Tak dipungkiri hatiku mulai berdebar ketika “Wanita Melayu” itu menutup pasporku. “Follow our staff to Office”, yup random checking. Kebiasaanku ketika memasuki imigrasi Singapura adalah selalu memilih jalur antrian yang dihandle oleh petugas keturunan Melayu. Aku merasa nyaman saja. Tetapi kali ini faktanya berbeda….hehehe
Memasuki jalur khusus, Aku diarahkan ke lantai 2 Imigrasi Woodlands. Aku harus berdiri di luar ruangan karena penuhnya pemeriksaan hingga lelaki keturunan India itu memberikan isyarat untuk masuk kedalam tapi tetap berdiri.
Waktu itu Aku sengaja memasuki Johor Bahru melalui Imigrasi Tuas dan meninggalkannya melalui Imigrasi Woodlands. Dengan begitu Aku bisa merasakan perbedaan kedua pos imigrasi itu.
Sebetulnya Aku tidak setakut yang dibayangkan karena Aku pernah mengalami hal yang lebih parah di Imigrasi Busan (Lihat tulisanku: Ketatnya Imigrasi Busan). Opsir perempuan hanya menanyaiku : tiket pesawat pulang, menginap dimana, kerja dimana, jalan sama siapa, dan kerja dimana (untuk hal ini aku sengaja siapkan business card dan KTP). Setelah itu Aku diminta menunggu dan dipanggil kembali oleh opsir lain yang lebih muda, Dia hanya menanyakan bawa uang berapa. Karena uang yang kubawa difikirnya cukup barulah aku dipanggil ke opsir lain untuk pengambilan sidik jari dan stempel paspor.
Paspor kemudian diletakkan di rak paspor kecil, ternyata 5 menit kemudian ada polisi muda datang dan hanya mengambil 10 paspor saja dari rak itu lalu menyebut nama-nama pemilik paspor, Aku salah satunya. Dibawalah Aku bersama 9 turis lain menuju lift. Ternyata lift memang hanya cukup untuk 10 orang, aku baru ngeh kenapa polisi muda itu Cuma panggil 10 nama.
Selepas turun dari lift Aku segera menunggu bus Causeway link 2 (CW2) untuk memasuki Singapura. Bus CW2 yang membawaku masuk Woodlands Immigration dari Johor Baru tentu sudah ngacir duluan karena ga mungkin menunggu Aku diperiksa. Tapi Aku tak perlu khawatir karena bebas naik CW2 manapun untuk menuju tujuan akhir di Queen Street, Bugis.
“Si Zanky” sumringah memasuki Singapura
Melihat kedua perbatasan, terlihat bahwa perbatasan Tuas sedikit lebih longgar dan tidak crowded. Ketika Aku melintas keluar menuju Johor Bahru sehari sebelumnya terlihat jelas banyak orang memasuki Singapore dengan cepat tanpa antrian. Pun menurut driver bus JPO2 (jurusan Mall of Medini-Johor Premium Outlet), kalau mau mudah dan cepat memasuki Singapore disarankan melalui Tuas Checkpoint.
Suasana Tuas Checkpoint
Buat Kamu yang berniat mencoba kedua checkpoint itu maka bersiaplah memperkaya pengalaman traveling Kamu dan nikmati saja setiap proses yang akan terjadi. Apabila mendapat random checking maka hadapi dengan tenang dan tentu Kamu akan semakin mahir menghadapi setiap masalah ketika berada di negeri orang.
Tetep deg2an Klo aku….
hehehe….iya juga sih….asalkan semua identitas lengkap dan itinerary ada, pasti OK.
Jangankan dia, aku juga paling ya sumringah kalo masuk singapur
Lha belum pernah…
Hahaha….bener juga sih. Masuk kota tujuan saat traveling itu bikin penasaran…..kesana dunk mas…..liat liat….cekrak cekrek📸
Asik nih ada effect deg-degan nya hahaha
Yah begitu deh mbak Sita….hehehe….tiap masuk imigrasi negara orang dg Cara normal aja deg deg an….apalagi kena random checking……tp OK lah buat nambah experience…hhehehe
seru itu sih. klo lempeng2 aja ga ada bahan cerita kan hehehe
Saya belum pernah kena random checking sih, tapi pergi ke suatu daerah yang belum pernah dikunjungi tanpa ada yang kenal seorangpun… plus akhirnya carrier kita dibobol orang itu ya juga bikin deg-degan lho… Hahahaha
*pengalaman pribadi tapi belum sempat ditulis 🙂
Nah ini penjelajah Nusantara…..sampai daerah-daerah dalam…keren…..btw, itu carrier bisa bobol karena ditinggal di kamar penginapan atau sdg dalam transportasi umum mas?..kok bisa…..kalau Saya ke Negeri orang, semua barang penting selalu nemplok di dada dalam tas kecil, mau Mandi atau mau tidur jg ga bakal lepas….hahahah
Carrier dibobol entah sewaktu transit di bandara Makassar atau Ternate, mas.
Tapi kalau melihat hitungan lama transit kemungkinan besar di Ternate sih. Untungnya semua barang penting ada di dalam tas kamera yang saya bawa, mas.
Sudah jadi standar para traveler lah ya, tas dipisah begitu.
Wow,Singapore!It’s City☺️👍👍
Hi Nasuko, do you ever go to Singapore?
No,I’m Not Yet(T^T)!!
Where do you stay in Japan, Nasuko?
It’s secret!!XD
Ok okay…I’m sorry