Transit di Sharjah International Airport

<—-Kisah Sebelumnya

Posisi duduk yang berada di bangku tengah, membuatku hanya mampu sesekali mengintip kondisi di luar pesawat melalui jendelanya dari kejauhan. Begitu juga ketika Air Arabia G9 115 perlahan merendah dan bersiap mendarat di Sharjah International Airport.

Panorama daratan dengan warna dominan coklat khas padang pasir menjadi latar yang bisa kunikmati ketika pesawat hampir menyentuh bandara.

Sekitar pukul sebelas pagi, roda-roda raksasa Air Arabia G9 115 menyentuh landas pacu Sharjah International Airport, sebuah bandara yang terletak di utara Kota Dubai.

Usai melakukan taxiing sejenak, pesawat berlogo burung camar itu pun merapat di apron Terminal 2 Sharjah International Airport. Beberapa saat kemudian, awak kabin mempersilahkan segenap penumpang untuk meninggalkan kabin melalui aerobridge demi menuju bangunan bandara.

Aku pun bergegas keluar karena sudah tak sabar lagi untuk mengeksplorasi lebih dalam Sharjah International Airport.

Sampai di ujung aerobridge, aku disambut dengan keramaian penumpang yang luar biasa. Wajah-wajah Timur Tengah dan Asia Selatan tampak mendominasi di segenap ruangan.

Di sisi lain, rupa interior di arrival hall menjadi penampakan yang tak begitu istimewa menurut sudut pandangku.

Mengingat penerbanganku menu Manama akan berlangsung pada pukul tiga sore, maka secara otomatis aku harus berdiam diri di Sharjah International Airport selama empat jam lamanya. Maka tanpa pikir panjang, aku bergegas menuju transfer hall untuk menunggu penerbangan berikutnya.

Selama berada di transfer hall siang itu, hanya satu yang menjadi masalah bagiku, aku mengalami rasa haus yang teramat sangat. Aku pun berkonsentrasi untuk mencari keberadaan free water station untuk mendapatkan air minum. Maklum, siang itu aku hanya memegang mata uang Dolar Amerika, rasanya terlalu tanggung untuk menukarkan Dolar hanya untuk membeli sebotol air mineral.

Tetapi sungguh sial, aku sama sekali tak menemukan satupun free water station di seluruh penjuru transfer hall bandara. Berada di bawah naungan ketidak beruntungan, aku memutuskan untuk menghabiskan waktu saja di gate.

Menurut boarding pass yang kudapatkan dari Muscat International Aiiport, maka aku diarahkan untuk mencari Gate 20, gerbang dimana Air Arabia G9 105 yang nantinya kunaiki akan diterbangkan.

Aku memang berinisiatif untuk melupakan rasa haus dan memilih untuk menuju gate lebih cepat karena di beberapa gate yang kulewati, antrian penumpang begitu padat dan panjang. Aku hanya menduga bahwa karena Sharjah International Airport adalah main-hub dari penerbangan berbiaya murah Air Arabia, maka banyak sekali penumpang yang singgah di bandara tersebut.

Sharjah International Airport sepertinya menjadi Low Cost Carrier Terminal milik Uni Emirat Arab”, aku bergumam sembari melangkah menuju Gate 20.

Tampilan Sharjah Inernational Airport.
Transfer Hall.
Antrian panjang menuju Gate 20.
Usai melewati screening gate.
Air Arabia G9 105 dari waiting room Gate 20.

Benar adanya….

Aku mendapati Gate 20 yang telah tertutup antrian panjang. Aku pun terpaksa mengantri di bagian belakang yang jaraknya telah jauh dari gerbang pelepasan.

Mengantri dengan penuh kesabaran, pada akhirnya aku berhasil memasuki screening gate dua puluh lima menit kemudian.

Kemudian aku memutuskan untuk duduk di salah satu bangku waiting room Gate 20 demi menunggu Air Arabia G9 105 tiba.

