KLIA Terminal 1: Berburu Spot Beristirahat

<—-Kisah Sebelumnya

Sudah lewat jam sebelas malam…..

Pusat perbelanjaan yang terintegrasi dengan bandar udara itu tampak sepi di banyak titik, tak sedikit toko yang telah menutup pintunya rapat-rapat. Hanya beberapa minimarket yang masih membuka diri bagi para pengunjung bandara.

Hmmhhh, senyap sekali….Lebih baik aku langsung saja menuju ke Terminal 1 dan mencari spot yang bisa kugunakan untuk beristirahat di sana”, aku mengambil satu keputusan dalam hati.

Maka melangkahlah aku menuju ujung utara Gateway@KLIA2. Aku tahu bahwa dari ujung pusat perbelanjaan itu terdapat escalator untuk menggapai “Transportation Hub” yang berada di Lantai 1. Ini lah area yang merupakan akses utama menuju ke beberapa kota penting di Malaysia, menuju ke pusat kota dan bahkan menuju ke beberapa titik penting di sekitaran bandara…Sepang International Circuit adalah salah satu contohnya.

Sesampainya di Transportation Hub Area, aku langsung menuju ke deretan platform untuk melihat situasi dan mencari petunjuk dimanakah lokasi KLIAFree Shuttle Bus akan mengambil penumpang, karena hanya bus itulah yang bisa mengantarkanku secara cuma-cuma menuju Terminal 1 di sisi timur KLIA2.

Tak kunjung menemukannya, maka aku memutuskan untuk berdiri menunggu saja di salah satu platform yang nampak sepi. Tapi aku tak khawatir karena keberadaanku bisa dilihat oleh segenap pengunjung bandara dari sisi dalam bangunan bandara.

Hampir tengah malam di Trasportation Hub Lantai 1, KLIA2
Platform berbagai bus menuju ke banyak destinasi di dalam dan luar kota.

Pucuk dicinta ulam tiba….

Bus berkelir biru itu tiba, meluncur gesit dari ujung bangunan bandara, menyorotkan lampu yang menyilaukan mata. Aku hanya berdiri terpaku mengamati kedatangannya, sembari menunggu dimanakah bus itu akan berhenti. Melewatiku dengan kecang, bus itu mulai menurunkan laju di ujung lain bangunan bandara.

Oh, di situ ternyata dia berhenti”, aku tersenyum tipis bak memenangkan sebuah pertarungan dengan mudah.

Maka melangkahlah aku menuju free shuttle bus itu dengan ayunan langkah cepat.

Aku melangkah masuk dari pintu tengah dan duduk di bangku yang terletak sedikit di belakang. Menaikkan beberapa penumpang, bus gratis itu pun mulai berangkat sesaat kemudian. Hanya sedikit penumpang yang terangkut malam itu, yaitu beberapa penumpang lokal dan satu-dua turis asing asal Tiongkok.

Aku kembali menikmati romansa masa lalu di sepanjang perpindahan terminal itu. Aktivitas kecil seperti itu selalu menjadi ritual yang sering kulakukan di masa lalu, saat dimana pandemi belum unjuk gigi menguasai dunia.

Perjalanan menuju Ke Terminal 1 itu hanya memakan waktu 25 menit. Melewati beberapa titik penting di sekitaran bandara seperti Long Term Car Park (LTCP) area dan Mitsui Outlet Park (MOP).

Aku diturunkan di Gate 4, International Departure Hall – Terminal 1 di Lantai 1.

Aku memasuki pintu bangunan bandara yang berbentuk lingkaran di Gate 4. Lalu menaiki escalator untuk menuju Lantai 2. Tetapi entah kenapa, ketika mencari keberadaan food court area, justru aku bisa tersasar. Alih-alih menemukannya, justru aku tersasar hingga ke parking area.

Dasar amatiran kamu, Donny”, kali ini aku menyangsikan kemampuanku sendiri.

Memutar arah kembali ke tempat awal tiba di Lantai 2, pada akhirnya aku menemukan selasar yang masih ramai dengan aktivitas. Beberapa coffee shop tampak masih berpengunjung walau tak penuh.

Free Shuttle Bus KLIA2 ke KLIA atau sebaliknya.
Lantai 1 KLIA
Suasana selasar di Lantai 2 KLIA.
Melanjutkan kebiasaan lama ketika bertraveling..…Tidur di bandara.

Pada saat yang bersamaan, aku merasakan pegal di punggung karena terlalu lama memanggul backpack. Tetapi sebelum benar-benar mencari bangku untuk beristirahat, aku memaksakan langkah kembali menaiki satu lantai untuk memastikan keberadaan check-in counter yang akan kutuju di keesokan hari. Menaiki sebuah escalator panjang, akhirnya aku menemukan deretan check-in counter tersebut. Terdapat 12 deret check-in counter yang masih sepi di Lantai 3 – Terminal 1 KLIA.

Merasa telah menguasai alur untuk keperluan di keesokan hari, akhirnya aku memutuskan untuk duduk di salah satu deret bangku, meletakkan backpack untuk beberapa saat, dan bersiap untuk tidur malam di deret bangku kosong yang kutemukan itu.

Kisah Selanjutnya—->

Batu Caves….India Trace in North of Kuala Lumpur

A. KLIA2 to Batu Caves Route

Step 01. KLIA2-KL Sentral

Heading to 1st floor which is location of KLIA2 Transportation Hub, I rushed to Skybus sales counter. Rates of USD 2.6 was enough to move me from KLIA2 to KL Sentral which is located in center of Kuala Lumpur city. I spent 50 minutes traveling to see situation of Selangor state’s streets.

Step 02. KL Sentral-Batu Caves

Trip in year 2014

From KL Sentral, I headed to KTM Komuter Laluan Seremban ticket counter to reach Batu Caves. At that time, commuter tickets couldn’t be obtained at automatic fare machines like LRT tickets in Kuala Lumpur. So I had to go to ticket counter to manually buy it. Its price is quite cheap, only USD 0.5 for one way. Distance from KL Sentral to Batu Caves is 13 km with 45 minutes travel time.

Trip in year 2018

Check out my second and most recent trip to Batu Caves at this link: New Route to Batu Caves, Malaysia

B. About Batu Caves

Corridor between commuter station to Batu Caves.

