Sebagai seorang Sarjana Perikanan maka makanan laut sudah menjadi menu favorit bagi saya. Nah, kali ini, saya akan mencoba bertanya, apakah Anda penggemar ikan bandeng juga seperti saya?
Hhhmmhhh….Saya yakin mayoritas dari Anda akan menjawab IYA.
Ikan bandeng memang terkenal sebagai bahan pangan berprotein tinggi dan bercita rasa gurih dan lezat. Pantas jika khalayak mengidolakan ikan jenis ini. Selain harganya yang terjangkau, secara distribusi, ikan jenis ini mudah ditemukan di pasar ikan manapun.
Selain itu, secara ekonomis, bandeng adalah jenis ikan yang mudah dibudidayakan dan memiliki potensi keuntungan budidaya yang tinggi. Oleh karenanya budidaya bandeng sangat cepat berkembang dan diminati masyarakat pesisir demi sebuah keuntungan.
Secara nasional, kita boleh berbangga dengan pesatnya kenaikan angka produksi perikanan budidaya pesisir sejak tahun 2.000-an. Berbagai daerah mengebut pencapaian angka ini dengan memanfaatkan potensi wilayah pesisirnya. Tentu daerah-daerah yang memiliki wilayah pesisir yang luas akan mendatangkan harapan baru dalam mengembangkan bisnis perikanan budidaya ini.
Kembali ke budidaya bandeng. Sebagai informasi bahwa secara kuantitas, produksi bandeng nasional mengalami peningkatan sangat pesat dari tahun ke tahun. Sebagai informasi bahwa produksi bandeng nasional mencapai 237.401 ton pada tahun 2013, kemudian meningkat tajam menjadi 740.720 ton pada tahun 2016. Secara statistik, kenaikan ini berada pada kisaran 14% setiap tahunnya.
Sedangkan daerah penghasil bandeng terbesar secara nasional adalah Jawa Timur dengan angka 155.202 ton pada tahun 2016 lalu. Sedangkan Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sulawesi Tenggara menguntit secara berututan di belakangnya. Data ini saya sampaikan berdasar rilis dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
Mengorbankan Fungsi Hutan Bakau
Pada umumnya, bisnis perikanan budidaya bandeng paling jamak dilakukan dengan menggunakan metode budidaya tambak. Manisnya keuntungan bisnis ini mendorong pembukaan hutan-hutan bakau untuk dikonversi menjadi lahan pertambakan bandeng.

Mengerucut pada pesisir Pulau Jawa. Pengembangan bisnis lain di kawasan pesisir selain untuk pertambakan, juga semakin menambah lebar saja bukaan hutan bakau yang tentu menambah beban pada kawasan konservasi. Padahal kawasan ini sangat diandalkan sebagai perlindungan daerah pesisir dari kerusakan serta berfungsi ganda sebagai kawasan ruang terbuka hijau.
Sedangkan mengenai ruang hijau, ada beberapa miskonsepsi dalam masyarakat kita saat ini dimana ketika berbicara mengenai emisi karbon maka persepsi pertama yang terbentuk adalah keberadaan hutan tropis kita yang akan menjalankan fungsi sebagai peredam emisi tersebut.
Padahal ada beberapa fakta menarik yang perlu saya sampaikan bahwa dalam luasan yang setara dengan hutan tropis, maka hutan bakau mampu menyimpan karbon tiga hingga lima kali lebih banyak. Sebagai ilustrasi saja bahwa hutan bakau dengan luasan satu hektar ternyata mampu menyerap seribu ton karbon per hektar. Fakta ini menunjukkan bahwa hutan bakau memiliki peran yang sangat krusial dalam perubahan iklim.
Disamping itu. arti penting hutan bakau bagi kawasan pesisir adalah kemampuannya dalam menjaga keberlangsungan populasi ikan, kerang, udang dan biota lainnya. Hal ini tentu disebabkan karena hutan bakau merupakan tempat favorit untuk perkembangbiakan dan pembesaran beberapa spesies hewan khususnya udang dan nener.
Dampak Ganda
Indonesia boleh jumawa sebagai pemilik hutan bakau terluas didunia. Hampir dua puluh persen dari luasan hutan bakau dunia ada di Indonesia. Luas hutan mangrove di Indonesia sendiri berkisar tiga setengah juta hektar.
Terjadinya konversi lahan dengan alasan seperti di atas, telah menyebabkan delapan puluh persen hutan bakau di Pulau Jawa mengalami kerusakan cukup parah. Kerusakan hutan bakau di Pulau Jawa sendiri ikut menyumbang lima puluh persen kerusakan hutan bakau secara nasional.
