Mengunjungi Sungai Siak, Pekanbaru

<—-Kisah Sebelumnya

Percakapan berbahasa Jawa waktu itu memberiku sebuah fakta bahwa penduduk Pekanbaru kebanyakan masih berdarah Minang. Semakin memperkuat mindsetku bahwa orang Minang memiliki budaya merantau yang sangat kuat.

Hanya butuh 10 menit bagi pengendara tranportasi online itu menjelaskan semua hal tentang Pekanbaru sampai kita berdua berhenti tepat di depan lobby Hotel Sri Indrayani.

Menitipkan ransel dan melahap 4 helai roti tawar menjadikanku siap di menit pertama dalam eksplorasi Pekanbaru.

“Hi Donny, Kamu harus berjalan menuju utara jika ingin menikmati sungai Siak”, gumamku.

Ketika mendengar kata Pekanbaru, otakku selalu terfikir oleh sungai Siak. Bagaimana tidak? Sungai ini pernah menyandang sebagai sungai terdalam di Indonesia yang pada masa kejayaannya biasa dilalui oleh kapal tanker dan kapal peti kemas.

Menyengatnya udara Pekanbaru yang membakar kulit diiringi dengan ramainya jalanan Pekanbaru mengiringi langkahku untuk semakin mendekati sungai Siak. Hingga akhirnya aku bertanya kepada seorang polisi lalu lintas untuk menunjukkanku jalan tercepat menuju jembatan Siak 1.

Kabarnya sungai Siak ini memiliki 4 jembatan yang menjadi landmark Pekanbaru. Setelah bermandi keringat akhirnya Aku tiba di tepian sungai Siak. Tepat di bawah jembatan Siak 1

Terkenal dengan sebutan jembatan Leighton yang dibangun oleh PT Chevron Pacific Indonesia

Tak sabar untuk melihat bentangan sungai dengan keindahan arsitektur seluruh jembatan yang dibangun diatas sungai legendaris ini, Aku segera bergegas menuju keatas jembatan Siak 1.

Aku tepat di tengah jalur pejalan kaki jembatan Siak 1 yang sudah berumur 42 tahun….ngilu dengkul euy.

Begitu di atas jembatan, Aku bisa menikmati lebarnya sungai dengan lebih leluasa….pantesan kapal tanker bisa masuk.

Memandang jauh ke depan, terlihat bentangan jembatan yang lain. Lengkungan kuning yang menjadi ciri khas jembatan Siak 3 dan konstruksi jembatan Siak 4 yang saat itu belum jadi tapi sudah menampakkan bentuk (Membaca surat kabar, jembatan ini sudah diremikan Februari lalu).

Itulah jembatan Siak 3 dan di kejauhan itu adalah tiang jembatan siak 4

Tak mau meninggalkan begitu saja sungai Siak, Aku berusaha untuk menemukan aktivitas warga di sekitarnya. Perlahan Aku melangkah menuju jembatan Siak 3. Melewati salah satu sisi sungai, Aku menjumpai tenda-tenda kuliner yang belum buka sebagian.

Warung kuliner di sepanjang sungai Siak.

Kemudian Aku terduduk di sebuah taman untuk berteduh dari panasnya matahari sekaligus melihat aktivitas warga Pekanbaru. Kuperhatikan satu pasangan muda yang asyik bermain di taman dengan anak pertamanya. Aku juga tekun melihat beberapa warga menjaring ikan di bawah jembatan Siak 1. Terkadang hilir mudik kapal patroli Kepolisian Air Polda Riau mengalihkan perhatianku yang sedang khusu’melihat aktivitas-aktivitas itu.

Taman di tepian sungai, dekat dengan jembatan Siak 1

15 menit kemudian Aku kembali menyusuri tepian sungai hingga tiba tepat di bawah Jembatan Siak 3. Jembatan warna kuning yang terlihat lebih artistik.

Area bawah jembatan yang sangat terawat dengan adanya taman yang lebih luas dan dibawah sisi jembatan yang lain juga terdapat destinasi wisata “Rumah Tuan Kadi”.

Riverside park tepat dibawah jembatan Siak 3
Rumah Tuan Kadi

Dan diseberang sungai terlihat jelas markas Polisi Air dengan aktivitas di dalam kapal patroli yang begitu sibuk.

Markas Kepolisian Air Polda Riau

Setelah merasa cukup puas menyambangi sungai Siak dan kulihat waktu sudah menunjukkan jam 11:15, akhirnya Aku meninggalkan sungai ini untuk menemukan destinasi lain di Pekanbaru.

Kisah Selanjutnya—->

6 thoughts on “Mengunjungi Sungai Siak, Pekanbaru

Leave a Reply to travelingpersecondCancel reply