Taking a light step through exit gate at Batu Caves Station and gathering curiosity which is increasingly rising when I moved in a roofed pedestrian corridor. The corridor which its end is right entrance of Batu Caves.

I looked small under it.

Entering from right side, the 15 meter high statue of Lord Hanuman welcomed. Its green body added sacredness of “Wanara” King. It was undeniable because indeed many long-tailed monkeys present around temple which is located next to statue.

A monkey which is eyeing my camera….
Temple was quite crowded with visitors.
Incense were burned in front of temple.

Ramayana Cave Suyambu Lingam on left side of green temple solemnity presents Ramayana epic through several character statues which imply a storyline. Set aside USD 1.3 to just enjoy its majesty.

Ramayana Cave gate.

The sun sting didn’t deter my enthusiasm and spirit for being present in front of Venkatachalapathi Temple which was built above 19 stairs. This temple praises Lord Vishnu incarnation who is carrying out his duties as a “destroyer of sin”. Do you know Lord Vishnu who rides Garuda (the king of all birds) and armed with chakra?

Take your shoes off before climbing stairs!

To ensure tourists don’t miss any part of Batu Caves, they prepares a sign with 17 different directions.

That is….

Understanding Hindu history through beauty of art is what Cave Villa wants to show. USD 3.9 is a pretty expensive value to explore this cave.

Buy ticket there.

Lord Shiva who be illustrated as Nataraja “the Lord of Tandavam” (the name of a religious dance in Hinduism) and Lord Murugan who were essentially born as 6 babies, were eventually transformed into a single powerful figure of Lord Murugan, are two stories which is explained in this cave.

Standing on Batu Caves main part i.e a large courtyard which is full of pigeons which always loves to beg for food from tourists.

That are pigeon…. benign but in fact are not.
The worship building on Batu Caves courtyard was being renovated.

Visiting statue of the highest Hindu God in the world, His mother is Parwati Lord and his father is Lord Shiva. Lord Murugan is his name …. Armed with a sacred scepter and his majesty is represented on his soaring as high as 43 meters.

Gold color makes it very prominent in anyone’s eyelids.

Prepare your calves to steps on 272 stairs to main temple which hides on a 400 million-year-old limestone hill.

Dress modestly…Try not to wear shorts.

Humid air and cold temperature like a fridge make this cave as a special place in the middle of stinging area around hill.

Combination of lighting and layout of God statues makes it sacred.

Before leaving this site, you can visit Gheeta’s Souvenir Shop on left front of courtyard.

Souvenir shop.
Parking lot.

If you don’t want to buy souvenirs, you can buy indian foods and snacks which are sold in front right of courtyard.

Indian snacks with Indian aroma.

Couldn’t buy souvenirs because I didn’t have plane luggage….Then I just enjoy lunch or drink coconut water in canteens around Batu Caves.

Twice visited….Twice also lunch here.
Nasi lemak in Indian taste….Hahaha.
Coconut water with ice was drank in middle of sun sting.….Beuh.

Of course, you know Batu Caves, because of its popularity … But try to explore about values which can be obtained from this site.

So….Batu Caves….Let’s go there!.

Bus from KLIA2 to KL Sentral

KLIA2 is the most popular airport terminal for travelers to visit to Malaysia. So, if you are one of them, your chances to landing on KLIA2 (Terminal 2) will be higher than landing on KLIA (Terminal 1). This is because LCC (Low Cost Carrier) aircraft such as Air Asia and Scoot Air will land on KLIA2.

Of course, you will go to Kuala Lumpur downtown after landing. There are three choices of transportation modes which can be used, namely taxi, KLIA Express train and airport bus. Now, back to the opportunity, then the most chance which will be used by travelers is using airport bus because this transportation mode is the cheapest one. Here’s the comparison:

KLIA2 to KL Sentral.

1. Using taxi = USD 22.8

2. Using KLIA Express train = USD 14.2

3. Using airport bus = USD 3.1 (the most cheapest)

Therefore, I need to write my journey story when using airport bus from KLIA2 to Kuala Lumpur downtown, which passengers will be dropped off at KL Sentral.

Long time before, I had also written about my trip using Airport Coach from KLIA to KL Sentral. You can see it in the following link:

Bus from KLIA to KL Sentral, Malaysia

Now, I will write my trip from KLIA2 to KL Sentral. Here’s the story:

On exactly 9:15 hours, I passed KLIA2 immigration counter. Early morning flight didn’t provide me an opportunity even if only just eating an omlet like my usual day at home. This made my stomach was very hungry after arriving at KLIA2.

A moment later, I sat at HomeTown Hainan Coffee on 2nd floor of Gateway @ KLIA2 mall. Eating 2 half-cooked eggs for USD 1.5 made my stomach which continued to rebel slightly calm .

Its cool name is Omega Half Boiled Eggs….Hahaha.

Three restaurant waitresses were closely watching me when I pulled out many sheets of 1 Malaysian Ringgit. Yes, I asked for 50 sheets to DolarAsia money changer at Melawai Street, South Jakarta when exchanging money. Hahaha….Swear, I was really embarrassing five years ago.

Heading to 1st floor which is location of KLIA2 Transportation Hub. Then I hurried to Aerobus ticket sales counter.

Use that elevator!
Those are taxi and bus ticket sales counter at KLIA2.

At that time, Aerobus ticket fare (on 2014) was USD 1.2. But last time when I went to KLIA2 again in April 2019, this bus fare was already at USD 2.6.

Ticket fare have double increased after 5 years.

I waited for Aerobus Express at platform no A05 on 15 minutes before departure time. Positively thing of this bus is its time accuracy. Besides Aerobus Express, another bus company which operating on this route is Aerosky Ventures or better known as Skybus.

Aerobus which came on platform no A05.

Only needed to show ticket which I had bought then bus staff would tore driver copy part of ticket. Every time I take a bus in Malaysia, for some reason I really like to taking a back seat. Sitting in the back might be more free for me to observe around.

Entering aerobus….sat at back.

Aerobus would run to KL Sentral via MEX (Maju Expressway) Toll Road. 50 minutes trip that I spent for watching situation of Selangor state streets.