Konversi hutan bakau untuk pertambakan ataupun bisnis lain telah berkontribusi negatif dalam pemanasan global. Pemanasan global ini kemudian berdampak pada kenaikan permukaan air laut. Jika populasi hutan bakau tidak diperbaiki maka pelan tapi pasti, tambak-tambak yang dibuat dengan mengkonversi hutan bakau itu juga akan tenggelam dengan sendirinya.
Belum lagi jika kita bicara produksi perikanan secara global. Bahwasannya produksi perikanan ditentukan oleh keberhasilan perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Nah, bicara mengenai perikanan tangkap, data mengatakan bahwa secara langsung ataupun tidak, delapan puluh persen hasil perikanan tangkap sangat bergantung pada kelestarian hutan bakau.
Jadi bisa dipastikan, konversi hutan bakau akan mengakibatkan kerugian ganda. Secara pasti, masyarakat pesisir akan merugi secara lingkungan karena hilangnya kawasan hutan bakau. Ditambah lagi dengan dampak berikutnya yaitu ancaman abrasi bibir pantai yang akan mengundang bencana serta membuka peluang untuk hilangnya area tambak beberapa tahun pasca pembukaan hutan bakau.
Dampak lain adalah berkurangnya produksi perikanan tangkap kawasan pesisir. Lalu buat apa meningkatkan produksi perikanan budidaya jika produksi perikanan tangkap mengalami penurunan?. Bukankah konversi hutan bakau akan menimbulkan preseden lingkungan yang buruk?
1000 Gagasan: Ekonomi Hijau dan Pemberdayaan Masyarakat
Perubahan paradigma masyarakat pesisir harus mulai dirubah demi terwujudnya keseimbangan antara keberlanjutan ekonomi dan kelestarian lingkungan pesisir. Maka terdapat sebuah konsep terbaik yang bisa diterapkan untuk menjadikan keseimbangan tersebut terwujud. Konsep itu bernama ekonomi hijau.
Ekonomi hijau merupakan konsep ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mengurangi risiko lingkungan secara signifikan. Ekonomi hijau menekankan penerapan kegiatan perekonomian yang rendah atau tidak menghasilkan emisi karbondioksida dan polusi lingkungan, hemat sumber daya alam dan berkeadilan bagi masyarakat.
Untuk mencapai tujuan itu, tentu konsep ekonomi hijau ini tidak bisa dikerjakan oleh segelintir kalangan saja. Pengembangan potensi sumber daya alam dengan konsep ekonomi hijau di wilayah pesisir akan mencapai hasil maksimal jika melibatkan banyak stakeholder terkait, seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengusaha, aparat desa, penggiat lingkungan, lembaga penelitian dan masyarakat sekitar serta pemangku kepentingan lain yang semestinya berpegang teguh pada kelestarian lingkungan.
Mengacu pada permasalahan di atas, perlu dilakukan pergeseran strategi pengelolaan hutan bakau menuju ekonomi hijau pesisir. 1000 Gagasan perlu dikembangkan demi menjamin keberhasilan strategi ini dan gagasan tersebut harus direalisasikan melalui aksi secara serempak, sinergis dan terukur. Masyarakat pesisir harus mulai diarahkan untuk tidak bergantung pada lahan pertambakan, tetapi harus mulai diajarkan bisnis pesisir lainnya yang selain bisa memberikan penghidupan yang layak, juga akan memastikan perbaikan dan kelestarian hutan bakau di kawasan mereka tinggal.
Di beberapa daerah pesisir, ambil contoh saja di Kecamatan Gunung Anyar Surabaya, setelah diberikan perubahan paradigma tentang kelestarian lingkungan yang akan menentukan keberlanjutan ekonomi pesisir maka masyarakat sudah mulai merintis kegiatan perekonomian lain dengan prinsip ekonomi hijau. Kegiatan baru perekonomian itu diantaranya adalah produksi batik mangrove, produksi makanan dan minuman berbahan baku bakau (kue, roti, tempe dan sirup), pewarna berbahan limbah organik bakau, pemanfaatan bakau sebagai alternatif bahan bakar serta industri sabun dan pembersih lantai.
Tentu industri kawasan pesisir seperti ini bisa konsisten dikembangkan seiring dengan pelaksanaan program konservasi hutan bakau karena pada hakikatnya masyarakat memiliki ketergantungan terhadap keberadaan dan kesehatan hutan bakau untuk menjalankan industri tersebut.
Lalu bagaimana peran pemerintah pusat, pemerintah daerah dan para pemilik modal dalam konsep ekonomi hijau ini?
Dengan potensi ini, pemerintah pusat bisa menetapkan regulasi demi menjaga kelestarian hutan bakau dan keberlangsungan industri kawasan pesisir. Sementara pemerintah daerah yang lebih memahami karakteristik daerahnya hendaknya membantu menciptakan saluran-saluran pemasaran dari produk-produk yang dihasilkan industri ini. Kemudian para pengusaha harus mulai peduli untuk menciptakan bisnis berkesinambungan dan berkelanjutan . Untuk kemudian para pengusaha ini bisa berperan untuk menyukseskan industri kawasan pesisir ini melalui penciptaan modal yang akan mendorong kelancaran operasional bisnis dan memperbesar skala industri kawasan pesisir.
