Dubai Creek: Pemisah Deira dan Bur Dubai

<—-Kisah Sebelumnya

Meninggalkan Utensil Souq dan Herbs Souq, aku perlahan melangkah di Old Baladiya Street menuju selatan. Arah langkahku jelas bahwa aku sedang menuju ke Dubai Creek.

Dubai Creek sendiri adalah sungai kecil yang memisahkan dua distrik utama di Dubai, yaitu Deira dimana aku berdiri siang itu dan Bur Dubai yang terletak di seberang selatan aliran air asin sungai tersebut.

Berdiri pada salah satu titik di Baniyas Road, aku terus memandangi segenap aktivitas yang sedang terjadi di sepanjang Dubai Creek. Baniyas Road menjadi jalan utama yang melekuk mengikuti kontur Dubai Creek di sisi Distrik Deira.

Sedangkan tepat di belakangku berdiri gagah bangunan klasik Dubai Municipality Museum. Entah kenapa museum itu menutup diri rapat-rapat, membuatku enggan untuk melongoknya walau sekejap. Konon tersimpanlah berbagai artefak, barang antik, peta lama kota, perangko lama dan segala dokumen yang bisa menggambarkan aktivitas pemerintahan masa lalu di Emirat Dubai.

Aku memutuskan menyisir tepian Dubai Creek dari sisi timur, tampak keberadaan kapal-kapal kayu berukuran besar tertambat tenang di pinggiran sungai. Sementara stock logistik tersusun menumpuk rapi di tepian sungai tepat di sebelah posisi parkir kapal-kapal tersebut. Beberapa anak buah kapal tampak duduk santai di pinggiran sungai atau di atas tumpukan logistik menunggu pekerjaan dimulai. Suasana siang itu mengingatkanku pada Pelabuhan Sunda Kelapa di ibu kota yang beratmosfer sama.

Sementara papan besar ditempatkan di sisi sungai menampilkan delapan larangan utama yang diterapkan di sepanjang bantaran sungai. Kedelapannya adalah dog walking, kegiatan barbeque, membuang sampah sembarangan, berkemah, memberi makan ikan, merokok dengan sisha, memancing dan kegiatan menggunakan caravan.

Dubai Municipality Museum.
Baniyas Road.
Baniyas Road.
Kapal-kapal besar pengangkut logistik.
Logistik tersusun rapi di tepian Dubai Creek.
Menunggu aktivitas dimulai.
Terminal taksi air (ferry).

Sedangkan sebuah bangunan permanen yang berfungsi sebagai Customer Service Center milik Bea Cukai Dubai ditempatkan di satu titik bersebelahan dengan stasiun taksi air (local ferry).

Sementara itu bagi para wisatawan yang hendak menikmati wisata berkeliling kota menggunakan bus tingkat maka sebuah konter penjualan tiket Dubai Big Bus Tour tersedia pula di sisi sungai. Tiket paling murah untuk tur menggunakan bus ini adalah 145 Dirham. Jika kamu memilih dengan paket khusus yang lain tentu harus merogoh kocek lebih dalam.

Sedangkan untuk mengatur alur lalu lintas dalam menyeberangi Baniyas Road maka selain disediakan zebra cross di permukaan, pemerintah setempat juga menyediakan penyeberangan bawah tanah dari tepian sungai hingga tepat di depan Grand Souq Deira di sisi yang lain.

Selain terintegrasi dengan terminal ferry, area di sekitar Grand Souq Deira ini juga dikoneksikan dengan jalur bus kota dengan sebuah halte di sisi selatan jalan. Melihat keramaian di sekitar Dubai Creek menunjukkan bahwa Distrik Deira menjadi kekuatan ekonomi tersendiri yang dimiliki oleh Emirat Dubai.

Lalu bagaimana dengan keramaian area Bur Dubai yang berada di seberang Dubai Creek sebelah selatan?

Kalau begitu mari kita menyeberang ke sana…..!