Approaching the end of trip, bus slowly entered to Stesen Sentral road to stop at KL Sentral.

Do you know KL Sentral, right? It stands for Kuala Lumpur Sentral which is main train station in Kuala Lumpur and the largest train station in Southeast Asia. Located in Brickfields area and integrated with shopping centres, hotels, offices and condos.

Bus shelter with KL Sentral to KLIA/KLIA2 route is located in KL Sentral Basement. Here is the shelter:

Aerobus/Skybus Shelter at KL Sentral.
Aerobus and Skybus which were taking passengers at KL Sentral.

From Basement, I only needed to go up by escalator to 1st floor to reached gate which headed to commuter and LRT platform.

I was already at gate and getting ready for Batu Caves.

For some transportation modes from KLIA2 to KL Sentral, you can get the ticket at 12Go Asia or at following link: https://12go.asia/?z=3283832

Batu Caves….Jejak India di Utara Kuala Lumpur

<—-Kisah Sebelumnya

A. Rute KLIA2 ke Batu Caves

Step 01. KLIA2-KL Sentral

Menuju lantai 1 yang merupakan letak dari Transportation Hub KLIA2, aku bergegas menuju konter penjualan Skybus. Tarif sebesar Rp. 35.000 cukup untuk memindahkanku dari KLIA2 ke KL Sentral yang terletak di tengah kota Kuala Lumpur. Perjalan selama 50 menit kuhabiskan dengan melihat suasana jalanan negara bagaian Selangor.

Step 02. KL Sentral-Batu Caves

Perjalanan Tahun 2014

Dari KL Sentral, aku menuju konter tiket KTM Komuter Laluan Seremban untuk mencapai Batu Caves. Saat itu tiket komuter tidak bisa didapatkan di automatic fare machine seperti layaknya tiket LRT di Kuala Lumpur. Jadi Aku harus menuju ke loket untuk membelinya secara manual. Harganya cukup murah, hanya Rp. 7.000 untuk one-way. Jarak tempuh KL Sentral ke Batu Caves adalah 13 km dan waktu tempuhnya 45 menit.

Perjalanan Tahun 2018

Lihat perjalanan kedua dan terbaruku ke Batu Caves di link ini: Rute Baru Menuju Batu Caves, Malaysia

B. Batu Caves Selayang Pandang

Koridor antara stasiun komuter ke wisata Batu Caves.

Melangkah ringan melalui exit gate di Stasiun Batu Caves dan mengumpulkan rasa penasaran yang semakin naik kadarnya begitu berpindah di koridor pejalan kaki berpelindung. Koridor yang ujungnya adalah pintu masuk sebelah kanan dari wisata Batu Caves.

Kecil gue….dikangkangin.

Memasuki dari sisi kanan, patung Dewa Hanoman setinggi 15 meter menyambut. Hijau tubuhnya menambah kesakralan Sang Raja Wanara. Tak bisa disangkal karena memang para monyet berekor panjang hadir di sekitar kuil yang letaknya berdampingan dengan si patung.

Si cigak yang mengincar kameraku….
Kuil yang cukup ramai dengan pengunjung.
Dupa yang dibakar di depan kuil.

Ramayana Cave Suyambu Lingam di sisi kiri kuil berwarna hijau itu dengan khusyu’ menyajikan epik Ramayana melalui beberapa patung sang tokoh yang menyiratkan alur cerita. Sisihkanlah Rp. 17.500 untuk sekedar menikmati keagungannya.

Gerbang Ramayana Cave.

Sengatan Sang Surya tak menghalangi antusias dan semangatku untuk hadir di depan Venkatachalapathi Temple yang beralaskan 19 anak tangga. Tempat memuji jelmaan Wisnu yang sedang menjalankan tugasnya sebagai “penghancur dosa”. Kenalkah kamu dengan Dewa Wisnu yang berkendara raja para burung “Garuda” dan bersenjatakan cakra?

Lepaskan sepatumu sebelum menaiki tangganya !.

Untuk memastikan wisatawan tak melewatkan satu bagian pun dalam wisata Batu Caves, pengelola wisata mempersiapkan penunjuk arah yang mengarah ke 17  bagian bagian berbeda.

Ini dia….

Memahami sejarah Hindu melalui keindahan seni, itulah yang ingin dipamerkan Cave Villa. Rp. 52.500 adalah nilai yang cukup mahal untuk menjelajah gua ini.

Beli tiket di situ ya.

Dewa Siwa yang diilustrasikan sebagai Nataraja Sang Penguasa Tandavam (nama tarian religi dalam Hindu) dan Dewa Murugan yang pada hakikatnya dilahirkan sebagai 6 bayi yang pada akhirnya keenamnya menjelma menjadi satu sosok Dewa Murugan yang perkasa adalah hal yang ingin dijelaskan dalam gua ini.

Menjejak bagian utama Batu Caves, pelataran luas penuh dengan merpati yang selalu gemas memohon makanan dari wisatawan.

Begitulah merpati….Jinak menipu.
Bangunan peribadatan di pelataran Batu Caves sedang direnovasi.

Membesuk patung Dewa Hindu tertinggi di dunia, Ber-ibu Dewi Parwati dengan ayah Dewa Siwa. Dewa Murugan namanya….Bersenjata tongkat suci dan keagungannya direpresentasikan menjulang setinggi 43 meter.

Warna emas yang menjadikannya sangat menonjol di pelupuk mata siapapun.

Persiapkan betismu untuk menapakai 272 anak tangga menuju kuil utama yang bersembunyi di atas bukit kapur berusia 400 juta tahun.

Berpakaian sopan ya…Usahakan jangan bercelana pendek.

Udara lembab dan suhu sedingin almari es menjadikan gua ini menjadi tempat yang khusyu’ di tengah menyengatnya area di sekitar perbukitan.

Perpaduan pencahayaan dan tata letak patung para Dewa menjadikannya sakral.

Sebelum meninggalkan wisata ini, kamu bisa mengunjungi Gheeta’s Souvenir Shop di kiri depan pelataran.

Toko souvenir.
Parking lot.

Kalau kamu tidak mau beli souvenir, bisa juga membawa oleh-oleh jajanan khas India yang banyak di jual di kanan depan pelataran.

