Souq Bab Al Bahrain: The Mall

<—-Kisah Sebelumnya

Butir-butir gerimis masih sesekali jatuh dari langit. Aku membiarkan rambut yang semakin membasah ketika kebanyakan warga lokal menutup kepalanya dengan apa saja atau bahkan beberapa diantaranya membentangkan payung di gang-gang sempit di wilayah Al Hadrami.

Menyusuri beberapa blok melalui jalan yang basah maka dengan sendirinya aku tiba di sebuah pasar tua, mungkin salah satu tempat perniagaan yang melegenda di Manama.

Pajangan rapi warna-warni lampu kaca khas Turki dan lembaran-lembaran karpet sutra rajut asli Kashmir hingga karpet tenun khas Iran terhampar di lapak-lapak tradisional pasar tua itu, kondisi itu tentu memberikan paparan seni di setiap tatapan mata pengunjung. Sedangkan aroma rempah-rempah membuat para pengunjung merasa betah berada di pasar tua itu.

Sementara itu, identitas Bahrain tertampil jelas di sepanjang pasar dengan bentangan panjang bendera-bendera kecil Bahrain yang tergantung di bentangan tali kenur yang memenuhi langit-langit gang.

Aku tertegun di beberapa kios demi mengamati beberapa aktivitas perniagaan. Selanjutnya, untuk membunuh rasa penasaran maka aku memutuskan untuk mengelilingi segenap sudut pasar….Mengasyikan.

Usai memutar 360 derajat, maka tibalah diriku di sebuah bangunan memanjang yang berada tepat di sisi selatan pasar tua itu

Souq Bab Al Bahrain: The Mall”, begitulah aku membaca nama bangunan itu.

Ternyata Souq Bab Al Bahrain memiliki wujud mall nya“, aku membatin.

Tanpa pikir panjang aku pun bergegas melangkahkan kaki demi melihat bagian dalamnya.

Memasuki pintu masuk mall, aku disambut dengan keramaian sebuah restoran yang keberadaannya menempati hampir sebagian besar ruangan lantai 1. Naseef Restaurant adalah nama tempat makan itu. Tampak sebaran foto Karak Tea Wajabati di segenap pojok restoran, menunjukkan bahwa minuman itu menjadi salah satu menu pavorit restoran. Es krim Safron juga tampak tersaji di meja-meja makan yang diduduki pengunjung restoran.

Sebuah keputusan strategis si pemilik restoran untuk membuka restoran di mall ini, tentunya para pengunjung Souq Bab Al Bahrain akan mampir menikmati menu lezatnya usai lelah berkeliling pasar demi berbelanja“, aku tersenyum memikirkan pernyataanku sendiri.

Selebihnya, sisa ruangan mall lantai 1 tampak diakuisisi oleh toko perhiasan, toko parfum dan beberapa jenis toko lain. Beberapa toko besar di lantai 1 itu bertajuk Munawar Jewellery dan Asgharali Perfume.

Souq Bab Al Bahrain.
Lampu kaca khas Turki.
Toko souvenir.
Lantai 1 Souq Bab Al Bahrain: Mall.
Naseef Restaurant.
Lantai 2 Souq Bab Al Bahrain: The Mall.


Tak berdaya dengan keberadaanku sendiri di lantai 1 karena tak mampu membeli apapun, aku bergegas meninggalkan lantai itu melalui escalator.

Escalator membawaku menuju ke lantai 2. Lantai atas mall itu lebih didominasi dengan deretan outlet yang menjual pakaian khas Timur Tengah, karpet dengan corak khas Arab, furniture dengan design khas, serta barang-barang antik yang mengkilat penampakannya.

Luasan mall yang tak seberapa, membuatku bisa dengan cepat menyusuri segenap sisi mall tersebut.

Oleh karenanya, tanpa berlama-lama, maka aku memutuskan untuk turun dan melanjutkan petualangan…..

Kisah Selanjutnya—->