Tom Cruise dan Osaka Castle

<—-Kisah Sebelumnya

Kamu kenal “Si Ganteng” ini kan?…

Gambar itu adalah penggalan adegan film “ The Last Samurai”, ketika Kapten Nathan yang diperankan Tom Cruise bertarung secara terhormat bersama pemimpin para Samurai yaitu Katsumoto yang diperankan aktor kawakan Jepang Ken Watanabe melawan tentara Kaisar Meiji yang dilatih oleh Angkatan Darat Amerika. Latar belakang perang ini adalah “Modernisasi Vs Feodalisme”. Kaisar mengagungkan modernisasi dan Samurai mempertahankan tradisi.

Itulah sedikit dari banyak mozaik memilukan penyusun sejarah Jepang ketika bertransformasi dari negara konvensional menjadi negara modern. Satu mozaik itu adalah Perang Boshin, perang saudara yang meninggalkan bekas kerusakan dan terekam di dalam tempat bersejarah yang aku kunjungi ini.

Yups….Inilah Osakajo….Khalayak menyebutnya Kastil Osaka atau Osaka Castle.

—-****—-

Pukul 09:50, aku menjejakkan langkah di peron Stasiun Tanimachi 4-chome, kemudian keluar melintasi salah satu gerbangnya dimana Osaka Museum of History dan Hoenzaka iseki berdiri gagah  di pelatarannya. Langkahku terus tersambung di Uemachi-suji Avenue dengan hiasan pohon red maple  di kedua sisinya.

Sejarahnya yang kuat menjadikan Osaka Castle sebagai destinasi pertamaku di kota berjuluk “Manchester dari Timur”. Aku memang tak mau menunda dan kehilangan pandangan pertama pada istana raja yang berusia lebih dari empat abad itu. Jaraknya yang hanya enam kilometer dari Hotel Kaga tempatku menginap dan tersedianya jalur Osaka Metro menujunya membuatku begitu mudah mengakses destinasi itu.

Kamu berani kenalan ga?

Tak lama berjalan kaki, aku pun tiba di Osaka Castle, melalui Otemon Gate tepatnya. Otemon Gate sendiri berada di sisi timur istana, sedangkan di seberang barat disediakan Aoyamon Gate. Seperti layaknya istana zaman dahulu, tempat ini dikelilingi oleh kanal lebar sepanjang hampir seratus meter sebagai bentuk pertahanan.

Melewati sebuah jembatan, jalur pejalan kaki mulai mengarahkan setiap wisatawan memasuki sisi Otemon Gate. Diawali dengan pintu berbahan dua lembar baja menjulang. Setelahnya, terpampang dinding-dinding berbahan andesit halus yang beberapa diantaranya dibiarkan utuh dengan panjang dan lebar hampir lima meter.

Tak lama gerbang kedua menyambut. Gerbang dengan ukuran lebih besar dari yang pertama itu berjuluk Osakajo Tamon-yagura yang disusun dari kayu-kayu besar, utuh serta kokoh. Melewati gerbang kedua inilah, wisatawan secara otomatis memasuki area istana yang memiliki luas tak kurang dari enam hektar.

Dalam beberapa fragmen perjalanan, diceritakakan bahwa kastil ini pernah luluh lantak oleh api akibat Perang Boshin pada tahun 1868. Nah Perang Boshin sendiri sudah diilustrasikan oleh Tom Cruise pada preambule di awal.

Osakajo Tamon-yagura
Osakajo yang terbakar…..

Tibalah aku di pelataran selatan, sebut saja Osaka Castle Park. Disinilah para wisatawan berkumpul dan menikmati keanggunan kastil buatan Toyotomi Hideyoshi, sang pemimpin Jepang  Zaman Sengoku.  Aku menyempatkan diri berfoto dengan samurai tua di pelataran kastil. Bahkan untuk mengusir kesepian, aku sering iseng dengan berpose di belakang rombongan turis yang sedang berfoto. Nyengir kuda, melompat, melambaikan tangan atau apapun kulakukan. Terkadang membuat salah satu rombongan itu menunjukku sambil tertawa setelah melihat hasil foto di kamara digital mereka. Parah akut memang.

Genap satu jam menikmati Osaka Castle, aku memutuskan untuk duduk dan menikmati Ikayaki yang kubeli dari food truck yang berjejer rapi di timur pelataran. Setusuk Ikayaki disana dihargai dengan 300 Yen (Rp. 41.000). Eh, tahu kan Ikayaki?…. Itu lho, cumi bakar ukuran besar yang dibumbui mirin (bumbu khas Jepang).

Baju zirah milik samurai asli kan warnanya hitam.
Kalau punya duit, boleh ngemil. Kalau ga punya duit tapi kepengen, boleh juga, ga ada yang ngelarang.

Menuntaskan Ikayaki, atau tepat pukul 10:30, aku mulai meninggalkan area Osaka Castle dan berencana menuju ke Distrik Kota Naniwa.

Kemanakah gerangan?……….

Kisah Selanjutnya—->