Jajanan India dengan aroma khas India.

Tak bisa membeli oleh-oleh atau souvenir karena tak punya bagasi pesawat sepertiku?….Nikmati saja makan siang atau minum air kelapa muda di kantin sekitaran Batu Caves.

Dua kali berkunjung….Dua kali pula lunch disini.
Nasi lemak versi India….Hahaha.
Es kelapa muda diminum diteriknya matahari….Beuh.

Tentu kamu tahu Batu Caves ini, karena kepopulerannya….Tapi coba dalami tentang nilai yang bisa didapatkan dari wisata ini.

So….Batu Caves….Ayo meluncur kesana!.

Kisah Selanjutnya—->

Bus dari KLIA2 ke KL Sentral

<—-Kisah Sebelumnya

KLIA2 adalah terminal paling populer bagi para traveler untuk menyinggahi Malaysia. Jadi, jika kamu satu di antara mereka maka peluangmu untuk mendarat di KLIA2 (Terminal 2) akan lebih tinggi dari pada mendarat di KLIA (Terminal 1). Hal ini dikarenakan pesawat LCC (Low Cost Carrier) semacam Air Asia dan Scoot Air akan mendarat di KLIA2.

Tentu kamu akan menuju ke pusat kota Kuala Lumpur setelah mendarat. Ada tiga pilihan moda transportasi yang bisa digunakan, yaitu taxi, KLIA Express train dan airport bus. Nah kembali lagi ke peluang, maka peluang terbanyak yang akan dipakai para traveler adalah menggunakan bus karena tarif paling murah tentu menggunakan moda transportasi ini. Berikut perbandingannya:

KLIA2 ke KL Sentral.

1. Naik taxi = Rp. 308.000

2. Naik KLIA Express train = Rp. 193.000

3. Naik airport bus = Rp. 42.000 (tarif termurah)

Oleh karena itu, aku perlu menuliskan kisah perjalananku menggunakan airport bus dari KLIA2 menuju ke tengah kota Kuala Lumpur yang pada umumnya penumpang akan diturunkan di KL Sentral.

Jauh sebelumnya, aku juga pernah menulis tentang perjalanan menggunakan Airport Coach dari KLIA ke KL Sentral. Kamu bisa melihatnya di link berikut:

Bus dari KLIA ke KL Sentral, Malaysia

Nah sekarang saatnya kutulis perjalanan dari KLIA2 ke KL Sentral. Berikut ceritanya:

Tepat pukul 09:15, aku melewati konter imigrasi KLIA2. Penerbangan pagi hari yang tak memberikan kesempatan walau hanya sekedar menyantap omlet seperti hari biasaku di rumah. Hal ini membuat perut langsung keroncongan begitu tiba di KLIA2.

Sejurus kemudian aku hinggap di HomeTown Hainan Coffee di lantai 2 Gateway @KLIA2 mall. Menyantap 2 butir telur setengah matang seharga Rp. 21.000 sedikit menenangkan perut yang terus memberontak.

Nama kerennya Omega Half Boiled Eggs….Hahaha.

Tiga pelayan resto pun memperhatikan lekat-lekat ketika aku mengeluarkan segepok lembaran 1 Ringgit Malaysia. Ya, aku meminta 50 lembar MYR 1 ke money changer DolarAsia Jalan Melawai, Jakarta Selatan saat menukar uang. Hahaha….Sumpah, aku ndeso banget ya lima tahun lalu.

Menuju lantai 1 yang merupakan letak dari Transportation Hub KLIA2. Kemudian aku bergegas menuju konter penjualan tiket Aerobus.

Pakai lift itu ya !
Itu adalah konter penjualan tiket taxi dan bus di KLIA2.

Tarif Aerobus kala itu (tahun 2014) adalah sebesar Rp. 17.5000. Tetapi terakhir aku ke KLIA 2 lagi pada April 2019 tarif bus ini sudah di angka Rp. 35.000.

Tarif sudah naik 2 kali lipat setelah 5 tahun.

Aku menunggu Aerobus Express di platform A05 pada 15 menit sebelum waktu keberangkatan. Keunggulan bus ini adalah ketepatan waktunya. Selain Aerobus Express, perusahaan bus lain yang beroperasi untuk rute ini adalah Aerosky Ventures atau lebih dikenal dengan nama Skybus.

Aerobus yang datang di platform A05.

Hanya perlu menunjukkan tiket yang sudah kubeli kemudian petugas merobek bagian driver copy dari tiket itu. Setiap naik bus di Malaysia, entah kenapa aku sangat suka mengambil bangku paling belakang. Duduk di belakang mungkin lebih leluasa untuk mengamati sekitar.

Memasuki aerobus….Paling belakang.

Aerobus akan berjalan menuju KL Sentral melalui MEX (Maju Expressway) Toll Road. Perjalanan selama 50 menit kuhabiskan dengan melihat suasana jalanan negara bagian Selangor.

Mendekati akhir perjalanan, perlahan bus merangsek ke jalan Stesen Sentral untuk merapat ke KL Sentral.

Kamu tahu kan KL Sentral?. Kepanjangannya adalah Kuala Lumpur Sentral yang merupakan stasiun kereta api utama di Kuala Lumpur dan merupakan stasiun kereta api terbesar di Asia Tenggara.  Terletak di daerah Brickfields dan terintegrasi dengan pusat perbelanjaan, hotel, perkantoran dan kondominium.

Shelter bus dengan jurusan KL Sentral ke KLIA/KLIA2 ini terletak di Basement KL Sentral. Ini dia shelternya:

Shelter Aerobus/Skybus di KL Sentral.
Aerobus dan Skybus yang sedang mengambil penumpang di KL Sentral.

Dari Basement, aku hanya perlu naik melalui escalator ke lantai 1 untuk mencapai gate menuju ke platform kereta komuter dan LRT.

Aku sudah berada di platform dan bersiap menuju Batu Caves.

