Category: Kalimantan & Sulawesi

  • <—-Kisah Sebelumnya Gelisah, menengokkan muka ke kanan dan kekiri, sesekali tetapan mata memeriksa aplikasi di telepon pintar. Sementara waktu yang tak menganggap keberadaanku, terus bergulir. Surya sudah semakin meredup di ufuk barat. Sebentar lagi gelap, adzan maghrib telah siap dikumandangkan. Sementara di sisi lain jalanan kota, pengemudi ojek itu tampak kebingungan mencari jalan menjemputku. Berkali-kali…

  • <—-Kisah Sebelumnya Aku tak bisa berlama-lama di atas Jembatan Kahayan. Waktuku tak banyak, waktu berbuka puasa di Palangkaraya setengah jam lebih cepat dari waktu berbuka puasa di Ibu Kota. Oleh karenanya kuputuskan untuk segera menyudahi eksplorasi di Jembatan Kahayan. Aku memasukkan Canon EOS M10 ke dalam folding back di punggung. Lalu untuk terakhir kali menatap…

  • Sejenak aku terduduk di sebuah taman mungil di sisi selatan Jalan Kinibalu. Memang sengaja untuk sejenak aku mendinginkan tubuh setelah sengatan surya yang masih menjadi-jadi walau waktu sudah tak lagi di puncak hari. Duduk bersama beberapa warga lokal yang sama gerahnya atas cuaca kota. Toh di sepanjang dudukku, aku tak diam. Jemariku lincah mencari destinasi…

  • Usai Shalat Subuh aku kembali merebahkan badan di kasur empuk G-Hotel Pontianak. Hari itu akan menjadi hari terakhirku di Pontianak. Sore hari sekitar pukul tiga sore aku akan terbang kembali ke Jakarta. Maka tepat jam dua belas, bersamaan dengan waktu check-out dari hotel, aku akan meluncur menuju Supadio International Airport. Dan kali ini jejak Koh…

  • Usai menunaikan Shalat Ashar, aku menunggu kedatangan Koh Hendra di serambi Masjid Raya Mujahidin. Dia sudah menelponku sejak sebelum Ashar dan memintaku menunggu di masjid hingga dia datang. Dalam menunggu, aku selalu celingukan ketika melihat mobil memasuki area parkir, selalu berfikir Koh Hendra telah tiba, padahal aku sendiri belum tahu jenis mobilnya….Ada-ada saja. Hampir setengah…

  • Sudah hampir tengah hari ketika aku selesai mengeksplorasi Kompleks Perkampungan Budaya di Jalan Sultan Syahrir. Aku pun memutuskan untuk undur diri demi menuju ke destinasi berikutnya. Aku kembali berjalan kaki menelusuri Jalan Sultan Syahrir dan berlanjut ke Jalan Sultan Abdurrahman. Karena terpapar lapar maka di sepanjang jalan aku mencari keberadaan rumah makan. Hingga akhirnya aku…

  • Usai mengunjungi Rumah Adat Melayu, aku bergegas menuju pelataran sebelah barat. Di pelataran itu terdapat satu lagi rumah adat yang nampaknya lebih ramai dikunjungi oleh wisatawan dan masyarakat lokal terutama para pelajar. Adalah Rumah Radakng yang merupakan rumah adat terpanjang di Indonesia. Panjangnya mencapai hampir 140 meter. Rumah Radakng ini dibangun untuk mengembangkan sekaligus melestarikan…

  • Aku baru saja usai menunaikan Shalat Maghrib di dalam kamar bernomor 319 milik G-Hotel Pontianak untuk kemudian waktu biologis makan malamku pun tiba tepat waktu….Aku kelaparan. Aku memutuskan untuk segera turun ke lobby dan mencari tempat makan terdekat dari hotel. Berjalan menuju timur akhirnya aku menemukan sebuah food court yang menyediakan banyak pilihan. Adalah UP2U…

  • Bebarengan dengan mulai beranjaknya beberapa pengunjung meninggalkan Warung Kopi Asiang, aku pun menyeruput kopi tersisa di cangkir untuk kemudian bangkit berdiri dan menuju meja kasir. Setengah jam lagi warung kopi itu memang akan segera ditutup. Lebih sedikit dari jam setengah lima sore aku beranjak pulang menuju hotel. Terpaan surya yang tak lagi menyengat mendorongku untuk…

  • Tetap saja, aku menyantap Es Krim Angi dengan penuh rasa khawatir akan kemuingkinan mengalami penularan COVID-19 saking penuhnya pengunjung di warung es krim. Tapi apapun itu, aku masih saja bisa menikmati kelembutan es krim ternama tersebut. Usai membayar es krim yang kupesan di kasir, aku segera keluar dari keramaian warung dan mengambil posisi berdiri di…