Her name is Maeda….Vanilla Air JW 130 from Kaohsiung (KHH) to Tokyo (NRT)

Vanilla Air JW 130 flight path (source: https://www.radarbox.com/).

The beautiful stewardess in a blue uniform with a flower in her right ear looked the youngest….Also the prettiest. Her smile was also the happiest. Short brown hair along the shoulders but a little longer on the left side and of course, an oriental look was completing her beauty.

Her name is Maeda….

I don’t know, if traced, she is positioning in the lineage with Tadashi Maeda, a Rear Admiral who played an important role in Indonesia independence.

The name Maeda is historically known as a Samurai Clan in Japan. Having honest, brave, loyal and upholding commitment to the truth.

Hunting for Yen at Kaohsiung International Airport.
Got ready to check-in.
Yes, boarding pass was in hand.
Headed to the gate after being interrogated for quite a while at immigration.

That morning, she was the busiest over the East China Sea. A Chinese family was too stubborn to acquire a row of seats for a small family to sit together on this Vanilla Air flight. “The Beauty” Maeda continued to persuade them to sit according to number listed on the boarding pass. It turned out that her soft voice had never succeeded in persuading that family to part until half the flight. Even Maeda seduced them with squat in front of the passenger.

I didn’t know why until now I still remember Maeda,

Maeda was a bonus for choosing an airline I didn’t really know well before. My search time on a flight filter site based on several categories, settled me on this Air Asia Japan acquirer. At a later date, tickets which cost about 6.780 Yen finally flew me from Kaohsiung in Taiwan to Tokyo.

Even my times before I met Maeda weren’tt as beautiful as I imagined. I forced myself to sleep in whole night at Kaohiung International Airport in a lobby of Departure Hall.

Waking up early….Even still sleepy, because I was carried away by talking with other passengers until after midnight, I grumbled to the check-in desk after exchanging the remain of my New Taiwan Dollars into Yen. The check-in counter numbered D18 with an LCD with the airline’s name on it quickly completed my check-in process.

Gate 30, the place to waiting for Vanilla Air JW 130 to arrived.
Happy boarding.
Look for seat numbered 27D.

Another problem arose,

At the immigration desk, there was an agenda to clarify everything that made me separated from the queue and seated on a seat at the end of counter row.

“Why do your visa look like this?”, my Visa Waiver was suspected.

“It’s a new waiver visa for Indonesian e-passport holder, Mam”

“Wait, let me check to my boss!”.

The young woman hastily left me into a room. I was still calm waiting for her to come back, up to 15 minutes.

“Ahh … I will pass this process”, I thought.

“Ok, Sir, It’s valid”, her chatter broke my frozen face who was observing a corner of terminal building.

After that, she let me go into a corridor with arched ceilings with artificial trees on  left leading to gate number thirty.

That was “The Beauty” Maeda.
Disembarkation Card and Customs Declaration to enter Japan.

Then what about the Chinese family who had been persuaded by “The Beauty” Maeda?

Thankfully, the lead flight attendant stepped in to help her and managed to separate that small family according to flight procedures.

Impressive! Vanilla Air is number fourteen of twenty-eight airlines I have rode. Grateful of course to be able to enjoying flight services of this subsidiary of ANA (All Nippon Airways).

That morning the pilot explained there was a slight storm coming from Philippine Sea, but thankfully, the turbulence didn’t last long on the way. The flight using an Airbus A320, as far as 2,500 Km, three hours later at an altitude of 37,000 feet was really fun. Maybe, because this was my culmination point in exploring Asia. Who doesn’t want to visit the Land of Samurai?

On eleven more minutes, I finally arrived at Narita International Airport.

Let’s have an adventure in Tokyo!

Alternatives for airline tickets from Kaohsiung to Tokyo can be found on 12Go or the following link: https://12go.asia/?z=3283832

Namanya Maeda….Vanilla Air JW 130 dari Kaohsiung (KHH) ke Tokyo (NRT)

Jalur pernerbangan Vanilla Air JW 130 (sumber: https://www.radarbox.com/).

Pramugari ayu berbalut seragam biru dengan bunga di selipan telinga kanannya itu terlihat paling muda….Juga paling cantik.  Senyumnya juga paling ceria.  Berambut pendek  kecoklatan sepanjang bahu tetapi sedikit lebih panjang di potongan sisi kirinya dan sudah barang tentu, paras oriental menjadi penyempurna keelokannya.

Namanya Maeda….

Entah, kalau dirunut, dia terletak di silsilah yang mana dengan Tadashi Maeda, seorang Laksamana Muda yang berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia.