Untuk beberapa moda transportasi dari KLIA2 ke KL Sentral, kamu bisa mendapatkan tiketnya di 12Go Asia atau di link: https://12go.asia/?z=3283832

Kisah Selanjutnya—->

Behind of Air Asia QZ 206 Flight from Jakarta to Kuala Lumpur

Just after returning from expedition to Garut-Tasikmalaya-Sumedang, my fatigue after a week traveling in that three districts didn’t make me tired. Didn’t take a break, I prefer to complete my mission for complete South Asia exploration by visiting the remaining three countries.…Bangladesh, Sri Lanka and Maldives.

Air Asia ticket which I bought for USD 25,8 since April 7, 2018 was able to keep my mission and my wallet to continue to travel the world. Yes, I had to caught Malindo Air on Kuala Lumpur-Dhaka route in KLIA.

During waiting period of my departure, many questions arise from work colleagues or other friends outside of work.

“Yeeee, why are you traveling to Bangladesh?. It’s not elite”

“Donny, what do you want to see in Bangladesh?”

“You will go home and sick, Donny”

“Wasting time….Better you go to Ancol (a beach in Jakarta) than go to Bangladesh”.

“Donny, Why does have to go to Bangladesh?”

I answered: “Yes, up to me … it’s my money … It’s my steps“.

Ups, I didn’t answer like that….That’s impolite.

Hahaha …. “Yes, guys, my money is only enough to travel there“….Hahaha….That’s my answer to them.

Other people don’t know about my mind about traveling….more crazy, more better….more weird, more amazing…Hahaha.

—-****—-

As usual…Using DAMRI bus at Kampung Rambutan Terminal. Besides being cheap, it is also close from my home. I prepared USD 2,9 to pay the fare with departure time on 15:00 hours. 1 hour and 15 minutes trip drove me in Terminal 2F, Soekarno Hatta International Airport.

Through gate 5, I started entering first X-ray screening. Not so smooth, my backpack which became my only friend was seen flipped by AVSEC (Aviation Security) officer, smeared with wet tissue and then watched closely. No need to worry…. the important thing is no drugs in it….Hahaha. Even if denied entry, it’s calm…. this is still in my city. Just go back to home with DAMRI again….If I denied to boarding.

Hi Ms, can me get window seat, please!“, My seduction to check-in staff at Air Asia counter. God, She is very pretty and kind, always smile …Hahaha, It’s be her duty to smile to everyone. “Hello, It’s your boarding pass“, She said….I got seat 2D, yes I failed….Hahaha.

Let’s stamped a passport! …. Even though it’s an e-passport, but my habit of stamping a passport make me didn’t care about existace of autogate counter.

Immigration Officer: “Where do you go?

Me : Just mention in detail one by one of my destination, so he wasn’t be suspicious, “Penang, Dhaka, Colombo, Maldives, sir. Transit in Mumbai and Singapore“. What kind of trip trip is it? … crazy.

Immigration Officer : “Backpacker?”

Me                           : “Yes sir”

Immigration Officer : He saw my face, checking my new passport and old one. Then….He stamped it, “be careful, sir“.

Me                            : “thank you, sir….surely I will be careful”.

Immigration Officer : “You are great“.

Yuhuuu…..I’m great like he said

Then I prayed at end of corridor before entering gate. After that, I entered second X-ray screening in front gate D5….Yess, very smooth.

While I was sitting reading near charging station, came a couple of Korean. They tried very hard to use it too.

Me      :  “Hi, Sir. That’s broken. I had tried many times and failed”.

He       : “Oh yea….Why put it here if broken” ostensibly kicking charging station while smiling.

Me      : “Do you want go to South Korea?”.

He        : “Oh, Nup….I’m from California and will fly from KL”.

Me     :  “Oh Nice”.

He       : “What are you doing here? “.

Me     :  “My profession, your mean?”.

He       :  “yeaaa”

Me     :  “Sales”.

He       :  “Good money?”

Me      :  “If not good, I willn’t here to fly with you”.

He       :  “yea…yea…yea”, nodding while smiling at me.

Looked like his girlfriend was a travel vlogger. Always speak with her confidence….Great. I thought I could not be like that? It’s better to write than to talk like her.

QZ 206 finally leaned to gate. Yup ….my adventure started immediately. Thirsty made me out from gate to buy mineral water. And a little warning from gate officer to immediately back to gate. Ok, sir, instead of buying it on the plane, it’s expensive.

Airbus A320-200 with a capacity about 186 passengers.

Exactly on 19:17 hours, I started boarding.

Behind korean-american girl.

Turbulence night flights on end of December. Seen middle-aged man next to me was so tense and held tight to the armrest chair throughout flight while me and a young woman who flanked him only wryly smiled while hiding misgivings.

Cabin.

Because my latest knowledge about Ipoh and Penang was so minimal, I decided to explore Travel360 inflight magazine. Hoping to find valuable information about Ipoh and Penang tourism. And …. thanks …. I really got it.

Ipoh in Travel360 inflight magazine.
Basic information about Penang.

QZ 206 was preparing to landing. Could not sleep during the trip because focus in reading inflight magazine to find information. This time, my 5 days transit adventure in Malaysia was foolish. Traveling without enough information.

Getting ready to landing.
What is the baggage for? It maybe a flight safety equipment.

Once arrived at KLIA2, a thoughts which immediately occurred to me were looking for a free water station, dinner, prayer, bought bus ticket to Penang and then sleeping.

You have to go to Transportation Hub on 1st floor to find cheap food. Oh yeah….Bus ticket sales counter is also there.

Come on…Got ready to go to Penang tomorrow.

For several transportation mode from Jakarta to Kuala Lumpur, you can get the ticket in 12Go Asia or in link: https://12go.asia/?z=

Bus from KLIA2 to Penang

A connecting flight ticket to Dhaka required me to transit in Kuala Lumpur. Oh….Really, I had to set foot in Kuala Lumpur for 12th time.

You are great, Donny….

No, It’s not about how great I am, but about I am who very bored

I had to quickly rack my brain to make this trip became memorable.

Fine….Finally I decided to leave Kuala Lumpur and chose to visit Penang by extending my transit time.

Until 2017, I never visit Penang. Because my travel distance is far from Southeast Asia now. So I forced myself to stop by to Penang before starting South Asia trips.

Then….How to reach Penang from KLIA2 (Kuala Lumpur International Airport Terminal 2)?

