Gangnam District’s Luxury

<—-Previous Story

The edge of Gangnam-daero Avenue.

I stepped out of the courtyard of Gyeongbok Palace just before the sun set in the west of city. In the late afternoon, I stepped more casually towards Gyeongbokgung Station which was only 300 meters from the palace. “After all, my exploration is over,” I thought to calm myself in the midst of air temperature which starting to drop colder.

Inside the station, I was constantly confused between going straight to the inn or going to a destination once more. “This is my last night, should I spend time in the inn?”, I thought to myself, defending myself.

I, who was impatiently waiting for the arrival of Seoul Metro Line 3 in the side of platform, now I prefered to sit down and opened the city map in search of an additional destination to spend the night.

The whoosh of train sounded loud in front bend. I smilingly prepared myself at the queue line to entering carriage. “Yes, I know where to go”, my decision appeared.

—-****—-

Oh, yeah….You know Park Jae-sang, right?

That’s it… a songwriter from South Korea who is better known by his stage name PSY. The main character in the music video for “Gangnam Style” which went worldwide in 2012.

Yes, that time I wanted to visit his birthplace, which was Gangnam District. Gangnam District is a luxurious district in South Korea, home to top millionaires, politicians and artists.

—-****—-

I understood that it was already dark outside, even though the bright light was shrouding Seoul Metro carriages creeping down Seoul underground lines. The Gangnam district was still ten kilometers away when I a moment ago sat at the end of carriage.

One by one stations were combed quickly and led me to get off at Seoul National University of Education Station. From that station I changed to Seoul Metro Line 2 to Gangnam Station.

In this Seoul Metro Line 2 carriage, I met five tourists from California who had just landed from Tokyo that afternoon. Even that five tourists had already explored Taipei before reaching Tokyo.

Their story, which was almost similar to my journey before reaching Seoul, also through Kaohsiung (Taiwan), Tokyo and Osaka (Japan) and Busan (South Korea) made our introductions and conversations were very familiar.

I only remember a name among them so far which was Brendan. Brendan does tend to be more outgoing and appeares to be the spokesperson for their travel group. What was clear that Brendan was a person who didn’t like alcohol, I could tell from his words that he didn’t want to touch Soju when his other friends actually enjoyed it since arriving in Seoul.

I arrived at Gangnam Station within 10 minutes of changing to other Seoul Metro line. Tracing the long corridor within Gangnam Station, led me to exit to the ground level right at the edge of Gangnam-daero Avenue which was decorated with a large name box “Gangnam Square” and the stage “Gangnam Style Horse Dance” which was very crowded with tourists.

From that big intersection I began to enter alley after alley in Gangnam to explore the district’s nightlife. The bustle of alleys in Gangnam District made me feel safe even though in front of my steps there were two men and a woman walking arm-in-arm because they were heavily drunk while raving uncontrollably. The show only made the streets busier with laughter because the trio’s behavior was very funny.

Spent dinner with a piece of Kimbap and an energy drink.
an alley in Gangnam District.

While on the left and right of alley, local residents mingled with the newcomers to enjoy the atmosphere of bars with faint smell of alcohol wafting from sidewalk. Apart from that, some of them prefered to make atmosphere more relaxed by enjoying restaurant dishes while conversing to spend the atmosphere of night starting to get icy cold.

My last night in Seoul was satisfied when I crossed alleys of Gangnam from end to end. But it was time that finally limited my visit, it was almost eleven o’clock at night. I decided to immediately return to Gangnam Station and return to Kimchee Guesthouse Sinchon.

I have to prepare myself to return to my homeland tomorrow morning.

Next Story—->

Kemewahan Distrik Gangnam

<—-Kisah Sebelumnya

Tepian Gangnam-daero Avenue.

Aku melangkah meninggalkan pelataran Istana Gyeongbok beberapa saat menjelang sang surya tenggelam di barat kota. Sore menjelang malam itu, aku melangkah lebih santai menuju Stasiun Gyeongbokgung yang hanya berjarak 300 meter dari istana. “Toh, eksplorasiku sudah usai”, batinku menenangkan diri di tengah suhu udara yang mulai menurun lebih dingin.

