Overland Trip from Vientiane (Lao) to Siem Reap (Cambodia)

Overland trip from Viantiane (Lao) to Siem Reap (Cambodia) was interest thing. 26 hours trip presented an unforgettable experience.

It was very difficult to hunted an online ticket from Jakarta, it prompted me to immediately bought a ticket when arrived in Funky Monkey Hostel -a hostel that I chose to stayed in Viantiane-. The good news was Funky Monkey Hostel sold it for 420,000 Kip. Although other hostel or travel agents sold it for 400,000 Kip or 410,000 Kip, I preferred to bought in Funky Monkey Hostel because after I checked out on next day, I could use its comfortable lobby to waited for pickup tuk-tuk.

The ticket consists of 2 pieces:

Gambar 1

left: ticket information board to several destinations sold in Funky Monkey Hostel
upper right: first ticket. Used for sleeper bus trip from Viantiane to Pakse
bottom right: second ticket. For minivan trip from Pakse to Siem Reap

The pickup tuk-tuk came late 1 hour from scheduled time on 18:30. Due to traffic jam on Rue Setthalhilath Avenue, the hotel owner finally begged me for walked shortly to caught the pick up tuk-tuk that was stuck in that avenue.

The tuk-tuk would bring me to the sleeper bus shelter. During trip to the shelter, tuk-tuk stopped 5 times to picked up other tourists in several hostels where they stayed.

Tuk-tuk arrived in bus shelter within 45 minutes. When tuk-tuk arrived, the bus staff requested a first ticket (yellow) and he would give you a similar replacement one. Because of in a hurry, it only took 5 minutes for passenger boarding into sleeper bus.

Gambar 2

top left: pick up tuk-tuk
top right: “King of Bus’ sleeper bus.
bottom right: bus interior
bottom left: I got 600 ml bottle of mineral water on board and one wet wipes upon arrived in Pakse

At 21:00 bus left its shelter towards Southern Bus Station and arrived within 30 minutes. Bus took all passengers here for last time. Actually I was a bit worried about my backpack that put into baggage compartment because it mixed with many local passenger luggages. My backpack should be able to brought up into cabin for safety. But finally, I was very grateful when arrived in Pakse, my backpack was found easily.

Here was situations during trip to Pakse:

Gambar 3

During trip I didn’t drink too much after knowing the bus toilet couldn’t be used. 

At 9 am, bus reached Pakse downtown.

Gambar 4

top and lower left: views of Pakse downtown
right: Pakse bus terminal where bus dropped all passengers.

For tourists who would visit Pakse could continue by walking or rode a tuk-tuk for 10,000 Kip to downtown. Well, I would continue my journey to Siem Reap, I just waited in terminal because in 10 minutes I would be picked up by minivan.

I was picked up by a dark blue minivan. It would bring me into Ban Nakasong and would be switched with another minivan to Lao-Cambodia border.

Gambar 5

The first minivan that departed from Pakse terminal was stopping in a rest area.

Gambar 6

1 hour later the minivan dropped off a tourist at Don Khong

The minivan then dropped me off in Ban Nakasong to exchanged my second ticket (white) with the other one (green) and I switched to 2nd minivan into border.

Gambar 7

left: a replacement ticket was earned in Ban Nakasong travel counter.
right: the 2nd minivan from Ban Nakasong to Lao-Cambodia border.

At 11:45 I arrived at Lao-Cambodia border. Although Indonesia is a free visa country for Lao, I was asked to paid USD 2 to got the departure stamp.

Gambar 8

top left: Lao land border gate
top right: Lao immigration building
bottom right: a counter where I got a departure stamp and also as visa payment counter
bottom left: Cambodia immigration building was seen from Lao immigration building

After 15 minute immigration process in Lao, I walked to Cambodia border. Their distance is very close.

Gambar 9

Cambodia immigration building (Stung Treng Border Crossing Station)

At Cambodia immigration, I also must pay a quarantine sheet for USD 1 and an arrival stamp for USD 1.

