PAHAWANG….Berasal dari kata dasar HAWANG yang merupakan nama seorang Tiongkok yang datang ke pulau ini pada Abad ke-18. HAWANG seterusnya berketurunan dan kemudian berakulturasi dengan pendatang lain dari penjuru Nusantara untuk menempati dan memakmurkan PAHAWANG.
Kedatanganku ke Lampung kali ini memang karena Pahawang. “Dia” membuat tidurku tak pernah nyenyak sebelum Aku benar-benar menjejakkan kaki kesana.
Kaki baru juga diselonjorin untuk mengusir lelah setelah mudik lebaran dari Solo, bahkan belum genap 24 jam beristirahat….Aku langsung mengisi backpackku dan berangkat ke Lampung untuk segera membunuh rasa penasaranku akan Pahawang.
Berbagi dengan budget mudik lebaran, Aku memutuskan untuk mengunjugi Pahawang dalam One Day Trip saja. Biaya perahu dan sewa penginapan di Pulau Pahawang yang relatif mahal, mengalahkan egoku untuk bermalam di Pahawang.
Dan untuk menghemat pengeluaran, jalan terbaik adalah bergabung dalam open trip. Berhubung Aku memiliki teman kantor asal Lampung, akhirnya Aku dihubungkan dengan Aero Travelindo Utama yang merupakan salah satu dari sekian banyak penyelenggara open trip disana.
Inti dari open trip itu kan menanggung biaya trip yang mahal dengan cara patungan.
Tak perlu berfikir panjang, Aku segera mentransfer Down Payment daribiaya One Day Trip Pahawang. Oh ya, biaya keseluruhannya adalah Rp. 175.000/pax include lunch.
Memulai trip ke Pahawang, Aku menggeber sepeda motorku menuju meeting point yang ditetapkan yaitu Dermaga 4 Pelabuhan Ketapang.
Jam 05:30 mulai meninggalkan hotel dan lewat di Banking Monument Lampung
Sesuai perkataan driver ojek online sehari sebelumnya, jalur yang kulewati memang sangat ramai dengan lalu lalang para anggota TNI-AL yang berkejaran dengan waktu masuk kerja mereka.
Keberadaan mereka di jalanan saat kondisi masih gelap membuatku merasa sangat nyaman. Berkendara perlahan Aku berusaha menikmati suasana Jalan Raya Way Ratay sebagai akses utama menuju Dermaga 4 Ketapang.
Patung “Selamat Datang” di kawasan wisata Pesawaran.
Perlahan Sang Surya mulai menyibak gelapnya pagi, perlahan juga sepeda motorku melaju tepat di garis pantai untuk menyuguhkan kehadiran riuhnya suara laut di sisi kiri perjalananku.
Perlahan Aku melewati setiap pintu Dermaga Ketapang dari pintu Dermaga 1, hingga akhirnya pintu Dermaga 4 berhasil kujejaki.
Jam 06:31 Dermaga 4 Ketapang ada dihadapanku.
Memarkirkan sepeda motorku di Dermaga dengan selembar puluhan ribu, kemudian Aku hinggap di menu lontong sayur sekitar dermaga. Dengan membayar Rp. 12.000, perutku sudah merasa siap untuk segera berlayar.
Dering telfon dari penyelenggara open trip memanduku menuju ke kantor mereka di sekitar Dermaga 4 untuk melunasi pembayaran dan mengambil pelampung dan snorkel.

Tepat jam 9 perahu memulai perjalanannya, perlahan keindahan perkampungan di pesisir itu terpampang jelas ketika Aku menjauhi dermaga. Perkampungan dibawah bukit dengan siraman cahaya kuning “Sang Surya” pagi dikombinasikan dengan beberapa titik kepulan asap tipis putih hasil aktivitas warga mampu membuatku duduk terpana di ujung geladak belakang.