Di dalam stasiun, aku terus terusik dalam kegalauan antara langsung menuju penginapan atau sekali lagi mendatangi sebuah destinasi. “Ini malam terakhirku, masa iya harus kuhabiskan waktu di dalam kamar penginapan?”, batinku terus membela diri.

Aku yang tadinya tak sabar menunggu kedatangan Seoul Metro Line 3 di sisi platform, kini lebih memilih terduduk khusyu’ membuka lembaran peta kota demi mencari sebuah destinasi tambahan untuk menghabiskan malam.

Desingan ular besi itu terdengar nyaring di kelokan depan. Aku dengan penuh senyum bersiap diri di jalur antrian untuk memasuki gerbong. “Ya, aku tahu harus menuju kemana”, keputusan itu muncul jua.

—-****—-

Oh, ya….Kamu kenal Park Jae-sang kan?

Itu loh…penulis lagu asal Korea Selatan yang lebih dikenal dengan nama panggunnya PSY. Tokoh utama dalam video musik “Gangnam Style” yang mendunia pada tahun  2012.

Ya, kali ini aku ingin mengunjungi tempat kelahirannya, yaitu Distrik Gangnam. Distrik Gangnam adalah distrik mewah di Korea Selatan, tempat tinggal para jutawan, politikus dan artis papan atas.

—-****—-

Aku faham bahwa di luar sana suasana sudah berganti dengan gelap walaupun cahaya terang menaungi gerbong Seoul Metro yang merayap menyusuri jalur bawah tanah Seoul. Distrik Gangnam masih berjarak sepuluh kilometer ketika aku beberapa saat lalu terduduk di ujung gerbong.

Satu demi satu stasiun tersisir dengan cepat dan menuntunkun untuk turun di Stasiun Seoul National University of Education. Dari stasiun tersebut aku berpindah ke Seoul Metro Line 2 menuju ke Stasiun Gangnam.

Di dalam gerbong Seoul Metro Line 2 inilah aku bertemu dengan lima sekawan asal California yang baru saja mendarat dari Tokyo siang tadi. Bahkan kelima sekawan itu sudah menjelajah Taipe sebelum mencapai Tokyo.

Kisah mereka yang hamir mirip dengan perjalananku yang sebelum sampai Seoul juga menembus Kaohsiung (Taiwan), Tokyo dan Osaka (Jepang) serta Busan (Korea Selatan) membuat perkenalan dan perbincangan kami menjadi akrab.

Aku hanya mengingat satu nama diantara mereka hingga saat ini yaitu Brendan. Brendan memang lebih cenderung supel dan tampak menjadi juru bicara dari kelompok perjalanan mereka. Yang jelas Brendan adalah orang yang tidak suka dengan alkohol, aku tahu dari perkataannya yang tak mau menyentuh Soju ketika temannya yang lain justru menikmatinya semenjak tiba di Seoul.

Aku tiba di Stasiun Gangnam dalam 10 menit semenjak perpindahan jalur Seoul Metro. Menelusuri koridor panjang dalam Stasiun Gangnam, mengarahkanku untuk keluar ke permukaan tanah tepat di tepian Gangnam-daero Avenue yang berhiaskan name box besar “Gangnam Square”dan panggung “Gangnam Style Horse Dance” yang sangat ramai dikunjungi turis.

Dari perempatan besar itu aku mulai memasuki gang demi gang di Gangnam untuk mengupas kehidupan malam di distrik itu. Keramaian gang-gang di Distrik Gangnam membuatku merasa aman-aman saja walaupun di depan langkahku sana tampak dua orang lelaki dan seorang perempuan yang berjalan berangkulan karena mabuk berat sambil meracau tak keruan. Pertunjukan itu hanya membuat jalanan semakin riuh dengan ketawaan karena tingkah ketiganya yang sangat lucu.