I’ll give you some choices,

Alternative 1. Using ETS (Electric Train Service)

Cost which be spent if you use ETS:

  1. Aerobus from KLIA2 to KL Sentral = USD 3
  2. ETS from KL Sentral station to Butterworth station = USD 21
  3. Ferry from Sultan Abdul Halim Ferry Terminal @ Penang Sentral to Raja Tun Uda Ferry Terminal @ Penang island = USD 0,3

Overall fares = USD 24,3

Alternatif 2. Using Bus

Cost which be spent if you use bus:

  1. Direct bus from KLIA2 to Penang Sentral = USD 14,1
  2. Ferry from Sultan Abdul Halim Ferry Terminal @ Penang Sentral to Raja Tun Uda Ferry Terminal @ Penang island = USD 0,3

Overall fares = USD 14,4

I think you know what kind of transportation which I choose?…..

—-****—-

On 22:05 hours, Air Asia QZ 206 landed me on KLIA2. The meaning is clear, right….Sleeping again in airport….Hahaha.

After stamping my passport in immigration counter, I immediately headed to Transportation Hub on 1st floor of Gateway @ klia2 mall. And then I sat at NZ Curry House corner to eat “Nasi lemak” (Malaysian originally food) and “teh O” (tea without sugar) for USD 1,7 as my dinner menu….dinner in midnight.

Eating it in my midnight.
I repeated a similar menu in the morning before going to Penang.

And to secure a ticket to Penang. In midnight, I bought a StarMart Express bus ticket with its last destination i.e Penang Sentral for USD 14,1.

In midnight, that counter was very busy…. Beware if tickets sold out!…Just try to buy it on 12Go
The final destination is still listed Butterworth terminal. Before Penang Sentral was completed built, the bus stopped at that terminal.

Yessss….

Eat….Done….

Ticket….Done….

It made me can sleep very well in airport mosque at 3rd floor Departure Hall of KLIA2.

—-****—-

And my journey to Penang began. That morning on 6am, I boarded into StarMart Express in Door 1-platform A01 according to the ticket.

StarMart Express was arrived in platform.
I sat in seat number 22.

Because it was a long journey, I bought a bottle of mineral water and a light snack for USD 1,2.

Going along North-South Expressway road, Starmart Express went slowly. And 3 hours 45 minutes later, I arrived at Amanjaya Terminal, Ipoh City. Ipoh itself is the capital of Perak State.

The bus dropped and took a number of passengers at Amanjaya Terminal.
Road situation when leaving Ipoh City.

On 11:00, Bus arrived in Taiping road and finally stopped at Kuala Kangsar Terminal. Passengers do toilet break for 10 minutes.

Kuala Kangsar Terminal is located right on Persiaran Bendahara street, Bandar Baru city, Kuala Kangsar District, Perak State.

On 11:55, bus stopped at StarMart Express Taiping office on Jalan Kampung Dew, Simpang area. This is the final destination of StarMart Express Bus from KLIA 2. And to continued a journey to Penang, passengers will be moved to another StarMart Express bus or other bus which in cooperation with StarMart Express.

StarMart Express @ Taiping Headquarter which is located in Laut, Matang dan Selama Districts, Perak State.

And this time, I was transferred to Eagle Bus which in collaboration with StarMart Express.

This “Green” bus is owned by Eagle Coach SDN.BHD company.

No problem for me to be transferred to another bus. The important was arrived in destination. But I didn’t know about other passengers, are they also still comfort or maybe are they annoyed … hahaha.

OK, let’s continue my story….

On 12:30 hours, bus arrived in Kamunting Raya Express Bus Terminal for 10 minutes toilet break again.

This terminal is located in Kamunting City, District of Laut, Matang dan Selama, Perak State.

10 minutes later, bus slowly left Kamunting City and showed beauty view through winding roads which splitting hills.

Perak State which is very beauty.

Soundly sleeping because of lacking sleep on last night at KLIA2. Finally, I didn’t feel that bus started to entering Penang Sentral platform on 13:54 hours.

High curiosity made me didn’t feel tired after got in bus for 7 hours 54 minutes to reach my dream destination….”Penang”

I was dropped off at this platform when I arrived in Penang Sentral.

So guys,….Who doesn’t want to see Old Town of George Town which is a UNESCO Cultural Heritage Site?….I think everyone want to visit it

Come on, visit it !….Just travel like me, I guarantee that it is cheap.

You can also get KLIA2-Penang bus ticket on 12Go travel e-commerce.

Dibalik Penerbangan Air Asia QZ 206 Jakarta-Kuala Lumpur

Baru juga pulang dari ekspedisi ke Garut-Tasikmalaya-Sumedang , lelahnya berkelana seminggu di tiga kabupaten itu tak lantas membuat tubuh lelah. Boro-boro istirahat, Aku lebih memilih menuntaskan misiku menyelesaikan eksplorasi Asia Selatan dengan mengunjungi tiga negara tersisa….Bangladesh, Sri Lanka dan Maldives.

Tiket Air Asia yang kubeli seharga Rp 349.000 sejak 7 April 2018 mampu menjaga asaku dan dompetku untuk terus berkeliling dunia. Yes, Aku harus menjemput Malindo Air rute Kuala Lumpur-Dhaka di KLIA.

Sepanjang masa tunggu keberangkatan, banyak pertanyaan muncul dari teman-teman sekantor atau teman-teman lain diluar pekerjaan.

“Yeeee, jalan-jalan kok ke Bangladesh. Ga elit bingit”

“Lo mau liat apa sih Don di Bangladesh?”

“Tar lo pulang sakit loh, Don”

“Kurang kerjaan….mending ke Ancol guwe daripada ke Bangladesh”.

“Kenapa sih Don harus ke Bangladesh?”

Jawabku: “Ya suka-suka guwelah….duit-duit guwe…kaki juga kaki guwe”.

Eh gak gitu dink….kasar beud.

Hahaha….”Ya gimana pren, duitnya hanya mampu buat jalan dimari”….wkwkwk….Itu jawaban guwe ke mereka yeee.

Kan orang lain ga tau sih isi kepala guwe about traveling…..makin gila makin aseeeekkk…..makan aneh makin nagih…..hihihi.

