Perjalanan meninggalkan Danau Toba menggunakan taxi (di Jakarta mungkin disebutnya omprengan…menggunakan mobil Avanza untuk mengangkut penumpang) seharga Rp. 40.000 dengan waktu tempuh 1 jam 50 menit akhirnya mengantarkanku untuk mengoleksi kota baru…..yes, Pematang Siantar. Kota yang tak pernah terpikirkan untuk ku kunjungi.
Taxi menurunkanku di daerah Parluasan, daerah yang konon terkenal sebagai produsen preman di Indonesia. Ngeri-ngeri sedap, tapi buatku ini adalah pengalaman mental yang luar biasa.
Si sopir mengantarkanku tepat di seberang kantor bus INTRA di bilangan jalan Sisingamangaraja. Satu armada INTRA yang sedang terparkir untuk menaikkan penumpang memudahkanku untuk memastikan bahwa Aku tak salah tujuan.

Bergegaslah kaki menuju loket penjualan tiket untuk membayar pesanan tanpa notifikasi lewat telpon sehari sebelumnya. Khawatir pesananku tak tercatat dan bisa-bisa Aku melewatkan Pekanbaru di keesokan harinya.

Bersyukur namaku ada disana dan kuserahkan Rp. 235.000 untuk bertukar dengan selembar tiket menuju Pekanbaru…..Yes, welcome Pekanbaru.
Duduk di ruang tunggu, tatapku terus tertuju pada jam tangan dan halaman kantor bus INTRA….Tak pernah melihat kapan Dia tiba, dari ujung halaman sebelah kanan Dia berteriak memanggilku. Senangnya hati, bertemu teman lama.
Namanya Andy Erwin, Kita bertemu diatas bus Hop On Hop Off di Kuala Lumpur pada 2013 lalu. Semenjak itu Kita berteman dan tak kusangka Aku bisa mampir ke rumahnya kali ini….kejutan kesekian dalam perjalananku.

Menunggu empat jam bukanlah hal yang menyenangkan, alangkah baiknya Aku berkeliling kota. Kebetulan ada Bang Erwin yang dengan motornya siap mengantarkanku berkeliling. Aku tak akan membahas apa yang kudapatkan selama 4 jam di kota itu, lebih baik kuceritakan di artikel lain saja.
Sekembali berpetualang di kota yang terkenal dengan “bentor veteran perang”nya ini, Aku kembali ke pool bus INTRA untuk segera berangkat menuju Pekanbaru. Thanks bang Erwin atas 4 jam waktunya mengantarkanku mengenal sejenak Pematang Siantar.
Itu Dia si Abang
Perlahan aku mulai menaiki Bus INTRA. Sudah tertanam di mindsetku bahwa Aku harus bersiap naik roller coaster darat ini semalaman. Banyak info yang kudapatkan di dunia maya bahwa kotak berjalan ini akan melaju kencang membelah jalanan menuju Riau. Memang begitu adanya para sopir di Sumatera sangat terkenal dengan adrenalinnya yang tinggi dalam mengemudikan kendaraan. Nanti juga akan kuceritakan bagaimana ketika Aku tak bisa tidur ketika menaiki travel ANNANTA dari Pekanbaru ke Bukittinggi yang sama gilanya dalam hal kecepatan.

Kursi empuk itulah yang akan kududuki selama 14 jam untuk menempuh jarak sejauh 600 km menuju Pekanbaru.

Kubilang Bus ini sangat nyaman, senyaman bus-bus Jakarta-Solo yang sering kunaiki ketika mudik ke kampung halaman…..Nah Kamu baru tahu kan asalku dari Solo…..Solo coret…melipir dikit….SRAGENtina.
Akan menjadi perfect apabila stop kontak yang ada dibawah kakiku itu berfungsi karena Aku bisa saja menulis atau sekedar mencharge kameraku yang sudah sekarat baterainya. Ternyata stop kontak di semua bangku memang tidaklah berfungsi.
Tentu Aku tak bisa menikmati pemandangan malam di luar sana karena kondisi benar-benar gulita. Aku hanya bisa menikmati kecepatan bus melahap setiap kendaraan didepannya untuk didahului. Luar biasa si Sopir ini.
Keesokan harinya baru Aku bisa melihat gambaran sesungguhnya dari potret pinggiran Lintas Sumetera.