Kisah Selanjutnya—->

Herbs Souq: Tertegun dengan Warna Warni Rempah Arab

<—-Kisah Sebelumnya

Aku sudah menyusuri setiap sisi koridor Grand Souq Deira, menikmati banyak model pakaian khas Jazirah Arab, melongok berbagai macam souvenir, menghirup wanginya kios-kios parfum, serta tertegun dengan warna-warni herbal dan rempah yang melambangkan kekayaan bumi Timur Tengah.

Begitu tiba di ujung timur Grand Souq Deira, rasa penasaranku kembali muncul. Ketika aku berdiri di Old Baladiya Street, tatapan mata kutujukan ke arah utara jalan dua arah yang tak terlalu lebar tersebut.

Ada sebuah signboard di sisi kiri jalan yang menarik minatku untuk mendekat.

“Herbs Souq….Hmhhh, ternyata ada pasar khusus untuk berjualan herbal dan rempah-rempah”, aku membatin penuh penasaran. “Tak ada salahnya untuk mampir sejenak”, aku membujuk diriku sendiri untuk meluangkan waktu.

Maka tanpa keraguan, aku mulai berjalan menujunya.

Memasuki gerbang Herbs Souq, para pedagang mulai ramai menyambut kedatanganku, melambaikan tangan dan membujukku untuk singgah di kiosnya. Tetapi aku hanya tersenyum dan menggelengkan kepala sebagai jawaban bahwa aku tak akan berbelanja apapun di koridor pasar rempah tersebut.

Aku menyediakan sedikit waktu untuk berdiri di bawah gerbang pasar demi mengamati aktivitas perniagaan yang sedang berlangsung di sepanjang koridor pasar.

Yuk, masuk ke pasar rempah !

Koridor?….Benar bahwa fokus perhatian wisatawan pada Herbs Souq terletak di koridornya yang didesain menjadi jalur pejalan kaki dengan atap pelindung yang membuat nyaman. Sedangkan barang dagangan yang berupa herbal dan rempah-rempah diperdagangkan di kios-kios pada setiap sisi koridor.

Aku memelankan langkah di sepanjang koridor demi mengamati berbagai jenis herbal dan rempah yang diperdagangkan. Ada beberapa bahan yang dengan mudah kukenali seperti kurma, kacang kenari, tumpukan oregano, kayu manis dan bunga rosella. Selebihnya aku hanya menikmati warna-warni rempah yang tak kumengerti namanya.

Aku pun kembali menuju gerbang dimana aku masuk ke Herbs Souq itu ketika khatam menelusuri sepanjang koridornya.

Tiba kembali di Old Baladiya Street maka perhatianku kembali tertuju pada satu jenis pasar lagi yang berlokasi di utara Herbs Souq. Pasar itu adalah Utensil Market. Dari namanya saja tentu aku sudah faham bahwa pasar itu meniagakan peralatan rumah tangga.

Walaupun barang yang diperdagangkan tak menarik minatku, tetapi toh aku tetap saja memiliki niat kuat untuk melongoknya walau sekejap saja.

Kulangkahkan kakiku demi memasuki Utensil Market yang gerbangnya masih berada di jalan yang sama dengan tempatku berdiri….Old Baladiya Street.

Tak kalah ramai dengan Grand Souq Deira dan Herbs Souq, Utensil Souq ini juga banyak dikunjungi oleh masyarakat lokal dan wisatawan.

Ini dia gerbang Utensil Market.

Di sepanjang koridor beratapnya, Utensil Market menawarkan berbagai jenis pakaian khas Timur Tengah, tas, bantal, peralatan makan dan peralatan rumah tangga lainnya.

Aku tak terlalu berlama-lama di Utensil Market karena sedari beberapa waktu sebelumnya aku sudah menahan rasa penasaran yang teramat sangat untuk menikmati suasana di tepian Dubai Creek.

Yuk, kita lihat seperti apa  keindahannya…..

Kisah Selanjutnya—->