Category: Oman
-
<—-Kisah Sebelumnya Menjelang pukul setengah tiga sore, aku memutuskan untuk meninggalkan benteng. “Aku belum juga sampai di bagian akhir Muttrah. Aku harus bergegas sebelum gelap menggantikan terang”, gumamku ketika menuruni anak-anak tangga Muttrah Fort. Beberapa saat kemudian, tibalah aku di gerbang Muttrah Souq yang berada tepat di sisi utara Muttrah High Street. Kali ini aku…
-
<—-Kisah Sebelumnya Aku masih terduduk….Masih terpesona….Masih mematung di salah satu bangku beton Muttrah Corniche. Aku bersiap-siap menyiapkan kata-kata untuk mengutuk diri jika siang itu tidak lagi berhasil menginjakkan kaki di gagahnya Muttrah Fort yang berada di puncak bukit yang berada tepat di hadapanku….Tepat di sisi seberang Al Bahri Road yang sedari tadi kutapaki. Kalimat-kalimat kutukan…
-
<—-Kisah Sebelumnya Semakin matahari mendekati titik puncaknya, maka ketenanganku dalam menjelajah Muscat pun mendapatkan titik tertingginya. Demikian adanya setelah aku duduk tenang dan menikmati hamparan biru Teluk Oman dari ujuang Riyam Park yang berada di sebuah puncak bukit. Pada tingkat kepercayaan diri tertinggi tersebut, kuputuskan untuk segera menuruni bukit dan meninggalkan taman….Aku melanjutkan petualangan, semakin…
-
<—-Kisah Sebelumnya Hampir satu jam lamanya waktu telah berlalu, aku memutuskan untuk segera mengusaikan diri dalam bermain air laut di tepian pantai yang lokasinya berada tepat di teras depan Kalboos Park. Mengenakan kembali sepatu yang kutinggalkan pada tempat kering di salah satu sisi pantai, aku bersay hello kepada keluarga kecil asal Roma yang sedari tadi…
-
<—-Kisah Sebelumnya Landmark berikutnya yang kutemukan setelah singgah beberapa saat di Muscat Gate Museum adalah Kalboos Park. Kalboos Park itu sendiri memiliki luasan tak kurang dari tiga hektar. Lokasinya memanfaatkan keberadaan kaki bukit berbatu dan langsung menghadap pantai di sisi baratnya. Memiliki bentuk memanjang dari utara ke selatan mengikuti kontur pantai. Tepat ditengahnya difasilitasi dengan…
-
<—-Kisah Sebelumnya Khatam menghubungkan potongan-potongan sejarah yang ditampilkan dengan apik di Bait Al Zubair, serta meresapi glamournya karya seni kontemporer di Bait Muzna, maka aku segera memastikan diri untuk bersiap menuju ke landmark lain yang akan tersaji di sepanjang kawasan Mutrah. Menjauhi area Kalbuh, aku melangkah melalui rindangnya dan suburnya jalur hijau di selatan trotoar…
-
<—-Kisah Sebelumnya Hampir masuk pukul sepuluh pagi….. Aku memutuskan untuk meninggalkan tepian pantai di utara Al Alam Palace. Memaksakan diri meninggalkan otentiknya Al Mirani Fort yang sebelumnya kupunggungi dan Al Jalali Fort yang dari kejauhan seakan melambai mengundangku untuk berkunjung. Kembali berjalan mengitari sisi barat istana, aku meninggalkan kompleks pemerintahan Kesultanan Oman melalui halamannya yang…
-
<—-Kisah Sebelumnya Sebetulnya aku belumlah puas menikmati keindahan yang tertampil di segenap sisi Al Alam Palace. Corak menarik, arsitektur khas, warna mencolok berpadu dengan hijaunya taman membuat Al Alam Palace menjadi aktor utama pariwisata di daerah Kalbuh. Sementara itu, diantara kemegahan segenap area sekitar, tampak beberapa tukang kebun istana sedang sibuk-sibuknya membersihkan taman. Para pekerja…
-
<—-Kisah Sebelumnya Sekian lama menunggu hingga titik akhir rutenya, maka tersimpul pilihan untuk turun dari Mwasalat Bus Line 4 di Al Alam Bus Stop. Hal ini dikarenakan bus akan segera memutar balik menuku ke Ruwi- Mwasalat Bus Station di putaran terdekat dari halte bus itu. Turun di halte dan melanjutkan langkah menuju sebuah bundaran, maka…
-
<—-Kisah Sebelumnya Dengat perut kenyang aku meninggalkan kedai makan khas Bangladesh yang letaknya tak jauh dari OYO 117 Majestic Hotel, tempatku menginap. Aku kembali tiba di perempatan yang terbentuk oleh persilangan Al Baladiya Street dan Al Fursan Sreet. Di Al Fursan Street, aku terus mempercepat langkah untuk segera tiba di Ruwi Mwasalat Bus Station. Berjalan…