Lalu bagaimana dengan area-area pertambakan yang sudah terlanjur dibuka?
Untuk merealisasikan konsep ekonomi hijau, maka diperlukan keseimbangan antara luasan lahan untuk pertambakan dan luasan untuk konservasi hutan bakau. Karena hanya dengan pembentukan kawasan pesisir yang seimbang maka keseimbangan fungsi lingkungan pesisir akan terwujud dan pada akhirnya akan menjamin keberlangsungan industri kawasan pesisir.
Perbaikan kawasan pertambakan di pesisir bisa dilakukan dengan konsep silvofishery. Perlu diketahui bahwa silvofishery adalah sistem pertambakan teknologi tradisional yang menggabungkan antara usaha perikanan budidaya dengan penanaman pohon bakau, sistem ini berfokus pada pengelolaan pertambakan dengan meminimalkan input dan mengurangi dampak terhadap lingkungan.

Dengan silvofishery maka kita masih bisa memberdayakan perikanan budidaya masyarakat pesisir tanpa melewatkan usaha pelestarian lingkungan.
Pertanyaanya berikutnya, pasti akan ada penurunan jumlah produksi bandeng apabila semua konsep diatas dilakukan?
Inilah peran yang harus diambil oleh pemerintah dan masyarakat untuk mulai berfikir mengejar produksi bandeng dengan mengoptimalkan budidaya bandeng air tawar. Beberapa daerah terbukti sukses menerapkan budidaya bandeng air tawar. Ambil saja contoh, perikanan budidaya bandeng air tawar di Kecamatan Kayen dan Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati telah menjadi primadona bagi perekonomian masyarakat. Strategi seperti ini bisa diterapkan di daerah manapun. Hanya dibutuhkan keseriusan, fokus dan aksi nyata untuk mewujudkan strategi tersebut.
Di lain sisi, pengurangan produksi bandeng pada awal perbaikan hutan bakau di kawasan pesisir nantinya akan tergantikan dengan melimpahnya produksi perikanan tangkap kawasan. Hal ini tentu berbanding lurus dengan fungsi utama keberadaan hutan bakau yaitu meningkatkan produksi perikanan tangkap di pesisir secara alami.
Kunci Keberhasilan
Sehubungan dengan diperlukannya keserasian gerak langkah dari setiap stakeholder yang terlibat dalam pelestarian hutan bakau maka dibutuhkan informasi yang akurat mengenai permasalahan yang terjadi di lingkungan tersebut. Informasi yang dibutuhkan bisa berupa data dan kumpulan pengetahuan terkait dengan masalah yang sedang dihadapi.
Oleh karenanya diperlukan lembaga yang kredibel dan terpercaya, yaitu lembaga yang tidak meletakkkan profit di atas semua kepentingan. Untuk tujuan ini, terdapat sebuah lembaga yang telah berpengalaman dalam penyediaan data lingkungan. Lembaga nirlaba ini bernama Madani yang berdiri dibawah naungan Yayasan Madani Berkelanjutan (Manusia dan Alam untuk Indonesia Berkelanjutan).
Madani bekerja dengan cara membentuk hubungan strategis antar stakeholder. Menghubungkan ide, rencana dan tindakan demi melahirkan kemitraan strategis.
Madani juga membantu para stakeholder lingkungan untuk memperhitungkan resiko, potensi, manfaat dan ide-ide berharga untuk menciptakan perubahan lingkungan yang positif.
Bahkan Madani secara aktif menciptakan keterlibatan publik dalam rangka meningkatkan kesadaran publik terkait masalah hutan serta perlindungan hak-hak masyarakat.
Pada akhirnya, keberlangsungan ekonomi masayarakat pesisir dalam mencapai kesejahteraan bersama bisa berlangsung bersamaan dengan kelestarian hutan bakau yang merupakan jaminan jangka panjang dalam kegiatan perekonomian masyarakat pesisir itu sendiri.
Bukankah dengan begitu, rasa ikan bandeng akan menjadi lebih enak, teman-teman?
#1000GagasanEkonomi
#Selamatkanhutan
#TemenanLagi
#IndonesiaTangguh.
Sumber Penulisan:
- https://madaniberkelanjutan.id/
- https://www.poetramerdeka.com/
- https://www.tubasmedia.com/
- https://nationalgeographic.grid.id/
- https://www.suaramerdeka.com/
- https://www.mongabay.co.id/
- https://id.wikipedia.org/
- https://ejournal-balitbang.kkp.go.id/
- https://indofishery.id/
- https://kabarbanten.pikiran-rakyat.com/