—-****—-

Biasaaa….Nyegat DAMRI di Terminal Kampung Rambutan aja yang murah. Selain murah juga deket rumah bingit. Kupersiapkan Rp. 40.000 untuk membayar tarifnya dengan jam keberangkatan pukul 15:00. Perjalanan 1 jam 15 menit itu mengantarkanku tepat di Terminal 2F.

Melalui gate 5, Aku mulai memasuki pemeriksaan X-ray tahap pertama. Tak begitu mulus, backpack yang menjadi temanku satu-satunya terlihat dibolak-balik petugas AVSEC, dioles-oles menggunakan tissue basah lalu mengamatinya dengan seksama. Tak perlu khawatir….yang penting tak ada narkoba didadalamnya….hahaha. Kalaupun di tolak masuk, tenang brur….ini masih di kota sendiri. Tinggal balik lagi naik DAMRI….ya toh.

“Mbak, window seat donk !”, seruan memelasku kepada petugas check-in di konter Air Asia. Aduh, udah cantik baik pula, murah senyum…..eh emang tugasnye begonoh dink. “Ini mas”, sahutnya…..2D, yes gagal…..hahaha.

Yuk ngecap passport….geblek, padahal itu kan e-passport, tapi kebiasaannku mengecap passport menjadi tak peduli dengan adanya konter autogate.

Petugas Imigrasi  :  “Kemana?”

Aku                           : Sebutin aja detail satu-satu, supaya ga curiga kek waktu itu, “Penang, Dhaka, Colombo, Maldives pak. Transit Mumbai dan Singapore”. Njir perjalanan macam apa ituh….gile

Petugas Imigrasi  : “Backpacker?”

Aku                           : “Yoi pak”….eh salah, bukan begitu….”Betul pak”.

Petugas Imigrasi  : Lihat muka guwe, bolak-balik passport baru dan bekas guwe. Then….cekrek “hati-hati mas sendirian”.

Aku                           : “makasih pak….tentu saya akan hati-hati”.

Petugas                  : “Hebat nih si Mas”.

Cieeee….Guwe dipuji laki-laki….Alhamdulillah…..hahahaha. Pasti mikir guwe yang engga-engga….GUWE NORMAL KOK.

Kusempatkan shalat di ujung koridor sebelum masuk ke gate. Setelahnya, Aku memasuki pemeriksaan X-ray tahap kedua di depan gate D5….yesss, mulus.

Sedang asyik-asyiknya duduk membaca di sebelah charging station, datang sepasang perawakan Korea. Mengoprak-oprek lubang stop kontak yang sepertinya rusak.

Aku     :  “Hi, Sir. That’s broken. I had tried many times and failed”.

Dia       : “Oh yea….Why put it here if broken” pura-pura menendang pelan charging station sembari tersenyum.

Aku     : “Do you want go to South Korea?”.

Dia       : “Oh, Nup….I’m from California and will fly from KL”.

Aku     :  “Oh Nice”.

Dia       : “What are you doing here? “.

Aku     :  “My profession, your mean?”.

Dia       :  “yeaaa”

Aku     :  “Sales”.

Dia       :  “Good money?”

Aku     :  “If not good, I willn’t here to fly with you”.

Dia       :  “yea…yea…yea”, manggut-manggut sambil tersenyum menatapku.

Sepertinya pacarnya seorang travel vlogger. Ngoceh melulu dengan pedenya….hebat. Aku mana bisa kayak gitu. Lebih baik menulis daripada ngoceh terus macam Dia.

QZ 206 akhirnya merapat ke gate. Beuh….petualangan segera dimulai. Kehabisan air membuatku lari keluar untuk membeli mineral water. Dan sedikit mendapat peringatan dari petugas untuk segera kembali ke gate. Ok dah pak, daripada beli didalam pesawat, kan mahal.

Airbus A320-200 berkapasitas 186 penumpang.

Tepat jam 19:17, Aku mulai boarding.

Dibelakang cewek korean-american itu.

Penerbangan malam yang penuh turbulensi mengingat saat itu akhir Desember. Terlihat bapak setengah baya di sebelahku begitu tegang dan berpegangan erat pada armrest chair sepanjang perjalanan sementara Aku dan seorang perempuan muda yang mengapitnya hanya tersenyum kecut sambil menyembunyikan rasa was-was.

Kabin.

Karena pengetahuan terkiniku mengenai Ipoh dan Penang begitu minim, kuputuskan untuk menjelajah inflight magazine Travel360. Berharap menemukan informasi berharga mengenai pariwisata Ipoh dan Penang. Dan….yesss….Aku sungguh mendapatkannya.

Ipoh di inflight magazine Travel360.
Informasi mendasar tentang Penang.

QZ 206 bersiap mendarat. Tak bisa tidur selama perjalanan karena keasyikan membaca inflight magazine untuk mencari informasi. Kali ini petualangan transitku selama 5 hari di Malaysia bak bonek. Ngelayap tanpa bekal informasi yang cukup.

Bersiap-siap mendarat.

Itu bagasi buat apa ya? Perlengkapan keselamatan pernerbangan kali ya.

Begitu tiba di KLIA2 tentu fikiran yang langsung terbesit di benakku adalah cari free water station, makan malam, sembahyang, tiket bus ke Penang dan kemudian molorrrrrr.

Kamu harus menuju ke Transportation Hub di lantai 1 untuk mencari tempat makan murah. Oh ya…konter penjualan tiket bus juga ada disana

Yuks….siap-siap menuju Penang esok hari.

Sudah pernah coba beli tiket di 12Go ndak?. Sekali-kali boleh kamu coba deh. Berikut linknya: https://12go.asia/?z=3283832

Bus dari KLIA2 ke Penang

Tiket ketengan menuju ke Dhaka, Bangladesh mengharuskanku transit ke Kuala Lumpur. Plisssss deh….yang bener aja, Aku harus menginjakkan kaki di Kuala Lumpur untuk ke 12 kali.

Hebat euy si Donny….

Hebat apaan, Guwe bosennnnn….

Aku harus cepat memutar otak untuk menjadikan perjalanan kali ini berkesan.

Fine….Akhirnya Kuputuskan meninggalkan Kuala Lumpur dan memilih mengunjungi Penang dengan cara  memperpanjang waktu transitku.

