Menginap di Shahjalal International Airport, Dhaka

Bangladesh adalah mimpi menjadi nyata. Aku menginjakkan kaki disana ditengah realita bahwa banyak turis melewatkan destinasi ini karena dianggap tak aman untuk dikunjungi.

Negara ini memang sering chaos ketika ada sedikit gesekan politik sekalipun, tak hayal ketika Aku mengunjunginya dua hari setelah election, sangat mudah kutemui aparat bersenjata lengkap dimana-mana.

Tapi Aku belum mau membahas wisata Dhaka. Seperti biasa, Sebelum masuk rumah orang maka Aku akan perkenalkan bagaimana gerbangnya. Aku sengaja menjadikan Shahjalal International Airport sebagai salah satu tempat menginapku sepanjang 17 hari pengembaraanku mencari kitab suci….#keksungokong

Bandara ini sangat sederhana untuk ukuran bandara ibu kota. Begitu masuk konter imigrasi, Aku langsung dihadapkan pada ruang tunggu yang tak begitu luas.

Fine….Guweh akan berwisata selama 12 jam di sekitaran situ.

Haus…Free water station mana? Yes, Aku menemukannya di kiri konter imigrasi.

Mau Shalat?

Berbekal nanya ke polisi bandara setelah tak kunjung menemukan tanda, Aku menemukan mushalla setelah naik satu lantai.

Bagaimana dengan tempat tidurnya?

Tenang gaes, Kamu akan aman tidur disini karena akan ditemani para polisi bandara. Kursi triple cukup  nyaman untuk sekedar merebah hingga esok pagi. Siapkan jaket tebal karena AC airportnya muantab.…Menggigil semalaman membuatku ngantuk berat di keesokan harinya.

Jangan baper jika sedikit mosquito menyapa kalian….jangan pelit kasih sedikit darah supaya mereka juga nyenyak….hihihi

Sebetulnya di ruang tunggu yang berbatasan langsung dengan konter imigrasi ini ada tanda dilarang mengambil foto….Aku hanya mengabadikan seperlunya untuk keperluan tulisan ini…..buandelll

Mau Belanja?

Boleh…tepat di sebelah ruang tunggu terdapat 4 duty free shop. Eiitt….verboden baut guweh, cukup liat dari kejauhan aja.

Mau tuker uang ?

Ada 3 money changer di sebelah kiri konter imigrasi. Tukarlah uang secukupnya karena ketika uangku sisa 300 Taka tak bisa di tukar lagi….Kubelikan saja makanan untuk lunch di pesawat nanti saat terbang ke Mumbai.

Mau Makan?

Hanya ada satu restoran di bandara ini tepat di seberang depan kanan money changer. Harga nasi gorengnya 470 Taka atau sekitar Rp. 85.000 membuatku takkan pernah bisa mengambil foto penampakan dalam restoran….maaf ya….hihihi.

Aku juga menemukan flight transfer desk di ruangan terpisah di belakang money changer, konter ini dikelola oleh Biman Bangladesh Airlines. Jadi penerbangan dengan airlines apapun, transfernya akan diurusin oleh mereka.

Toilet?

Desain toilet sederhana tapi cukup bersih menurutku. Kalau mau nyaman….ya nongkronglah di pagi subuh saat toilet masih wangi….hihihi….karena guweh juga selalu begitu.

Tentang Mereka?

Aku berinteraksi dengan seorang Bapak yang hendak bekerja ke Malaysia untuk sekedar menjadi security. Juga seorang Bapak yang baru pulang kerja dari Kuwait, atau sekedar membantu anak muda buta huruf untuk menunjukkan dimana gatenya untuk terbang

Keramahan mereka meninggalkan kesan, tak terlupakan dan menyentuh hati. Ingin rasanya kembali lagi ke kehangatan mereka suatu saat.

Dan akhirnya masa inapku berakhir saat Jet Airways memanggiku untuk terbang ke Mumbai:

Thanks Shahjalal….Nice Dhaka….Beauty Bangladesh.

18 thoughts on “Menginap di Shahjalal International Airport, Dhaka

    • Aku ga tahu ya mase…karena ga ada yg memulai tidur di mushola, jadi aku jiper duluan….lagian di lantai tempat mushola berada langsung berdekatan dengan kantor para staff bandara…para staff bandara yg kecapean juga tidur di kursi lantai bawah masalahnya….jadi ngikut aja

  • Mimpi orang memang beda2 ya…
    Tapi kalau melihat foto2 diatas kesannya lebih teratur daripada negara kita ya? Sementara kalau dengar2 Khan,,, negara itu lumayan gimana gitu… He he he

    • Sebetulnya kita lebih maju daripada Bangladesh. Perilaku tentang sampah, kita lebih baik juga. Kondisi bangunan kita juga lebih modern….tapi, selama 3 hari 2 malam disana, Aku menemukan kesederhanaan dan kesahajaan penduduknya….mereka baik banget dan peduli banget sama tamu mereka. Benar memang Bangladesh selalu bermasalah dengan politik dan terorism, tapi selama disana Aku merasa nyaman saja…..Sondang, tertarik mau kesana? Hihihi…..

      • Toba lake memang sangat indah, aku yang sudah sering saja tak pernah bosan kesana.
        Yah, banyak banget destinasi di Indonesia yang keren. Tapi saat ini aku belum berani mimpi kemana-mana karena keterbatasan.
        😊😊😊
        Jadi cukup menikmati dari pengalaman orang lain pun sudah membuatku sangat senang😀

      • Mimpi itu akan muncul seiring waktu…Kamu akan merasakan mimpi itu, kemudian akan muncul mimpi yang lain….percaya bahwa Tuhan itu Maha Adil dan akan merealisasi mimpi setiap manusia….Begitupun Aku, menjadi backpacker gila yang terkadang tidur di bandara dan terminal hanya demi mengejar mimpi….hihihi

      • Amin…🙏

        Itu sebenarnya impian remajaku🤭, tapi seiring waktu berlalu sudah puluhan tahun impian itu terkubur oleh keterbatasan. Apalagi perjalanan kehidupan telah menghantarkan ku dalam ketidakmungkinan (menurut pikiran pendek manusia), terkadang bila muncul ke permukaan sesaat diriku memang masih menyimpan harap…

        #eh, koq malah curhat ha ha ha…

  • “Jangan baper jika sedikit mosquito menyapa kalian….jangan pelit kasih sedikit darah supaya mereka juga nyenyak….hihihi”

    Baik banget sih jadi orang donor darah buat nyamuk … Hahahaha

Leave a Reply