From Cambodia immigration building, I moved into 3rd minivan that will take tourists to next dropping point as far as 1 hour driving.

Gambar 10

3rd minivan

The 3rd minivan would dropped off  passengers at a dropping point in the form of a restaurant which was also a travel agent. I ate rice with a boiled egg for USD 1.5 here as a lunch. From here I would moved into 4th minivan

After waiting 45 minutes finally the 4th minivan arrived and this was the last minivan that would bring me to Siem Reap.

This minivan would stop once in a rest area around 17:11Gambar 11

a rest area where the 4th minivan took a rest 

Then minivan would continue its journey to Siem Reap. At 20:50 I finally reached Siem Reap and minivan dropped off all tourists here to switched by tuk-tuk into downtown:Gambar 12

dropping point in Siem Reap 

From this dropping point I rode a tuk-tuk, sharing with two other tourists to downtown We had to paid USD 2 per person.

Gambar 13

tuk-tuk only took 25 minutes to got to Hangover Hostel where I would stay

Hopefully  my article can be a simple description for you who will take a similar journey.

Thanks.

 

 

Perjalanan Darat Vientiane (Laos) ke Siem Reap (Kamboja)

Perjalanan darat dari Viantiane (Laos) ke Siem Reap (Kamboja) merupakan sesuatu yang menarik. Waktu tempuh perjalanan selama 26 jam menghadirkan pengalaman tak terlupakan.

Susahnya mendapatkan tiket secara online dari Jakarta, mendorong Saya untuk segera mencari tiket begitu tiba di Funky Monkey Hostel –tempat saya menginap di Viantiane-. Beryukur karena hostel menjual tiket tersebut seharga 420.000 Kip. Walaupun ada agen lain yang menjual dengan harga 400.000 Kip atau 410.000 Kip, Saya lebih memilih membeli di hostel karena setelah check out keesokan harinya Saya bisa menggunakan lobby hostel yang nyaman untuk menunggu tuk-tuk penjemput.

Tiket tersebut terdiri dari 2 lembar:

Gambar 1

 

kiri : papan informasi tiket ke beberapa destinasi yang dijual di hostel

kanan : lembaran tiket 1. Digunakan untuk perjalanan sleeper bus dari Viantiane ke Pakse

kanan bawah : lembaran tiket 2. Untuk perjalanan travel dari Pakse ke Siem Reap

 

Tuk-tuk penjemput datang telat 1 jam dari waktu yang dijadwalkan yaitu 18:30. Karena sedang macet parah di jalan Rue Setthalhilath, pemilik hotel akhirnya memohon Saya untuk sedikit berjalan kaki untuk menghampiri tuk-tuk yang sedang terjebak macet di jalan protokol itu.

Tuk-tuk itu akan mengantarkan Saya di pool sleeper bus. Selama perjalanan menuju pool terhitung tuk-tuk berhenti 5 kali untuk menjemput turis-turis lain di hostel tempat mereka menginap.

Tuk-tuk tiba di pool dalam waktu 45 menit. Setibanya di pool, petugas bus lalu meminta lembaran tiket 1 (warna kuning) dan dia akan memberikan tiket pengganti yang mirip. Terkesan terburu-buru, hanya butuh 5 menit proses perpindahan penumpang ini.

Gambar 2

kiri atas : tuk-tuk penjemput

kanan atas : sleeper bus “King of Bus’.

kanan bawah : interior bus

kiri bawah : hanya diberi satu botol air minum 600 ml saat berangkat dan satu tisu basah saat tiba di Pakse

Jam 21:00 bus meninggalkan pool menuju Southern Bus Station dan tiba dalam waktu 30 menit. Disinilah bus mengambil penumpang untuk terakhir kali. Sebetulnya Saya sedikit khawatir dengan backpack yang ditaruh di bagasi karena bagasi sangat penuh dengan barang-barang milik penumpang lokal. Seharusnya backpack bisa Saya bawa ke atas saja supaya aman. Tetapi bersyukur saat tiba di Pakse, backpack masih utuh.