Menyempatkan makan malam dengan sepotong Kimbap dan minuman berenergi.
sebuah gang di Distrik Gangnam.

Sementara di kiri-kanan gang, warga lokal berbaur dengan para pendatang untuk menikmati suasana bar dengan aroma wangi alkohol yang samar tercium dari trotoar. Selain itu sebagian lainnya lebih memilih membuat suasana lebih santai dengan menikmati hidangan restoran sembari bercakap-cakap menghabiskan suasana malam yang mulai dingin mencekat.

Malam terakhirku di Seoul memang terpuaskan ketika melintasi gang-gang di Gangnam dari ujung ke ujung. Tetapi waktulah yang akhirnya membatasi kunjunganku, sudah hampir jam sebelas malam. Aku memutuskan untuk segera kembalui ke Stasiun Gangnam dan kembali ke Kimchee Guesthouse Sinchon.

Aku harus bersiap diri untuk kembali ke tanah air besok pagi.

Kisah Selanjutnya—->

Clean and Modern.…Style of Kimchee Busan Guesthouse

Surely I never knew why this guesthouse was named Kimchee. All I know, kimchee or kimchi are Korean food made from fermented vegetables with various kinds of seasoning and ultimately its taste are spicy and sour. Perhaps this guesthouse will be a gathering place for travelers from various nations with same goal i.e enjoying uniqueness of South Korea.…It only my personal statement….hahaha

Dorm or dormitory have became general choice of backpackers in their journey. Apart offering minimum budget, dorm also offers an option to build network among backpackers who diverse in citizenship. This is very possible because in every dorm room will be filled 12-16 backpackers to sleep together.

This time, my choice was Kimchee Busan Guesthouse as my dorm during my adventure in Busan. The three things that be important concerns in choosing it are price, location and a good feedback rate.

I ordered it 4 months before departure, so I surely got best price. Guesthouse for USD 12,5 per night is located on Hwangnyeong-daero street. It’s about 270 meters from Beomnaegol MRT Station, so guesthouse can be reached by walk.

My arrival at guesthouse was warmly welcomed by a beautiful receptionist. After submitting passport and Won, I get access card to dorm room .

Beautiful receptionist
Receptionist room

For general guesthouse, it’s certainly an extraordinary thing because of elevator availability in it. As I know, a lot of dormes that I have stayed in required me to prepare my leg muscles to climb dozens of stair before reach the room.

Lift access to dorm room

Entering room, my fatigue paid off with spacious dorm room which consisting 10 beds with each locker provided near bed.

Dorm room

In this guesthouse, I firstly breathed fresh aroma of sojuoriginally Korean drink-. Even though I didn’t drink it, at least I knew its aroma, its form and how to drink it from my roommates.

My other funny activity was using hair dryer which provided in shared bathroom to dried my wet socks. It’s become a habit, I only carry 2 pairs of socks, no matter how long is my trip. Every two days, I will wash my socks which I use and dry them in any way.

Another good thing about this guesthouse is providing container to store guests backpacks and their other things. Usually, guests will save their backpack when they arrive earlier than check-in time or when their departure time to leave city is still far from check out time.

I left my backpack because my departure to Seoul was on a scheduled bus on 8pm while I checked out on 12pm.

Guesthouse also provides shelves and refrigerators to store guests foods…. Don’t take people’s food !….hahaha. Usually guests who stay a little longer in guesthouse will store their food here. Surely, I never use this facility because I just stay 2 nights in Busan.

Kimchee snack and Bar

Of course, you have your own taste in choosing hotel.…the important thing is our goals are same, guys.…i.e traveling. That’s it.