Kisah Selanjutnya—->

Air Arabaia G9 115 dari Muscat (MCT) ke Sharjah (SHJ)

<—-Kisah Sebelumnya

Aku terduduk di salah satu bangku berwarna hijau di waiting room Gate C3 Muscat International Airport. Aku menunggu kedatangan Air Arabia G9 115 yang rencananya akan mengantarkanku untuk transit di Sharjah sebelum sampai di tujuan akhir Manama, Bahrain.

Aku cukup sabar dan tenang ketika menunggu kedatangan pesawat tersebut. Aku menjadi penumpang pertama yang tiba di waiting room tersebut berusaha untuk khusyu’ mengamati pemandangan sepanjang apron. Hilir mudik pesawat mampu membuatku mengindahkan rasa bosan. Untuk beberapa saat aku tak menyadari bahwa seiring waktu berjalan, waiting room itu mulai didatangi calon penumpang.

Aku beranjak dari dinding kaca, dan mengambil duduk di depan gate, bersiap diri untuk melakukan boarding.

Tepat jam sepuluh pagi….

Pengumuman memenuhi langit-langit bandara, penerbangan Air Arabia G9 115 memulai proses boardingnya. Aku yang bersemangat, terkesiap dan berdiri di antrian paling depan. Tak lama kemudian, ground staff wanita yang ada di depanku melempar senyum manis dan mengangguk, pertanda bahwa aku dipersilahkan melewati gate. Aku menunjukkan boarding pass dan paspor secara bersamaan, dan dia mengarahkanku menuju aerobridge demi memasuki kabin pesawat.

Di tengah jalur aerobridge itulah, untuk pertama kalinya aku bisa melihat penampakan bangunan bandara, gagah dan berwibawa, itulah kesan pertama yang mengendap dalam pikiranku. Bangunan bandara itu tampak solid dan kokoh dengan gradasi dua warna, hitam di bagian atas dan putih di bagian bawah.

Memasuki pesawat, aku disambut oleh pramugara di tengah kabin. Sebut saja namanya Mustafa, air crew yang berperawakan tinggi.

Nice backpack”, dia tersenyum sembari menunjuk ke backpack yang aku panggul.

I had travelled with it in 30 countries”, aku bergumam pelan sambil menatapnya.

“What?”…..”Thirty”……”Cool”, dia terperangah.

Yeaaa”, aku semakin melebarkan senyum.

Waiting room Gate C3, Muscat International Airport.
Air Arabia G9 115 sudah menunggu di apron.
Melintasi aerobridge saat boarding.
Bentuk Muscat International Airport tampak dari aerobridge.
Kabin Air Arabia G9 115.

Usai memasukkan backpack di bagasi atas, aku segera duduk di bangku bernomor 20E, posisi bangku yang tak menjadi idaman buatku karena keterbatasanku untuk mengeksplorasi suasana di luar pesawat saat penerbangan berlangsung.

Air Arabia sendiri menjadi maskapai ke-26 dari 29 jenis maskapai yang pernah kunaiki. Sedangkan Air Arabia sendiri termasuk ke dalam golongan Low Cost Carrier (LCC) yang berbasis di Sharjah, Uni Emirat Arab. Menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri bagiku karena telah diberikan kesempatan untuk menikmati LCC berwarna putih denga kelir merah tersebut.

Air Arabia G9 115 yang kunaiki merupakan penerbangan berdurasi 40 menit dengan jarak tempuh 390 km. Menggunakan pesawat berjenis Airbus A320, penerbangan ini memiliki inflight magazine bertajuk “Nawras”. Dari majalah itu aku mengetahui bahwa Air Arabia memiliki 170 rute penerbangan yang melintas di 50 negara.

Penerbangan pagi itu berlangsung mulus tanpa turbulensi dan aku tiba di Terminal 2 Sharjah International Airport menjelang tengah hari.

Aku pun tak sabar untuk segera menapaki Sharjah International Airport.

Terimakasih Air Arabia.

