Begitu acara kantor selesai jam 13:00, Gw segera menuju ke Whiz Hotel Sudirman untuk bersiap diri menyeberang ke Nusakambangan. Rencananya Gw akan kesana esok hari tapi karena sangat penasaran, akhirnya Gw sehari lebih cepat ingin menginjak Nusakambangan.
Whiz Hotel Sudirman sendiri berjarak 3,7 km dari Pantai Teluk Penyu yang merupakan titik tolak penyeberangan ke Nusakambangan. Untuk menuju ke Pantai Teluk Penyu tidak repot kok, cukup 12 menit naik GO-CAR seharga Rp. 10.000.
Begitu sampai di Pantai Teluk Penyu, banyak tukang perahu menawarkan jasa penyeberangan ke Nusakambangan. Perahu “Rangga Ayu” yang Gw pilih dengan harga Rp. 30.000 untuk pulang pergi. Skenarionya adalah pemilik perahu akan mengantarkan penumpang ke Nusakambangan lalu dia akan kembali ke Pantai Teluk Penyu lagi.
Dia memberikan no handphone. “Kalau sudah puas jalan-jalan Nusakambangan, silahkan telpon saya ya mas, nanti saya jemput””, ujarnya.

Kiri Atas: Pantai Teluk Penyu.
Kanan Atas: Crude Oil Tanker bernama BULL SULAWESI
Kanan Bawah: Crude Island Berth Cilacap milik Pertamina
Kiri Bawah: Titik dropping wisatawan
Begitu turun dari perahu rasa penasaran mulai menyelimuti hati….ada apa didalam pulau ini?
Perjalanan masuk lebih dalam ke Nusakambangan pun di mulai…..
Berikut ini adalah pemandangan yang Gw jumpai di titik awal penjelajahan.

Kiri Atas: Rumah panggung kayu serbaguna pantai Nusakambangan timur.
Kiri Bawah: Penjaja minuman dan makanan
Tengah: Papan nama wisata
Kanan: No handphone jasa perahu penyeberangan.

Kiri Atas: Memasuki pulau Nusakambangan, Gw harus melewati jalan kecil licin berbatu sehingga kecepatan jalan pun sangat pelan.
Kanan Atas: Jalanan bertebing
Kanan Bawah: Gw juga menemukan jembatan bambu diatas sungai kecil yang surut
Kiri Bawah: Gw juga menemukan batang pohon yang tumbuh melintang di badan jalan
Terpeliharanya hutan di pulau ini terlihat dari banyaknya satwa liar yang masih terlihat seperti monyet hitam dan burung elang. Tidak perlu takut karena sepanjang perjalanan Gw beberapa kali berpapasan dengan wisatawan yang menuju pulang.
Setelah berjalan 15 menit akhitnya Gw menemukan tanda yang mengarahkan Gw ke Benteng Karang Bolong dan Pantai Karang Pandan
BENTENG KARANG BOLONG

Kiri Atas: Benteng ini sangat terlihat kegagahannya ketika dilihat dari gerbang depan. Hanya saja bagian atas gerbang sudah banyak ditumbuhi tumbuhan perintis yang bisa mengancam keawetan bangunan.
Kiri Bawas: Pintu banteng bagian dalam. Tembok atas benteng bagian dalam ini juga ditumbuhi oleh pohon dan lumut.
Tengah: Dinding benteng bagian dalam sangat tebal.
Kanan: Bagian ruangan bawah tanah adalah sesuatu yang tidak memungkinkan di jangkau karena gelap dan lembab berlorong sempit. Gw mengurungkan masuk ke ruangan bawah.
PANTAI KARANG PANDAN
Melanjutkan perjalanan lurus ke depan mengantarkan Gw untuk menginjak indahnya pasir putih di bagian timur pulau ini. Pantai yang dipenuhi muda-mudi baik sekelompok teman main sampai pasangan yang sedang kasmaran.

Menikmati ciptaan Tuhan dengan duduk bersila, mendengarkan riuh rendah suara ombak menghantam batuan pantai, melihat aktivitas kapal-kapal besar yang sedang membuang jangkar dan menggenggam butiran lembut pasir putih. Menenangkan hati dan jiwa.
Sesuatu yang jarang Gw temukan di Ibu Kota.
Karena waktu sudah semakin sore dan menuju gelap , Gw putuskan untuk segera menepi dan kembali lagi ke Whiz Hotel Sudirman.
Kembali ke titik penjemputan, sambil menunggu perahu datang, Gw sempatkan relaksasi dengan minum teh hangat dan mendoan di warung. Sembari mengamati sang surya tenggelam meninggalkan malam.
Petualangan berakhir indah dan ditutup dengan sunset yang mempesona mata…..

I Love Indonesia………..
2 thoughts on “Eksotisme Nusakambangan, Cilacap, Indonesia”