Bersih dan Modern….Gaya dari Kimchee Busan Guesthouse

<—-Kisah Sebelumnya

Tentu Aku tak pernah tahu kenapa guesthouse ini diberi nama Kimchee. Yang hanya Ku tahu, kimchee atau kimchi adalah makanan khas Korea yang terbuat dari sayuran yang difermentasi dengan aneka macam bumbu yang pada akhirnya berasa pedas dan asam. Mungkin guesthouse ini akan menjadi tempat berkumpulnya para pengelana dari beraneka macam bangsa dengan tujuan sama yaitu menikmati keunikan Korea…..halah, ngawur nih statement.

Dorm atau dormitory sudah menjadi pilihan umum kaum backpacker dalam berkelana. Selain menawarkan keamanan budget, dorm juga menawarkan satu opsi untuk membuat jaringan antar backpacker yang beragam kewarganegaraannya. Hal ini sangat memungkinkan terjadi karena di setiap dorm room akan diisi 12-16 backpacker untuk tidur bersama….hushhh, di ranjangnya masing-masing maksud Saya.

Kali ini pilihanku jatuh pada Kimchee Busan Guesthouse sebagai tempat bernaung selama berpetualang di Busan. Tiga hal yang menjadi concern penting dalam memilihnya adalah harga, lokasi dan feedback ratenya yang bagus.

Aku sudah memesannya 4 bulan sebelum keberangkatan, sehingga kupastikan Aku mendapatkan harga terbaik. Guesthouse seharga Rp. 180.000 (KRW 15.000) terletak di jalan Hwangnyeong-daero. Berjarak sekitar 270 meter dari Stasiun MRT Beomnaegol sehingga guesthouse ini bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

Kedatanganku di guesthouse disambut hangat dengan resepsionis cantik. Setelah menyerahkan passport dan Won, Aku mendapatkan access card menuju dorm room.

Si resepsionis cantik
Ruang resepsionis

Untuk ukuran guesthouse tentu menjadi hal yang luar biasa karena ketersediaan lift di dalamnya. Tak seperti banyak dorm yang pernah kusinggahi dimana Aku harus menyiapkan otot kaki untuk menaiki puluhan anak tangga sebelum menuju ke kamar.

akses lift menuju dorm room

Memasuki kamar, kelelahan itu terbayar dengan leganya ruangan dorm yang terdiri dari 10 bed dengan masing-masing loker yang telah disediakan disebelah bed.

Dorm room

Di guesthouse inilah, Aku pertama kalinya menghirup segarnya aroma Soju –minuman khas Korea-. Walaupun Aku tak meminumnya, setidaknya Aku tahu aroma dan wujudnya serta bagaimana cara meminum Soju dari teman-teman sekamarku.

Keisenganku yang lain adalah menggunakan hair dryer yang disediakan di shared bathroom untuk mengeringkan kaos kaki basahku. Sudah menjadi kebiasaan, Aku hanya membawa 2 pasang kaos kaki, tak peduli seberapa panjang perjalananku. Setiap dua hari Aku akan mencuci kaos kaki yang kugunakan dan kukeringkan dengan cara apapun.

Hal baik lain dari guesthouse ini adalah menyediakan container untuk menyimpan backpack dan barang-barang lain yang dititipkan oleh penginap. Biasanya penginap akan meyimpan backpacknya ketika mereka datang lebih awal dari waktu check-in atau akan meninggalkan kota ketika jam keberangkatan mereka masih jauh dari waktu check-out.

Aku pun menitipkan backpackku karena keberangkatanku ke Seoul menggunakan bus terjadwal pukul 8pm sedangkan Aku waktu check-out ku pukul 12pm

Guesthouse juga menyediakan rak dan kulkas untuk menyimpan makanan para penginap….awas, jangan ambil makanan orang ya….hehehe. Biasanya penginap yang sedikit lebih lama tinggal di guesthouse akan menyimpan makanannya disini. Wah kalau Aku dipastikan ga pernah menggunakan fasilitas ini.

Kimchee snack and Bar

Tentu Kamu memiliki selera tersendiri dalam memilih penginapan…..yang penting tujuan kita sama, guys….jalan-jalan. That’s it.

Kisah Selanjutnya—->