Andalus Garden Menyambut Malam Perdana

<—-Kisah Sebelumnya

Usai menikmati santap malam di sebuah kedai makan kecil yang menjual makanan khas India, alih-alih pulang ke penginapan, aku justru melangkahkan kaki untuk mengeksplorasi area di sekitar Distrik Qudaibiya.

Dalam gelap aku melangkah ke selatan, blok demi blok aku lewati dengan sedikit perasaan was-was, mengingat suasana di jalanan tampak sepi.

Kecepatan langkah membuatku tak terasa bahwa sudah empat blok jauhnya aku berjalan, selanjutnya tibalah aku di sebuah pertigaan. Tanpa berpikir panjang aku berbelok ke arah timur dan mulai menapaki Khalid bin Waleed Avenue.

Khalid bin Waleed Avenue tampak lebih ramai dari jalanan sebelumnya. Mulai tampak kehadiran kendaraan pribadi yang berlalu-lalang di sepanjang jalan. Beberapa warga lokal juga tampak berjalan di sepanjang trotoar. Kondisi demikian yang membuat kekhawatiranku sirna seketika.

Melangkah dengan nyaman, aku berganti arah ke selatan setelah melahap trotoar sepanjang 200 meter. Al Ma’arif Avenue menjadi ruas baru yang kususuri. Sama seperti Khalid bin Waleed Avenue, Al Ma’arif Avenue tampak hidup malam itu. Membuatku kian bersemangat melangkah demi menemukan keramaian warga lokal.

Jalanan menuju Andalus Garden.
Jogging track.
Koridor tempat duduk pengunjung.
Area teater.
Bermain futsal.
Area parkir.

Tiga puluh menit sudah aku mengayunkan langkah semenjak keluar dari hotel hingga akhirnyab aku tiba di ujung timur sebuah taman kota nan luas dan penuh cahaya. Keramain warga lokal tercermin sebagai nadi kehidupan kota yang masih berdenyut malam itu. Andalus Garden adalah nama taman kota tersebut.

Ini dia yang kucari dari tadi”, aku bergumam girang.

Dalam sesaat, aku mulai memasuki taman.Mataku awas menatap sekitar. Dari panjang dan lebar yang kuamati, taman tersebut memiliki luasan tak kurang dari 3 hektar. Sedangkan secara tata letak, Andalus Garden diapit oleh tiga jalan besar yaitu Shaikh Isa Avenue di barat, Shaikh Daij Avenue di utara, dan Salmaniya Avenue di selatan.

Cahaya tampak menerangi setiap penjuru taman, jogging track selebar tiga meter menjadi fasilitas dasar taman. Sementara itu tempat duduk beton berkanopi disusun berjejer membentuk sebuah koridor dan mengindikasikan bahwa taman tampak ramah terhadap pengunjung.

Beberapa gazebo beton dibangun di beberapa sudut taman, dan area teater melingkar menjadi focal point dengan tempat duduk yang di desain ala dinding monumen. Malam itu area teater digunakan warga sebagai arena permainan bulu tangkis.

Dan yang menjadi pusat keramaian taman adalah sebidang lapangan futsal berpagar yang tampak dipenuhi para pemuda untuk bermain sepak bola di dalamnya.

Untuk beberapa saat aku bisa menikmati keberadaan ruang terbuka hijau tersebut dari sebuah tempat duduk. Aku merasakan sambutan hangat dari kota Manama di malam perdana kehadiranku. Tentu aku tak perlu khawatir jika aku pulang sedikit larut karena taman ini hanya berjarak tak lebih dari setengah kilometer dari penginapan yang kudiami.

Pulang menuju penginapan.

Selamat malam Manama !

Selamat malam Bahrain !

Kisah Selanjutnya—->

One thought on “Andalus Garden Menyambut Malam Perdana

Leave a Reply