Candi Gumpung 2: Imajinasi Masa Lalu yang Indah

<—-Kisah Sebelumnya

Suhu udara menghangat….

Matahari mulai mendaki ufuk timur ketika aku tuntas menikmati jengkal demi jengkal petilasan Candi Gumpung.

Rasa kagum memenuhi ruang imajinasi, berhasil membawaku ke dalam hayalan ritual-ritual keagamaan masa lalu yang berlangsung di candi itu.

Sementara itu, aku membuang tatapan ke sisi lain. Ada sebidang sebaran candi lagi di pojok utara.

Aku harus melihat kumpulan candi itu, jika melewatkannya maka peluang dan kesempatanku untuk mengunjunginya di lain waktu akan kecil”, aku sudah melangkah ketika ucapan dalam batin itu usai.

Melangkahlah aku ke sisi utara. Tak jauh, jaraknya hanya seratus meter.

Sungguh kompleks candi yang menakjubkan”, aku menggeleng-gelengkan kepala menatap luasan candi hingga ke titik tertimur.

Bahkan, menurut percakapan empat sekawan peneliti asal Jawa Barat yang aku dengar setiba di pintu gerbang Kompleks Candi Muaro Jambi beberapa menit sebelumnya, masih banyak menapo yang betebaran di seantero kompleks candi tersebut.

Menapo sendiri merujuk pada gundukan-gundukan tanah yang di dalamnya berisi reruntuhan candi yang telah terpendam berabad-abad silam. Hingga kini, sebaran menapo itu belum sempat dipugar karena menunggu anggaran pemugaran dari negara.

Aku tiba di reruntuhan candi yang kumaksud,

Satu spot yang pertama kutuju adalah papan informasi yang terletak di sisi selatan candi. Berdasarkan informasi yang kubaca, diketahui bahwa detik itu aku berdiri di depan Candi Gumpung 2.

Candi Gumpung 2 adalah situs sejarah yang merupakan kumpulan lima belas struktur stupa. Pada saat ditemukan sruktur tersebut hanya menyisakan bagian pondasi dan bagian tubuh, sedangkan bagian atas yang berbentuk stupa sudah banyak yang hilang. Batu stupa yang ditemukan hanya berupa profil berupa bata yang tidak lengkap. Fungsi stupa dalam tradisi Buddha adalah sebagai tempat persembahan untuk menghormati tokoh suci dalam sejarah ajaran Buddha ataupun para guru utama di masa lampau. Pendirian stupa juga berhubungan dengan penghormatan kitab suci, seperti Abhidarma, Vinya dan Sutta.

Candi Gumpung 2 dilihat dari kejauhan.
Struktur utama Candi Gumpung 2.
Candi pendamping di sisi utara Candi Gumpung 2.
Bagian dari stupa yang berhasil di rekonstruki.

Candi Gumpung 2 terdiri dari satu susunan candi utama di tengah di dampingi lima susunan candi perwara di sisi utara dan dua susuan candi perwara di sisi selatan.

Candi Perwara dalam arsitektur candi-candi Jawa diidentikkan dengan candi yang dibangun mengelilingi candi utama. Dalam manuskrip lain, candi perwara juga sering disebut sebagai Candi Pengiring.

Hanya ada satu stupa yang coba direkontruksi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi. Stupa itu berdiri gagah di atas candi pendamping di sisi utara.

Sejenak aku duduk tertegun di atas hijaunya rerumputan, tepat di tengah pelataran reruntuhan Candi Gumpung 2.

Aku berusaha menikmati hasil rekonstruksi Candi Gumpung 2 itu. Penampilan candi yang terkesan klasik walaupun hanya memamerkan bagian-bagian pondasi dari bangunan candinya saja. Toh aku bisa mengimajinasi tampilan menjulangnya di masa-masa awal pembangunannya lima belas abad silam.

Sejenak aku melarutkan diri dalam imajinasi masa lalu yang indah……

3 thoughts on “Candi Gumpung 2: Imajinasi Masa Lalu yang Indah

Leave a Reply