The Avenues: Larangan Memotret yang Terlanggar…

<—-Kisah Sebelumnya

Usai sudah menikmati pesona Teluk Bahrain, aku pun meninggalkan The Avenues Park.

Untuk kemudian tatapan mata kulemparkan ke arah timur, ke sebuah bangunan melengkung memanjang persis di tepian Teluk Bahrain.

Aku menyusuri jalur utama The Avenues Park yang terkoneksi menuju bangunan modern itu. Jarak bangunan itu dari pusat taman berkisar setengah kilometer, cukup membuatku berkeringat untuk tiba persis di depan pintu masuknya.

Grand Avenue Gate”, aku membaca sebuah signboard berwarna merah tepat di dua outlet busana kenamaan, yaitu H&M dan Vitoria’s Secret.

Tanpa ragu aku memasuki pusat perbelanjaan berjuluk “The Avenues” itu. Begitu tiba di koridor utama maka aku mulai mengarahkan Canon EOS M10 ke beberapa titik ikonik.

Cekrek….Cekrek….Cekrek……, aku dengan santai mengabadikan sudut-sudut menarik di dalam ruangan.

Halo, Sir….Excuse me”, suara itu berasal dari balik punggung dan dalam sekejap aku menoleh ke belakang.

Yes, Sir….“, aku membalas sapaan pemuda berwajah khas Arab itu.

Sir, I’m sorry, You can’t take pictures in this shopping mall”, dia menjelaskan ramah sembari menunjuk ke arah kamera mirrorless yang kupegang.

Oh, Okay….I’m sorry, Sir”, aku bergegas memasukkan kamera ke dalam folding bag.

Thank you very much, Sir for your attention”, dia berpamitan pergi.

Maka sedari itu, aku melanjutkan langkah kaki, tetap mengelilingi pusat perbelanjaan, tapi aku hanya bisa menikmati dengan mata telanjang saja.

Tetapi keisenganku berkata lain….

Posisiku sudah jauh dari tempat awal diperingatkan oleh staff pusat perbelanjaan beberapa waktu sebelumya.

Kenapa aku tidak mengambil gambar dari gawai pintar saja?”, aku tiba-tiba memiliki ide nyeleneh.

Maka tanpa berpikir panjang lagi, aku mengeluarkan gawai pintar dan tanpa ragu aku mengambil beberapa gambar sembari melangkahkan kaki ke segenap penjuru pusat perbelanjaan itu.

Aku sungguh mengagumi tata letak dan bentuk arsitekturnya. Tampak di beberapa pertemuan koridor, atap dari pusat perbelanjaan itu dibuat dari kaca transparan sehingga sinar matahari mampu menerangi bagian dalam pusat perbelanjaan dengan maksimal. Bahkan beberapa atap dibuat dengan bentuk kubah sebagai identitas budaya Islam yang dimiliki oleh negara-negara di kawasan Timur Tengah.

The Avenues tampak depan.
Koridor bagian dalam The Avenues.
Area parkir The Avenues.
Sisi luar The Avenues di tepian Teluk Bahrain.
Water taxi terpakir di dekat pintu masuk bagian dalam The Avenues.

Usai menjelajah bagian dalam ruangan, maka aku bergegas menuju pintu yang langsung terhubung dengan tepian Teluk Bahrain.

Bagian inilah yang merupakan bagian paling menarik tentunya.

Tampak jelas di hadapan, pemandangan indah Teluk Bahrain yang dipadukan dengan begitu dekatnya kompleks Bahrain Bay di bagian seberang teluk.

Tampak di tepian teluk, menjulur panjang dermaga yang menyandarkan beberapa taksi air, transportasi umum yang menghantarkan para pengunjung The Avenues dari beberapa tempat di kawasan ibukota.

The Avenues memang ditujukan Kerajaan Bahrain untuk menjadi pusat destinasi wisatawan yang mengunjungi negeri itu. Oleh karenanya pusat perbelanjaan itu tampak dibangun dengan sangat serius dan intens. Konon, bentangan pusat perbelanjaan yang memanjang sejauh 1,5 kilometer di tepian teluk itu mampu 130 outlet ternama di seluruh dunia dan hampir separuh area bangunan digunakan sebagai restoran dan cafe.

Benar-benar pusat perbelanjaan yang mengagumkan.