Kebun-kebun milik warga

Atau geliat ekonomi yang terlihat dari penampakan ruko-ruko ini.
Hanya 1 atau 2 kemacetan yang kutemui sepanjang perjalanan karena sedang ada renovasi jalan, jadi kendaraan harus bergantian dengan sisi yang lain untuk melewati separuh badan jalan.
Memasuki Kota Pekanbaru, Bus mulai melambat karena lalu lintas perkotaan tentu akan lebih padat.
Bukan sebuah terminal seperti yang Aku bayangkan dimana Aku akan diturunkan. Melainkan hanya sebuah bangunan non-permanen inilah yang menjadi tujuan akhir si INTRA:

Sebuah rumah makan dengan sederet toilet bersih.
Selesai bersih-bersih dan keluar bangunan itu, Aku diserbu para pengojek atau taxi-er untuk menuju ke pusat kota. Tapi untuk menghindari mahalnya harga, Aku lebih memilih menggunakan jasa transpotasi online untuk menuju ke Hotel.
Kutaruh backpack-ku dan mulai kueksplore “Kota Madani” itu.
Wah, kapan ini ke Siantar?
Jadinya asalnya dari Solo ya? Pertama buka blog ini, aku sempat terpikir kalo yg punya blog orang Batak lho he he he
Itu ke Siantar akhir tahun lalu. Sekalian pas jalan ke Toba.
Hehehe…. Iya nih asli Solo… Tapi teman teman sekantor sering bilang ‘batak jawa’ karena mirip banget tampang batak.. 😁😁😁😁
Oh, kirain baru2 ini.
Iya, memang seperti orang Batak he he he
Tuh kan bener, hehehe….. btw, Sumatera Utara Oke lah destinasi pariwisatanya. Kapan-kapan balik lagi deh
Amin, untuk balik lagi. Tapi memang keren koq 😃😃😃
Yess… Mau ke Kaban Jahe… Padang Sidempun dll… Ahh… Ngiler
Semoga terwujud.
Berkelanalah selagi ada kesempatan he he he
👍 Amin… Makasih ya doanya…berangkatttt 📸
Taksi Avanza yang di Danau Toba menuju Medan (biasanya lewat Pematang Siantar) memang luar bisa cepatnya..Ngalah-in mobil-mobil di sirkuit Formula 1..
Wah bener tuh… Mana sopirnya ndak pakai safety belt pula….. Nahan nafas sepanjang perjalanan ya… Hehehe
Aiiih, itu cover jog bus-nya imut banget ya? Teddy bear… Hahaha
Gimana berkelana di dalam negeri? Tak kalah hebat dengan luar negeri kan, Oom?
Wah iya eee.. Aku yang nulis aja baru sadar itu beruang terkenal itu… Hahaha…wuuu, dasar asal jepret saya.
Dalam negeri mas?
Wadawwww guwe mau ke Lombok mas saking nagihnya…. Tar mas lagi ngumpulin Rupiah… Dikiiit lagi.
Nitip om..
Http//:Adhityatourbatam.wordpress.com
👍
Bang boleh minta nomor telepon loket intranya gak? Soalnya saya mau pesan, besok berangkat ke pekanbaru. Terimakasih banyak bang.
Thanks Ezra, Sudah sempatkan membaca artikel ini. Semoga perjalanan ke Pekanbarunya menyenangkan ya…..
Bang boleh minta no telfon loket intra siantarnya bang? Soalnya saya mau pesan, besol saya berangkat ke pekanbaru bang. Terimakasih bang.
Maaf, pesannya masuk spam, Ezra. Baru kelihat. …Udah kujawab di FB Messenger ya… Gimana sdh sampai Pekanbaru kah?
Produsen Preman? Hmmm…aku sebagai org Siantar merasa…..SETUJU!! hahaha
Parsiattar adalah julukan untuk orang Siantar.
Wohh itu ya julukannya, mbak! Tapi aku santai aja tuh kala itu di Siantar…..serasa damai-damai aja kotanya. Misonya juga juara😁. Cuma ga sempat cobain bentornya….😁