Hai, kalian pernah menonton kisah nyata pada film Panfilov’s 28 Men?
Aku spill dikit ya ceritanya….
Film ini mengisahkan perjuangan 28 serdadu Tentara Merah Russia dari Divisi Rifle 316 yang secara patriotik menghadang serbuan pasukan panser Jerman yang hendak menuju Moscow. Pencegatan ini dilakukan di daerah Volokolamsk, lokasi yang berjarak 130 km di Barat Laut Moscow.
Mengapa aku menyampaikan perihal perang ini kepada kalian?
Karena destinasi berikutnya yang akan aku sambangi di Almaty adalah sebuah taman kota yang didedikasikan untuk perjuangan 28 serdadu ini. Nama taman ini adalah 28 Panfilov Guardsmen Park.
Singkat cerita….
Aku melangkah menelusuri 7 Dostyk Avenue. Dostyk bermakna friendship (persahabatan) yang merujuk pada persahabatan antara Russia dan Kazakhstan. Jalan sepanjang dua ratus meter itu adalah penghubung utama antara Green Bazaar dan 28 Panfilov Guardsmen Park.
Dengan berjalan kaki, aku hanya perlu waktu sepuluh menit untuk tiba di taman itu.
Sebelum memasuki taman. Apakah kamu tahu mengapa 28 Panfilov Guardsmen ini populer di Kazakhstan?
Jawabannya tak lain karena anggota Divisi Rifle 316 ini adalah pasukan Uni Soviet yang direkrut dari para pemuda Kazakhstan. Sedangkan Panvilov adalah nama pemimpin mereka, yaitu Mayor Jenderal Ivan Panvilov
Kemudian, aku mulai memasuki taman dari gerbang utara. Berjalan perlahan melalui jalur lebar berdasar paving block yang panjang berliku membelah hamparan salju yang menutupi seluruh taman.
Sementara itu, matahari siang menjadi satu-satunya sumber penghangat yang terus kucari ketika badan mulai kewalahan dan menggigil menghadapi terpaan suhu dingin yang tetap saja menembus tebalnya berlapis-lapis baju yang kukenakan.
Aku terus menguatkan diri untuk tetap mampu mengeksplorasi seisi taman. Tampak salju menutupi hampir seluruh luasan taman yang mencapai 18 hektar. Satu persatu spot mulai kuperhatikan dengan seksama:
Yuk, kuperlihatkan ada monumen apa saja di taman ini:


Lalu siapa sesungguhnya Konkin Grigory Efimovich?
Konkin Grigory Efimovich adalah seorang penembak jitu asal Kazakhstan yang ikut serta dalam Great Patriotic War yang kemudian gugur dan dinobatkan sebagai Pahlawan Uni Soviet

Satu hal yang menarik dalam eksplorasi ini adalah, inilah kali pertama aku menemukan toilet umum di Almaty yang pada nantinya fasilitas ini sangat susah ditemukan di stasiun MRT atau tempat umum lainnya. Toilet ini dijaga oleh seorang perempuan tua dan aku harus membayar 50 Tenge (senilai Rp. 1.600) untuk sekali buang air kecil.

Selain itu aku juga dibuat tertawa terpingkal-pingkal atas kelakuan dua anak kecil yang dengan suka ria menaiki artillery cannon gun sembari berteriak sesuka hati macam serdadu yang sedang menyalakkan peluru artileri. Sementara kedua orang tuanya tampak sebal menunggu kedua anak itu karena sedari beberapa menit sebelumnya sejatinya keluarga kecil itu sudah bersiap diri meninggalkan taman tersebut.
Eksplorasi yang mempesona dan menyenangkan tentunya
Leave a reply to Menemukan Sinterklas di Ascension Cathedral Cancel reply