDe….Aku mencari letak front desk.
Yes…Itu, di bagian tengah ruangan.
Aku : “Mbak boleh nanya ngga?”….Eh, salah “Excuse me Ms, Can I get information about observation deck on 43th floor?”.
Si Mbak : Aduh tersenyum manis beud, “Hai Sir, our observation deck had closed”
Aku : “Since when, Ms?”, english ngawur yang penting doi ngerti deh.
Si Mbak : “It closed since May 2015, Sir”.
Aku : “Oh Okay, Thanks you Ms”.
Si Mbak : “You are welcome Sir. Happy journey in Hong Kong. Where are you come from?“.
Aku : “I’m from Indonesia. Again, thank you for your kindness”……”Can me know where do you stay in Hong Kong?, I want to meet your parent”. #fiksibeud
Gagal tapi merasa puas mengalahkan ketakutan diri, Aku berbalik badan untuk keluar gedung.
Ba….Tiba….
Jegeeeerrrrrrrrrr……..keclaaappp keclaaaappppp……..jedaaarrrr (Jessica Iskandar).
Hujan euy……duhhhh…..kudu kumaha?.
Pegawai kantoran itu pada masuk kembali ke dalam lobby. Banyangin, satu setelan pakaian backpacker di tengah banyaknya setelan jas berdasi….Dasar gembel.
—-****—-
Okay…Okay……Aku kembali mengamati sekitar.
Ahhhhaaaaa…….Itu, Starbucks di ujung kiri ruangan. Dengan pedenya Aku masuk ke starbucks. #ingatdompeteuy
“Emang lo aje yang punya duit”, Gumamku angkuh. (tar malam ga makan dunk guwe).
Ada suara di belakangku….
Bule Cantik: “Hello, do you queueing?”.
Aku : “Oh No, I just seeing the menu. You can queue first”, Busettt…..Guwe kelamaan mikir cari harga kopi termurah di depan kasir.
Bule
Cantik: “Oh thank you, handsome”.
Aku : “You are welcome, sweety”.
Akhirnya pesan long black coffee seharga Rp. 26.000.
Pait ih….Telen sonoh……Gaya sih.
Duduk di deretan bangku kosong aja supaya orang lain ga risih dengan keberadaanku.
Kursi semakin penuh karena orang lain pun akhirnya pada ngopi menunggu hujan berhenti. Dan rezeqi itu pun datang.
Kopi pahit tiba-tiba menjadi manis…kek ditabur gula 5 sendok. Lah iya ada Dia didepanku…….

“Seruput pelan-pelan aja Don”, Setan mulai berbisik.
Satu seruput…..ngelirik……sruput lagi….ngelirik lagi.
Daripada hanya terpana mending guwe nanya deh
Aku : “Hi, Ms….Do you know WiFi password here?”
Si Cantik: “I’m sorry, I’m using my own Wifi”, sambil tersenyum.
Aku : Pukulan telak si tampang gratisan….”Oh Ok, Thank you Ms”.
Tak lagi ngelirik dan tak lagi bertanya. Pura-pura menikmati kopi yang sebetulnya pait warbiasah….#sambilsiul.
Petualangan konyolku di BOC Tower berakhir dengan beberapa hook dan uppercut yang cukup telak….Menyedihkan.
Hujan telah reda….Saatnya menuju Victoria Park. Aku keluar gedung menerjang gerimis lembut yang memapar muka.
Yuk, naik Ding Ding Tram !.