Berikut situasi selama perjalanan menuju Pakse:

Gambar 3

Selama perjalanan Saya tidak berani minum terlalu banyak setelah mengetahui toilet bus tidak bisa digunakan. Takut kebelet pipis….

Jam 9 pagi, bus memasuki kota Pakse.

Gambar 4

 

kiri atas dan bawah : pemandangan kota Pakse

kanan : terminal Pakse dimana bus menurunkan penumpang.

Untuk turis yang akan berwisata di Pakse bisa dilanjutkan dengan jalan kaki atau naik tuk-tuk seharga 10.000 Kip. Nah, Saya yang akan melanjutkan perjalanan menuju Siem Reap, cukup menunggu di terminal karena dalam 10 menit akan di jemput oleh minivan.

Saya dijemput oleh minivan warna biru gelap. Minivan ini mengantarkan Saya menuju Ban Nakasong untuk berganti dengan minivan lain menuju perbatasan.

Gambar 5

Minivan pertama yang berangkat dari terminal Pakse sedang berhenti di rest area.

Gambar 6

1 jam kemudian minivan menurunkan seorang turis di Don Khong

Minivan kemudian menurunkan Saya di Ban Nakasong untuk menukarkan tiket dan berpindah ke minivan ke-2 menuju perbatasan.

Gambar 7

kiri : tiket pengganti yang didapatkan di Ban Nakasong.

kanan : minivan ke-2 dari Ban Nakasong ke perbatasan Laos-Kamboja.

Jam 11:45 Saya tiba di perbatasan Laos-Kamboja. Walaupun Indonesia adalah negara free visa untuk Laos, Saya diminta membayar USD 2 untuk mendapatkan stempel departure.

Gambar 8

kiri atas : gerbang perbatasan darat Laos

kanan atas : gedung imigrasi Laos

kanan bawah : tempat mendapatkan stempel departure dan pembayaran visa 

kiri bawah : gedung imigrasi Kamboja dilihat dari gedung imigrasi Laos

Setelah proses imigrasi di Laos selama 15 menit, Saya berjalan kaki menuju perbatasan Kamboja. Jaraknya sangat dekat.

Gambar 9

Gedung imigrasi Kamboja (Stung Treng Border Crossing Station)

Di imigrasi Kamboja, Saya juga harus membayar lembar karantina sebesar USD 1 dan stempel departure sebesar USD 1.

Dari gedung imigrasi Kamboja, Saya berpindah menggunakan minivan ke-3 yang akan mengantarkan turis menuju dropping point berikutnya sejauh 1 jam perjalanan.

Gambar 10

minivan ke-3

minivan ke-3 ini akan menurunkan penumpang di sebuah dropping point berupa rumah makan yang sekaligus merupakan agen travel. Saya menyempatkan makan nasi putih dan sebutih telur rebus seharga USD 1,5 disini. Disinilah Saya akan berpindah menggunakan minivan ke-4

Setelah menunggu 45 menit akhirnya minivan ke-4 tiba dan inilah minivan terakhir yang akan mengantarkan Saya ke Siem Reap.

Minivan ini akan berhenti sekali di rest area sekitar pukul 17:11Gambar 11

rest area tempat minivan ke-4 beristirahat

Kemudian minivan akan melanjutkan perjalanan menuju Siem Reap. Jam 20:50 akhirnya Saya memasuki kota Siem Reap dan minivan menurunkan turis disini untuk berganti dengan tuk-tuk ke pusat kota:Gambar 12

dropping point di kota Siem Reap

Dari dropping point ini Saya menggunakan tuk-tuk, sharing bertiga dengan turis lain ke pusat kota harus membayar USD 2 per orang.

Gambar 13

tuk-tuk hanya butuh 25 menit menuju ke Hangover Hostel tempat saya menginap

Semoga tulisan ini bisa menjadi gambaran sederhana untuk Kalian yang akan melakukan perjalanan yang sama.

Terimakasih.