Ton Sai Beach atau Loh Dalum Beach?

<—-Kisah Sebelumnya

Beranjak dari teras McDonald’s, aku melangkah menuju barat. Aku memilih jalur pedestrian sisi dalam untuk mendapatkan perlindungan dari rimbunnya pepohonan.

Sempat terhenti si sebuah pertigaan, aku memperhatikan sekitar, mengamati setiap ujung dari ketiga jalan itu. Jalan ke arah kanan lebih menggoda sepertinya, ada pantai yang cukup indah di ujungnya.

Tapi sejenak aku mengindahkannya, menyimpannya untuk kunjungan berikutnya. Aku fokus untuk menyambangi Ton Sai Beach saja sebagai pantai pertama yang akan kukunjungi hari itu.

Masih ada banyak waktu”, aku membatin.

Selanjutnya aku sampai pada jalanan tepat di depan Phi Phi Cabana Hotel yang masih tampak sunyi, mungkin para penginapnya masih menikmati pagi di kasurnya masing-masing pagi itu.

Mungkin aku masih terlalu pagi untuk berkeliling pulau”, aku menertawakan diriku sendiri.

Beberapa waktu kemudian, aku berhenti sejenak memandangi Koh Phi Phi Hospital, tampak seorang turis sedang didorong di atas kursi roda menuju rumah sakit kecil itu. Juga tampak beberapa warga lokal sedang duduk di lobby rumah sakit yang sudah memasuki jam buka operasional hariannya.

Aku sudah dekat dengan Ton Sai Beach ketika melewati Koh Phi Phi Hospital, maka aku memutuskan untuk mengambil tempat duduk di bawah sebuah pohon besar tepat di tepian pantai yang memiliki pasir berwarna putih.

Koh Phi Phi Hospital.
Ton Sai Beach.

Akun tidak bisa melangkah lebih jauh, karena lahan di ujung pantai telah diakuisisi oleh Phi Phi Cliff Beach Resort. Resort raksasana berwarna orange nitu tampak luas nan megah. Beberapa turis yang menginap di resort tampak berenang ringan di pantai tepat di depan resort. Area berenangya bahkan dibatasi dengan garis berpelampung untuk menjaga keamanan para penginap yang sedang menikmati pantai.

Aku terduduk di sisi timur Ton Sai Beach lebih sibuk mengamati beberapa Anak Buah Kapal yang sedang menyiapkan pelayaran. Anak-anak muda itu tampak sibuk turun ke pantai untuk mencari sarapan, sedangkan ABK lain tampak sibuk membersihkan geladak kapal dan menyiapkan peralatan.

Aku duduk di pantai itu hampir setengah jam lamanya. Hingga akhirnya bertolak pergi demi mengunjungi pantai yang lain.

Pantai di ujung pertigaan tadi bagus ga, ya?”. Aku menanyai diriku sendiri.

Aku menyusuri melalui rute semula berangkat, melewati Koh Phi Phi Hospital, Maya Restaurant, dan Phi Phi Cabana Hotel untuk akhirnya tiba di pertigaan yang sempat kuindahkan tadi. Berbelok ke utara, aku melewati jalanan sebuah plaza yang lebar dan rapi, jalan itu dipenuhi pertokoan di kanan kirinya. Sedangkan di tengah plaza tampak patung jangkar menjadi landmark plaza. Aku terus melangkah hingga ke ujung utara dan akhirnya kembali menemukan pantai. Loh Dalum Beach adalah nama pantai itu.

Banyak turis yang berbondong-bondong memenuhi Rom Mai Restaurant ketika aku tiba di pantai, restoran itu memang terletak persisi di tepi pantai. Sedangkan beberapa turis lain tampak mendatangi penyewaan kano untuk bersenang-senang pagi itu.

Landmark di dekat Loh Dalum Beach.
Loh Dalum Beach.
Loh Dalum Beach.

Aku hanya berdiri di pinggir pantai menikmati suasana yang masih cenderung sepi, tak ada satupun turis yang turum ke laut. Hingga akhirnya tiga turis pria mendekat ke bibir pantai untuk melakukan aktivitas canoeing.

Tak lebih dari satu jam aku berada di pantai itu, untuk kemudian kembali lagi menuju Dormsin Hostel untuk bersiap diri melakukan eksplorasi ke tempat yang lebih jauh lagi.

Kisah Selanjutnya—->