Alternatif untuk mencari tiket pesawat dari Muscat ke Sharjah bisa dicari di 12Go atau link berikut: https://12go.asia/?z=3283832

Kisah Selanjutnya—->

Menuju Gate C3: Menangkap Air Arabia G9 115

<—-Kisah Sebelumnya

Pukul setengah lima pagi aku terbangun dari sebuah bangku panjang di salah satu sudut food court Muscat International Airport Lantai 2. Aku bergegas menuju Musholla di lantai yang sama untuk menjalankan shalat dan setelahnya aku kembali ke bangku yang sama untuk menyantap cheese cake dan strawberry yogurt yang kubeli di Lulu Hypermarket pada sehari sebelumnya.

Setidaknya hingga pukul enam pagi aku bertahan di bangku itu untuk kemudian beranjak ke toilet demi menggosok gigi dan menyeka muka.

Ketika semua sudah kurasa siap, maka aku segera menuju ke Departure Hall di Lantai 3 demi menuju ke check-in desk.

Aku sudah tak sabar untuk pergi menuju ke tempat baru lainnya. Pagi itu akan terbang menuju Manama, Bahrain. Akan tetapi penerbangan Air Arabia yang kuambil akan membawaku untuk transit sementara waktu di Sharjah, Uni Emirat Arab.

Walau beberapa hari sebelumnya aku telah mengeksplorasi Dubai, ibu kota Uni Emirat Arab. Akan tetapi rencana transit di Sharjah pagi itu tetap tak mengurangi rasa antusiasku.

Melalui escalator aku menuju lantai 3. Tiba di Departure Hall, aku sigap mencari keberadaan Flight Information Display System (FIDS) demi mencari informasi tentang penerbanganku. FIDS yang terpampang di salah satu sisi koridor mengarahkanku menuju check-in desk nomor F9 untuk mendapatkan boarding pass.

Tanpa pikir panjang aku segera melangkah menuju check-in desk yang dimaksud. Tiba di depannya, tampak sudah mengantri para calon penumpang dengan wajah khas Asia Selatan. Dari paspor yang dipegang, aku tahu bahwa mereka berkewarganegaraan Bangladesh.

Mengantri tak lebih dari setengah jam, akhirnya aku mendapatkan dua boarding pass. Selain untuk penerbangan Air Arabia G9 115 dari Muscat menuju Sharjah, aku juga mendapatkan boarding pass untuk penerbangan Air Arabia G9 105 dari Sharjah ke Bahrain.

Aku menggenggam dua boarding pass tersebut untuk kemudian bergegas menuju konter imigrasi. Dengan mudah aku menemukan konter imigrasi tersebut setelah mengikuti arahan dari beberapa signboard yang terpampang di beberapa titik koridor.

Abis gosok gigi….Hihihi.
Cari info di FIDS.
Menuju Check-in Desk.
Mendapatkan boarding pass di check-in desk F9.
Free duty zone.
Menuju Gate C3.

Sedang enak-enaknya mengantri di konter imigrasi. Seorang petugas imigrasi berjubah putih memanggilku untuk keluar dari antrian.

ID card please !”, dia memintaiku identitas kewarganegaraan.

Wait, Sir”, aku menurunkan backpack lalu berjongkok mengaduk-aduk isinya demi menemukan travel wallet

Is this what you mean?”, aku memberikan KTP WNIku beserta paspor.

Dia terdiam dan fokus mengamati KTP dan paspor yang kuberikan.

Traveling?”, dia berujar memastikan tujuanku berkunjung ke Oman

Yeaa, just traveling”, aku tersenyum sembari menerima kembali KTP dan pasporku.

OK”, tangannya mempersilakanku untuk kembali menuju antrian yang kutinggalkan. Bahkan petugas itu dengan baiknya memohon izin kepada para pengantri demi menyelipkanku di antrian depan, sesuai dengan urutan antrian yang kutinggalkan beberapa menit sebelumnya.

Menghadap staff imigrasi di salah satu konter, dengan mudah aku mendapatkan stempel departure di paspor.

Aku meninggalkan konter imigrasi dengan sumringah dan kemudian mengesampingkan keberadaan free duty area yang kulewati.

Aku merapat ke Gate C3 dan bersiap menuju Sharjah….

Kisah Selanjutnya—->