Sepanjang waktu berlayar, Aku terus diliputi penasaran. Hal ini dikarenakan penyelenggara tak pernah memberikan briefing sebelum perjalanan dimulai. Apakah yang akan dilakukan pertama kali dalam trip ini?.
Perlu menunggu 1 jam 15 menit, Aku baru mengetahui bahwa aktivitas snorkeling lah yang menjadi pembuka trip ini. Untuk menemukan lokasi snorkeling, pengelola tempat wisata membuatkan sebuah rumah apung untuk bersandar setiap perahu yang membawa wisatawan.

Aku lebih memilih melompat langsung dari perahu ketika para pelancong lain mengantri untuk menuju rumah apung itu. Menikmati pemandangan karang di bawah perairan itu membuatku tertegun dengan kepadatan karang dibawahnya. Perlahan kuumpankan biskuit kering ditanganku untuk mengamati lebih dekat para penghuni karang yang lucu dan imut.
Sedikit sedih juga, ketika melihat beberapa wisatawan yang tak faham bagaimana seharusnya menikmati wisata karang….seakan tak peduli, beberapa mereka menginjak karang untuk menjadikannya tumpuan berdiri….paraaaaahhhhh.

Aku harus sedikit lebih cepat menginterupsi keasyikanku menikmati karang, karena Aku tahu ubur-ubur menyapaku dengan sengatan pedihnya. Terpaksa Aku naik ke perahu untuk mengurangi penyebaran racun ubur-ubur itu di leherku.

1,5 jam melakukan snorkeling membuatku tahu bahwa agenda berikutnya pasti makan siang….lapar ampun.
Perlahan menjauhi tempat snorkeling, Aku menuju ke Pulau Pahawang. Melewati gerbang kedatangan, Aku langsung menuju ke bawah rimbunan pohon kelapa untuk menyantap bawal laut bakar beserta sayur asem yang baru keluar dari tungku.


Aku pun tak membuang waktu percuma dengan berkeliling pulau untuk menikmati kenyamanan Pahawang.

Tepat jam 13:30, Aku meninggalkan pulau Pahawang dan berlayar menuju ke Taman Nemo untuk melihat aktivitas ikan badut.
Sedikit koloni anemon laut yang menjadi tempat tinggal ikan badut terlihat di taman ini. Ikan badut yang berhabitat disini juga mayoritas masih berukuran kecil. Sepertinya taman ini sedang dikembangkan untuk menjadi habitat ikan badut di masa depan.
Di bagian akhir,….
Trip ini ditutup dengan mengunjungi Pulau Kelagian pada jam 15:30. Kebanyakan wisatawan melakukan ibadah shalat, merebahkan diri di deretan saung sewaan, bermain sepak bola di lembutnya pasir putih atau menikmati kelapa muda langsung dari batoknya di pulau ini.


Tepat pukul 16:00 One Day Trip Pahawang ini benar-benar berakhir. Kembali ke Dermaga 4 untuk kemudian balik ke hotel dan mempersiapkan diri untuk merelaksasi diri di Teropong Kota Bukit Sindy yang kutetapkan sebagai destinasi wisata malamku berikutnya di Bandar Lampung.

Sangat indah lampung
Aku juga ga nyangka… Lampung yg menyengat gitu punya destinasi jempolan….. Manteb banget
Wah menarik, kebetulan aku dari Lampung dan memang Lampung punya banyak ‘destinasi’ wisata yang belum terekspos, nggak jarang juga ada tempat yang akomodasinya sulit. Semoga perjalanannya menyenangkan, kak.😀
Hi Belly, asli Lampung ya, keren…. Lampung hebat ya punya Pahawang, Kiluan, Way Kambas… dll…… Pemandangannya juara
Wuuiiih… Sudah sampai ke Pahawang juga si Oom; asyik kan Oom? 😀
Sebetulnya Kamu adalah orang yang paling bertanggung jawab atas keluarnya budget dari dompetku Mas Yo…..Dasar pencemar virus Indonesia…. Hahahaha