Goodbye Basantapur

<—-Previous Story

Stepping away from Kumari Ghar, I was still thinking. When Kumari retires later, how does she live in society after only leaving Kumari Ghar once a year for a dozen years, how does she work until which man who is lucky to marry her…. Hmmhh.

My steps arrived at a wide plaza. Elongated white buildings with European architecture flanking the wide courtyard on the left and right, while in the middle, souvenir traders place their stalls.

Basantapur Dabali is a must-visit historical landmark.

Playing a role as the heart of Kathmandu, Basantapur had indeed been a meeting place for people from all over for politics and trading since Nepal was still a kingdom. Therefore Basantapur is always crowded until now.

For you as millennials, Basantapur provides many modern cafes to just hang out. Himalayan tea is also easy to find in this area. You can feel the deliciousness of Chiya (tea mixed with milk) in the cold air of Kathmandu.

Hunting for Himalayan Tea at one of the stalls.

Freak Street was a lane which looks quite busy with the existence of this iconic plaza. The charm of Basantapur Dabali hypnotized anyone to last a long time enjoying it. But the sun had slipped far, it was time for me to leave Basantapur to return to Thamel.

Sinha Swan Khala, a fairly busy religious institution in Freak Street.

Enjoying Kathmandu can’t be done by taking a taxi, make sure you keep going and enjoy the authentic Newar culture and architecture which is in every side of the city.

Now I was back in the streets of Layaku Marg. “Layaku” is another word for “Durbar Square”, while “Durbar Square” itself means “Palace Square”. It is true as it is, this Layaku Marg divides Basantapur and places the Royal Palace of Malla on its a side.

Layaku Marg towards Bishal Bazaar area.

Bishal Bazaar or Vishal Bazaar is a very famous shopping area in Kathmandu. Characterized by the existence of an old mall and Chinese Market. Bishal Bazaar may be the right place for fans of jewelry knick-knacks.

The Basantapur and Bishal Bazaar areas are bordered by the Sukra Path that begins with the Juddha Statue, a statue at the crossroads in honor of Nepal’s King Juddha Shamsher Jang Bahadur Rana who played a major role in rebuilding his country from the severe damage caused by the Nepal earthquake in 1934.

Juddha Statue.
One side of the Sukra Path.

Before actually completing the trip to Thamel, I tried to enjoy the busy activities of local residents by entering a restaurant in the Sukra Path number

Vegetable Chow Mien for 150 Rupee.

That afternoon was my last evening in enjoying Kathmandu because the next day I would fly using Jet Airways 9W 0263 to the capital of India. Maybe tonight I won’t wander around much because I have to get ready to leave for Tribhuvan International Airport in the dark of the morning.

I arrived in Thamel and immediately checked-in online for my flight, tonight I’m only going out for a while to enjoy dinner.

Wow… Look that beautiful woman in the shampoo commercial.

Next Story—->

Selamat Tinggal Basantapur

Melangkah meninggalkan Kumari Ghar, aku masih berfikir. Apabila Sang Kumar nanti telah pensiun, bagaimana dia bermasyarakat setelah selama belasan tahun hanya sekali setiap tahun keluar dari tempat tinggalnya, bagaimana dia bekerja hingga lelaki mana yang beruntung memiliki Sang Kumari itu….Ah sudahlah.

Langkahku sampai pada sebuah plaza nan luas. Bangunan putih memanjang berarsitektur Eropa mengapit pelataran luas itu di kiri dan kanan, sementara ditengahnya para pedagang souvenir meletakkan lapak-lapaknya.

Basantapur Dabali adalah landmark bersejarah yang wajib dikunjungi.

Memainkan peran sebagai  jantungnya Kathmandu, Basantapur memang menjadi tempat bertemunya khalayak dari berbagai penjuru untuk berpolitik dan berdagang sejak zaman Nepal masih berbentuk kerajaan. Oleh karenanya Basantapur selalu ramai hingga kini.

Untuk kamu millennial, Basantapur menyediakan banyak cafe modern untuk sekedar berhang out. Teh khas Himalaya pun mudah ditemukan di area ini. Kamu bisa merasakan nikmatnya Chiya (teh bercampur susu) di dinginnya udara Kathmandu.

Berburu Himalayan Tea di salah satu kedai.

Freak Street menjadi jalur yang terlihat cukup sibuk dengan keberadaan plaza ikonik ini. Pesona Basantapur Dabali menghinoptis siapa saja untuk bertahan berlama-lama menikmatinya. Tapi surya sudah jauh tergelincir, sudah saatnya aku meninggalkan Basantapur untuk kembali menuju Thamel.

Sinha Swan Khala, lembaga keagamaan yang cukup ramai di Freak Street.

Menikmati Kathmandu tak bisa dilakukan dengan menunggang taksi, pastikan kamu terus melangkah dan menikmati keotentikan budaya dan arsitekur Newar yang ada di setiap sisi kota.

Kini aku sudah kembali di jalanan Layaku Marg. “Layaku” adalah kata lain untuk “Durbar Square”, sedangkan “Durbar Square” sendiri berarti “Alun-alun Istana”. Memang benar apa adanya, Layaku Marg ini membelah Basantapur dan menempatkan istana Kerajaan Malla di salah satu sisinya.

Layaku Marg menuju ke area Bishal Bazaar.

Bishal Bazaar atau Vishal Bazaar merupakan area berbelanja yang dahulu cukup terkenal di Kathmandu. Ditandai dengan keberadaan mall tua dan China Market . Bishal Bazaar mungkin menjadi tempat yang tepat bagi para penggemar pernak-pernik perhiasan.

Area Basantapur dan Bishal Bazaar dibatasi oleh Jalan Sukra Path yang berawal dari Juddha Statue, sebuah patung di bundaran perempatan untuk menghormati Raja Nepal Juddha Shamsher Jang Bahadur Rana yang berperan besar dalam membangun negerinya dari kerusakan cukup parah akibat gempa Nepal pada tahun 1934.

Juddha Statue.
Salah satu sisi Sukra Path.

Sebelum benar-benar menyelesaikan perjalanan hingga ke Thamel, aku berusaha menikmati sibuknya aktivitas penduduk lokal dengan  memasuki sebuah resto di bilangan Sukra Path

Vegetable Chow mien seharga Rp. 15.000.

Sore itu adalah petang terakhirku menikmati kota Kathmandu karena keesokan harinya aku akan terbang menggunakan Jet Airways 9W 0263 menuju ibukota India. Mungkin malam nanti aku tak akan banyak keluyuran karena harus bersiap diri untuk berangkat ke Tribhuvan International Airport di gelapnya pagi.

Aku sampai di Thamel dan segera melakukan check-in online, malam nanti aku hanya keluar sebentar untuk menikmati santap malam saja.

Duh…cantiknya perempuan dalam iklan shampoo itu.