Sore, hari ketiga di Semarang, akhirnya aku mengkreasi peluang untuk menyaksikan pertunjukan bumi yang sering dicari oleh penggila warna langit….Yups, Sunset.
Aku meluncur cepat dari Sleep & Sleep Capsule di daerah Dadapsari pasca menaruh semua peralatan dan backpack. Menggunakan taksi online berjenis Calya warna orange maroon, aku dan Pak Muchlis menuju Pantai Marina di daerah Tawangsari. Pengemudi muda itu terus memamerkan spion tengahnya yang dimodifikasi fungsi menjadi kamera mundur dan kamera rekam jalan….Padahal itu hanyalah kamera buatan China harga 400 ribuan….Hahaha.
Menempuh jarak enam kilometer dalam lima belas menit, aku tiba di gerbang Pantai Marina. Melewati sebuah pos dan membayar tiket masuk sebesar lima ribu Rupiah, aku diturunkan tepat di area parkir pantai. Satu yang akan menjadi kendala adalah tidak tersangkutnya signal handphone di area pantai. “Wah, alamat, saat pulang nanti, aku mesti berjalan lumayan jauh ke luar area pantai untuk memesan ojek online”, batinku.


Waktu sudah menunjukkan pukul 17:30, tetapi pantai masih saja menyengat. Matahari masih menunjukkan keperkasaannya di area terbuka itu. Untuk mengurangi hawa panas, aku duduk di sebuah bangku di bawah pohon sambil menikmati es kelapa muda dari batok kelapanya langsung. Biarlah surya kecapaean bersinar dan aku akan mulai menikmatinya saat dia mulai langsir.

Matahari yang sudah mulai turun, membuatku segera beranjak dan menapaki area tanggul beton sekaligus pedestrian yang masih diperkuat dengan keberadaan batu-batu raksasa pengurug bibir pantai. Menjadikan pantai ini tak bisa lagi menampakkan keindahan naturalnya.
Tampak muda-mudi duduk diatas batu-batu raksasa itu, berpacaran, berselfie ria, atau merenung meratapi nasib di tengah khasnya riak ombak. Sedangkan anak-anak kecil berlarian di sepanjang pedestrian beton.

Pemandangan lain adalah tertancap kokohnya bagan-bagan penangkap ikan di sepanjang pantai, sedangkan di arah lepas pantai, sebuah daratan mirip pulau berhiaskan kapal-kapal cepat yang terparkir rapi, area West Marina Beach.
Untuk menyaksikan sunset dengan sudut pandang sempurna maka aku merapat ke bagian pantai yang menghadap ke arah barat. Tampak deretan pemburu yang tetap fokus dengan mata pancingnya di sepanjang pedestrian hasil reklamasi yang pada sisi ini dilapisi dengan paving block yang membuat penampakan bibir pantai lebuh berseni. Sementara para pedagang minuman dan makanan tampak sibuk melayani pelanggannya yang menempati deretan bangku dan bersiap menikmati pertunjukan alam. Di bagian selatan sana, Marina Convention Center tampak gagah membiru, menyematkan kesan bahwa Pantai Marina telah terpapar teknologi dan modernisasi.

Aku mulai mengambil tripod, memangarahkan smartphoneku ke arah surya yang mulai membulat jelas dan perlahan berubah berwarna orange. Muda-mudi dari pantai sebelah utara mulai berpindah mengambil posisi maasing-masing di pantai barat. Sementra Pak Muchlis terlihat lebih santai, duduk menikmati seporsi lontong. Sedangkan aku duduk bersila saja tepat di bibir pantai, bersebelahan dengan kamera smartphoneku yang sedang bekerja mengabadikan momen special itu.



One thought on “Pertunjukan Langit di Pantai Marina Semarang”