Category: Uzbekistan
-
Aku turun dari bus berkelir hijau setelah setengah jam lamanya menaikinya dari pusat kota Tashkent. Bus kota bernomor 67 itu ternyata tak mengantarkan segenap penumpangnya hingga drop off zone, melainkan hanya pada pemberhentian tunggalnya, yaitu halte bandara. Maka untuk menghindari kesalahan memilih, aku memutuskan untuk bertanya kepada seorang pengendara taksi tentang keberadaan terminal internasional. “Where…
-
<—-Kisah Sebelumnya Memunggungi Stasiun Abdulla Qodiriy, aku berusaha menyembunyikan rasa pengecut yang muncul karena panik menghadapi suhu udara 1oC. Tanganku mulai kaku, nafas terasa berat, ditambah lapar yang mulai menyertai setiap ayunan langkah. Aku terus menatap ke depan ketika melangkah di sepanjang sisi timur Amir Temur Shoh Ko’chasi demi mencari perempatan terdekat untuk merubah haluan…
-
<—-Kisah Sebelumnya Langkahku menuruni anak tangga di gerbang Stasiun G’afur G’ulom terus diperhatikan oleh seorang wanita yang tampak cantik dalam balutan winter jacket berwarna pink, dia berhenti di tangga jeda demi berbicara dengan seseorang melalui telepon pintarnya. Aku paham bahwa wanita itu berdiri di tangga jeda juga untuk menghindari hawa dingin yang sore itu juga…
-
<—-Kisah Sebelumnya Aku melangkahkan kaki keluar dari kompleks Dhzuma Mosque, melewati deretan peminta-minta yang didominasi wanita dan anak-anak, kembali melintasi sisi timur pelataran Kukeldash Madrasah yang di penuhi lalu lalang para pelajar. Sama sepertiku, para pelajar itu baru saja usai menjalankan ibadah Shalat Dzuhur di Dhzuma Mosque. Turun di trotoar Navoiy Shoh Ko’chasi*1), menyusuri sisi…
-
<—-Kisah Sebelumnya Aku meninggalkan kedai pilav, menyusuri trotoar Saqichmon Ko’chasi sisi timur, menuju selatan, untuk kemudian terhenti pada dinamika di sebuah perempatan jalan. Beruniy Shoh Ko’chasi lah yang membentuk perempatan besar itu karena memotong Saqichmon Ko’chasi dari barat ke timur. Tampak, walaupun ramai di area zebra crossnya, tetap saja pemerintah setempat menyediakan fasilitas penyeberangan bawah…
-
<—-Kisah Sebelumnya Masuk dari lantai bawah, aku terhenti dalam beberapa langkah, tertegun dengan tata letak lapak di Chorsu Bazaar. Mengikuti bentuk lingkaran bangunannya, deretan lapak pun disusun dengan pola melingkar, berpusat di titik tengah ruangan. Tata letak yang efektif, efisien, juga penuh gaya. Aku mulai menyusuri lantai pertama pasar yang didominasi oleh penjual daging, sosis,…
-
<—-Kisah Sebelumnya Dengan tegas, aku mengarahkan langkah menuju Chorsu Bazaar, sebuah pasar tradisional terbesar di Kota Tashkent atau boleh dikatakan sebagai pasar tradisional tertua di kawasan Asia Tengah. Dari pelataran atas stasiun bawah tanah Chorsu, aku bersusah payah mencari jalur menuju jalan arteri. Aku sepenuhnya paham bahwa Chorsu Bazaar terletak di utara tempatku berdiri dan…
-
<—-Kisah Sebelumnya Masih duduk di salah satu bangku tunggu Oybek Station…. Aku antusias menikmati kesibukan warga lokal yang berlalu lalang di ruangan stasiun. Gelombang penumpang terus berdatangan dari anak tangga sisi kiri, kanan dan tengah stasiun. Beruntung, kereta yang aku tunggu tiba dengan cepat. Ternyata, kereta di O’zbekistan Line berpenampilan lebih garang dan maskulin. Bekelir…