Hingga 2017, Aku tak pernah kesampaian mengunjungi Penang. Sementara jadwal klayapanku sudah jauh meninggalkan Asia Tenggara. Jadi kupaksakan diri untuk mampir ke Penang sebelum menghabisi Asia Selatan.

Lalu….Bagaimana mencapai Penang dari KLIA2 (Kuala Lumpur International Airport Terminal 2)?

Kukasih pilihan deh,

Alternatif 1. Naik ETS (Electric Train Service)

Biaya yang akan dikeluarkan jika naik ETS:

  1. Aerobus KLIA2-KL Sentral = Rp. 40.000
  2. ETS Stasiun KL Sentral-Stasiun Butterworth = Rp. 286.000
  3. Ferry dari Pangkalan Sultan Abdul Halim Ferry Terminal di Penang Sentral menuju Pangkalan Raja Tun Uda Ferry Terminal di Pulau Penang = Rp. 4.000

Tarif keseluruhan = Rp. 330.000

Alternatif 2. Naik Bus

Biaya yang akan dikeluarkan jika naik bus:

  1. Direct bus dari KLIA2-Penang Sentral = Rp. 190.000
  2. Ferry dari Pangkalan Sultan Abdul Halim Ferry Terminal di Penang Sentral menuju Pangkalan Raja Tun Uda Ferry Terminal di Pulau Penang = Rp. 4.000

Tarif keseluruhan = Rp. 194.000

Sudah tahu kan Aku memilih naik apa?….

—-****—-

Malam hari pukul 22:05, Air Asia QZ 206 mendaratkanku di KLIA2. Artinya sudah jelas kan….moloooorrrr lageeeee di bandara….hahaha.

Selepas mengecap passport di konter imigrasi, Aku segera menuju ke Transportation Hub di lantai 1 Gateway@klia2 mall. Dan selanjutnya Aku duduk manis di ujung NZ Curry House untuk menyantap nasi lemak dan teh O seharga Rp. 23.000 sebagai makan malamku….makan malam kok tengah malam….parraaahhhh.

Tengah malam makan beginian….
Menu yang sama kuulang dipagi hari kemudian sebelum berangkat ke Penang.

Dan untuk mengamankan satu tiket menuju Penang. Di tengah malam itu pula, Aku membeli tiket bus StarMart Express dengan tujuan akhir Penang Sentral seharga Rp. 190.000.

Tengah malam pun konter sangat ramai….Awas kehabisan tiket!….Coba deh beli di 12Go
Tujuan akhir masih tertera terminal Butterworth. Sebelum Penang Sentral selesai dibangun, memang bus berhenti di terminal itu.

Yessss….

Makan sudah….

Tiket sudah….

Menjadikan malam itu nyenyak beristirahat di surau (mushola) Departure Hall lantai 3 KLIA2.

—-****—-

Dan perjalanan menuju Penang pun dimulai. Pagi itu tepat pukul 06:00, Aku menaiki StarMart Express di Door1-platform A01 sesuai tiket.

StarMart Express sedang merapat di platform.
Aku duduk di seat nomor 22.

Karena ini perjalanan panjang maka kubekali diriku dengan membeli sebotol air mineral dan snack ringan seharga  Rp. 15.500.

Menyusuri jalanan North-South Expressway, Starmart Express berjalan dengan santai. Dan 3 jam 45 menit kemudian, Aku tiba di Terminal Amanjaya, Kota Ipoh. Ipoh sendiri adalah Ibu Kota Negara Bagian Perak.

Bus menurunkan dan menaikkan sejumlah penumpang di Terminal Amanjaya.
Suasana jalan ketika meninggalkan Kota Ipoh.

Pukul 11:00, Bus merangsek ke jalan Taiping dan akhirnya berhenti di Terminal Kuala Kangsar. Penumpang melakukan toilet break selama 10 menit.  

Terminal Kuala Kangsar terletak tepat di jalan Persiaran Bendahara, kota Bandar Baru, Distrik Kuala Kangsar, Negara Bagian Perak.

Pada jam 11:55, bus berhenti di kantor StarMart Express Taiping di Jalan Kampung Dew, daerah Simpang. Ini adalah tujuan akhir Bus StarMart Express dari KLIA 2. Dan untuk melanjutkan perjalanan menuju Penang,  penumpang akan dipindah ke bus StarMart Express yang lain atau bus yang bekerjasama dengan StarMart Express.

StarMart Express @Taiping Head Quarter terletak di Distrik Laut, Matang dan Selama, Negara Bagian Perak.

Dan kali ini, Aku dipindahkan ke Bus Eagle yang bekerjasama dengan StarMart Express.

Bus “Hijau” ini dimiliki oleh perusahaan Eagel Coach SDN.BHD.

Tak menjadi masalah buatku untuk dipindahkan ke bus lain yang penting sampai tujuan. Tapi tak tahu dengan penumpang yang lain, apakah mereka biasa juga atau mungkin ada yang sewot…..hahaha.

OK lanjut yaaaa….

Jam 12:30, Bus tiba di Terminal Bas Express Kamunting Raya untuk melakukan toilet break kembali selama 10 menit.

Terminal ini terletak di kota Kamunting, Distrik Laut, Matang dan Selama, Negara Bagian Perak.

10 menit kemudian bus perlahan meninggalkan Kota Kamunting dan mempertontonkan keindahan alam dengan melalui jalan yang meliak-liuk menembus perbukitan .

Cakep banget dah alam Negara Bagian Perak.

Terlelap dengan pulas karena jam tidur yang kurang pada malam sebelumnya di KLIA2 hingga akhirnya tak terasa bus mulai memasuki platform Penang Sentral pada pukul 13:54.

Rasa ingin tahu yang tinggi membuatku tak terasa capek menaiki bus selama 7 jam 54 menit untuk mencapai destinasi impian….”Penang”

Aku diturunkan di platform ini ketika tiba di Penang Sentral.

So guys,…..Siapa sih yang ga mau melihat Kota Tua George Town yang menjadi Situs Warisan Budaya UNESCO ?

Ayolah datang kemari….ngeteng aja sepertiku, dijamin murah meriah.

Tiket bus KLIA2-Penang bias Kamu dapatkan juga di e-commerce perjalanan 12Go