Kisah Selanjutnya—->

The Avenues Park: Hujan Datang Lagi….

<—-Kisah Sebelumnya

Terlalu lama aku terbengong, antusias menikmati desain unik Bahrain World Trade Center. Tingginya yang menjulang hampir 250 meter dengan 50 lantai tersusun di dalamnya.

Bangunan berusia 14 tahun yang mengandalkan perpaduan arsitektur ala British dan Denmark itu berdiri gagah bak idola di Manama Center District, area bisnis di ibukota Bahrain. Pantas keanggunannya membuatku terpaku ketika berada di kaki-kaki raksasanya.

Sementara matahari yang terselip diantara sebaran awan sudah mulai tergelincir. Menunjukkan bahwa sore mulai mengakusisi hari.

“Aku harus bergegas”, aku membatin, mengingat aku telah berniat untuk mengeksplorai pusat kota dengan berjalan kaki hingga malam tiba.

Aku menatap sekitar, menentukan tempat lain yang hendak kusinggahi. Menghadap ke utara, mencari sela pandang diantara pepohonan yang berjajar di tepian King Faisal Highway, aku melihat hamparan air laut.

Tak salah lagi….Itu Teluk Bahrain”, aku sumringah.

Mengamati hamparan lurus King Faisal Highway, mataku awas mencari tempat untuk menyeberang dengan aman. Bersyukur aku menemukan sebuah perempatan besar dengan lampu lalu lintas yang sedang menghadang laju segenap kendaraan dari laju kencangnya di King Faisal Highway.

Aku harus melewati perempatan itu untuk tiba di seberang dengan aman”, aku memutuskan

Tanpa pikir panjang, aku segera menujunya, menunggu lampu-lampu lalu lintas berukuran besar itu menghadang laju kendaraan, lalu menyeberangi kedua ruasnya yang memiliki lebar tak kurang dari 75 meter.

Berada di tepian utara King Faisal Highway, aku mencoba mencari sela untuk bisa masuk ke trotoar demi mengamankan diri dari laju kencang kendaraan.

Tiba di trotoar, aku disambut dengan kehadiran kembali gerimis yang sejatinya telah menghilang satu jam lalu. Semakin lama semakin intens dan membuatku berlari-lari kecil mencari tempat berlindung.

Aku melihat tempat berteduh, tanpa pikir panjang, aku bergegas menujunya. Sesampainya di tempat itu, aku membersihkan rambutku yang basah dari air gerimis dan menepuk-nepuk beberapa bagian t-shirtku yan basah, hingga akhirnya aku tersadar bahwa aku telah berada di sebuah taman kota….Taman pantai tepatnya.

The Avenues Park”, aku membaca sebuah papan nama tepat di tengah taman.

Taman yang menarik”, aku antusias.

Memperhatikan luasannya, taman itu memiliki luasan tak kurang dari 8 hektar, menghiasi salah satu tepian Teluk Bahrain yang menyediakan pantai utama bagi warga ibukota.

Berteduh sekedarnya.
Kids Play Area.
The Avenues Park.
Bahrain Financial Harbour di sisi barat taman.
Four Seasons Hotel Bahrain Bay

Tampak satu pojoknya ditempati oleh keberadaan Kids Play Area yang tentunya sepi karena hujan, beberapa waktu sebelumnya, terdapat seorang ibu dan anaknya yang bermain di tempat itu tetapi terburu meninggalkannya karena mencari tempat berlindung dari gerimis yang telah berubah menjadi hujan ringan.

Mudah-mudahan hujan ini tak akan lama”, aku berharap karena tak mau terjebak di tempat itu hingga sore genap tiba secara sempurna.

Tak ada yang bisa aku lakukan kecuali hanya menunggu hujan ringan itu berhenti. Aku mencoba menikmati The Avenues Park itu dari tempat berteduh, tapi tetap tak menghilangkan aura cantiknya.

Beruntung lima belas menit kemudian hujan berhenti……

Saatnya melangkah di pusat taman dan menikmati pemandangannya di arah pantai. Tampak di seberang pantai membentang area Bahrain Bay yang dihiasi oleh bangunan-bangunan pencakar langit yang ikonik.

Sungguh pemandangan indah yang kutemukan tepat ketika matahari mulai tergelincir.

Kisah Selanjutnya—->