Nama Maeda disejarahkan sebagai sebuah Klan Samurai di Jepang. Memiliki sifat jujur, berani, setia dan memegang teguh komitmen pada kebenaran.

Berburu Yen di Kaohsiung International Airport.
Bersiap check-in.
Yes, boarding pass ditangan.
Menuju gate setelah diinterogasi cukup lama di imigrasi.

Pagi itu, dia menjadi yang tersibuk di atas Laut China Timur. Seorang keluarga asal Tiongkok terlalu keras kepala mengakuisisi deret bangku demi berkumpulnya satu keluarga kecil dalam penerbangan Vanilla Air kali ini. “Si Ayu” Maeda terus membujuknya untuk duduk sesuai nomor yang tertera dalam boarding pass. Ternyata suara lembutnya tak pernah berhasil membujuk keluarga itu untuk berpisah hingga separuh waktu penerbangan. Bahkan Maeda merayunya hingga berjongkok di depan penumpang itu.

Entah kenapa sampai sekarang pun aku masih teringat dengan si Maeda ini,

Maeda menjadi sebuah bonus dari penetapan pilihan pada maskapai yang sebenarnya aku tak mengenal baik sebelumnya. Pencarianku pada situs penyaring penerbangan berdasarkan beberapa kategori, memilihkanku pada maskapai pengakuisisi Air Asia Jepang ini. Di kemudian hari, tiket seharga Rp. 800.000 itu menerbangkanku dari Kaohsiung di Taiwan menuju Tokyo.

Bahkan waktu-waktuku sebelum bertemu Maeda ini tak seindah yang kubayangkan. Aku memaksakan diri tidur semalaman di Kaohiung International Airport di sebuah selasar Departure Hall.

Bangun pagi….Bahkan masih terkantuk pun, karena terbawa obrolan dengan penumpang lain hingga lewat tengah malam, aku bersungut-sungut menuju meja check-in setelah menukarkan sisa New Taiwan Dollarku dengan Yen.  Konter check-in bernomor D18 dengan LCD bercantum nama maskapai menyelesaikan proses itu dengan cepat.

Gate 30, tempat menunggu Vanilla Air JW 130 datang.
Boarding yang membahagiakan.
Cari bangku bernomor 27D.

Masalah lain muncul,

Di meja imigrasi, terjadi agenda klarifikasi segala yang membuatku dipisahkan dari antrian dan di dudukkan pada sebuah bangku di ujung deretan konter.

Why do your visa look like this”, Visa Waiverku dicurigai.

It’s a new waiver visa for Indonesian e-passport holder,Mam”

Wait, let me check to my boss!”.

Wanita muda itu tergopoh meninggalkanku menuju sebuah ruangan. Aku masih tenang saja menantinya kembali, hingga 15 menit lamanya.

Ahh…Aku pasti lolos”, batinku.

Ok, sir, It’s valid”, celotehnya membuyarkan beku mukaku yang sedang mengamati sebuah pojok bangunan terminal.

Setelahnya, dia melepasku untuk memasuki sebuah koridor berplafon lengkung dangan pohon-pohon artifisial di sisi kiri menuju ke gate nomor tiga puluh.

Itu dia “Si Ayu” Maeda.
Disembarkation Card dan Customs Declaration untuk memasuki Jepang.

Lalu bagaimana dengan keluarga Tiongkok yang sedari tadi dibujuk “Si Ayu” Maeda?

Bersyukur, pimpinan pramugari turun tangan membantunya dan berhasil memisahkan keluarga kecil itu sesuai prosedur penerbangan.

Mengesankan! Vanilla Air menjadi maskapai  nomor empat belas dari dua puluh delapan jenis maskapai yang telah kunaiki. Bersyukur tentunya bisa menikmati jasa penerbangan milik anak perusahaan ANA (All Nippon Airways) ini.

Pagi itu pilot menjelaskan ada sedikit badai yang berasal dari Laut Filipina, tapi syukurlah, turbulensi itu tak berlangsung lama dalam perjalanan. Pernebangan menggunakan Airbus A320, sejauh 2.500 Km, berselang tiga jam dengan ketinggian 37.000 feet ini sungguh menyenangkan. Mungkin saja, karena ini adalah titik kulminasiku dalam menjelajah Asia. Siapa sih yang tak berhasrat mengunjungi Negeri Matahari Terbit itu.

Pukul sebelas lebih beberapa menit akhirnya aku tiba Narita International Airport.

Yuk berpetualang di Tokyo!

Alternatif untuk tiket pesawat dari Kaohsiung ke Tokyo bisa dicari di 12Go atau link berikut: https://12go.asia/?z=3283832

Kisah Setelahnya—->